Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pesan SBY

Terkait Vaksin Covid-19 Gratis, SBY Berikan Pesan ke Pemerintah: Janji Kepada Rakyat Harus Ditepati

Terkait penanganan Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi soal pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

Editor: Glendi Manengal
Istimewa
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Terkait penanganan Covid-19 yang terjadi di Indonesia.

Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi soal pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

Terkait hal tersebut SBY pun berpesan kepada pemerintah untuk tepati janji.

Baca juga: Berhasil Menangani 779 Kasus, Ini Data Penanganan Tindak Kriminal di Polres Minahasa

Baca juga: Mama Dedeh Melahirkan Bayi Tanpa Hamil, Keajaiban di Kamar Mandi, Rutin Minum Obat KB, Suami Kaget

Baca juga: 3 Cara Klaim Token Listrik Gratis dan Diskon Listrik dari PLN Januari 2021, Cek di Sini!

Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono berpesan dengan pandemi Covid-19 harus tetap optimis, apalagi sekarang sudah ada vaksin corona.

Pria yang akrab disapa SBY ini pun optimis dengan adanya vaksin corona maka Indonesia akan punya jalan untuk meredakan serta memulihkan perekonomian yang terpuruk.

Namun, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mengingatkan pemerintah agar menepati janji-janji terkait penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Salah satunya, yaitu janji memberikan layanan vaksinasi Covid-19 gratis bagi seluruh masyarakat yang jadi target penerima vaksin.

"Poin saya adalah apa yang telah dijanjikan oleh pemerintah kepada rakyat harus benar-benar ditepati. Kalau tidak, misalnya karena salah perencanaan dan salah hitung, bisa menimbulkan chaos tersendiri," kata SBY dalam keterangan tertulis, Jumat (8/1/2021).

Ia mengatakan, penyediaan layanan vaksinasi Covid-19 gratis tentu membutuhkan anggaran yang cukup besar.

SBY berharap pemerintah merencanakannya dengan baik, mengingat kondisi keuangan negara saat ini terbatas akibat dampak pandemi.

Menurut SBY, pemerintah juga tidak bisa lagi mengandalkan utang.

"Presiden Jokowi sudah menjanjikan vaksin ini gratis bagi seluruh rakyat Indonesia. Ingat, keuangan negara dan ruang fiskal kita sungguh terbatas," kata SBY.

"Tentu negara tak bisa terus-menerus berutang, karena utang yang kian menggunung akan menambah beban ekonomi yang kini bebannya sudah sangat," ujarnya.

SBY berpendapat, dampaknya akan sangat buruk jika pemerintah tidak mampu mengelola keuangan dengan baik dan sampai ingkar janji.

Menurut Presiden ke-6 RI itu, masyarakat bisa panik, marah, dan kehilangan harapan.

"Keseluruhan upaya mengatasi pandemi di negeri ini juga bisa gagal. Saya berpandangan bahwa sebenarnya pemerintah mampu untuk mengelola vaksinasi ini dengan baik. Syaratnya, lakukan manajemen krisis yang efektif serta bekerja siang dan malam. Bukan business as usual," kata SBY.

Sementara itu, terkait jenis vaksin Covid-19 yang akan diberikan untuk publik, SBY mengingatkan dua faktor penting yang harus dipenuhi.

Dua faktor itu adalah keamanan dan efikasi vaksin.

"Yang penting, penjelasan pemerintah kepada masyarakat harus gamblang, transparan dan dapat dimengerti dengan baik," kata SBY.

Ia mengatakan, pemerintah tidak boleh gagal melaksanakan vaksinasi Covid-19. Sebab, pelaksanaan vaksinasi dinilai jadi jalan bagi Indonesia untuk segera mengakhiri pandemi.

"Saya yakin rakyat Indonesia, termasuk saya, sangat berharap pemerintah dapat melakukan vaksinasi nasional ini dengan baik. Harus sukses dan tak boleh gagal, karena itulah jalan bagi pengakhiran pandemi di negeri ini," tutur SBY.

Harapan 

SBY pun memberikan pesan lewat akun facebook resmi untuk menghadapi masa depan dengan lebih optimis.

Apalagi di masa pandemi Covid19 seperti ini, berikut sebagian tulisan yang dikutip Wartakotalive.com, Jumat (8/1/2021)

Alhamdulillah, tahun 2020 telah kita lalui. Tahun kemarin sungguh sangat berat bagi umat manusia. Sejarah mencatatnya sebagai tahun yang kelam, tahun musibah dan tahun ujian.

Secara global, pandemi corona yang amat ganas telah memakan korban jiwa sebesar 1,8 juta dan yang terjangkit mencapai 85 juta orang. Dampak dan ikutannya adalah krisis ekonomi yang memukul semua negara di dunia.

Potret negeri kita, Indonesia, kurang lebih sama. Rakyat Indonesia yang terinfeksi Covid-19 dan yang meninggal dunia jumlahnya juga lumayan besar, dan tercatat sebagai yang terbesar di Asia Tenggara dan Asia Timur.

Ekonomi kita juga mengalami resesi dan tekanan-tekanan lain, yang akhirnya menambah beban hidup dan penderitaan rakyat kita.

Saya pantau, sikap masyarakat dalam menghadapi tahun baru 2021 cukup beragam. Ada yang pesimis, ada pula yang optimis.

Ada yang pasrah dan masa bodoh, ada juga yang punya semangat untuk ikut mengubah keadaan ke arah yang lebih baik.

Saya sendiri memilih untuk bersikap lebih optimistis (cautious optimism) dan yakin bahwa negeri kita masih punya jalan untuk sukses. Artinya, peluang bagi meredanya badai corona dan pulihnya ekonomi kita memang ada.

Sungguhpun demikian, semua itu tak datang dari langit. Jangan pula bersikap “take for granted”, seolah peluang baik itu akan datang dengan sendirinya.

Misalnya, jangan lantaran vaksin sudah datang pasti pandemi akan segera hilang. Setelah itu ekonomi kita akan pulih kembali dan bahkan tumbuh meroket. Jangan bersikap dan berpikir begitu. Tuhan tidak suka.

Mestinya sikap dan cara berpikir kita adalah “dengan semangat dan tekad yang baru, mari kita makin bersatu dan berikhtiar sekuat tenaga agar semua permasalahan bangsa di tahun 2021 ini dapat kita atasi”.

Saya ingin menyampaikan pemikiran yang sederhana, bagaimana kita bisa menggunakan peluang untuk memperbaiki kondisi dan situasi negara kita dari hempasan krisis kembar, yaitu pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi saat ini. Barangkali pemikiran ini ada manfaatnya.

Permasalahan Utama Bangsa

Peluang ke arah keberhasilan (sukses), bisa kita kaitkan secara langsung dengan apa tantangan dan permasalahan yang kita hadapi.

Mudahnya, jika permasalahan utama bangsa ini dapat kita atasi di tahun 2021 ini, peluang baik itu menjadi kenyataan.

Untuk itu, mata rantainya, negara dan pemerintah mesti bisa mengidentifikasi permasalahan utama kita.

Setelah itu, fokus dan mengerahkan segala sumber daya yang kita miliki untuk mengatasinya. Tentu saja kebijakan pemerintah yang tepat serta perencanaan dan pelaksanaan yang efektif sangat diperlukan.

Demikian juga manajemen dan kepemimpinan di semua tingkatan, di seluruh tanah air, juga sangat menentukan suksesnya pekerjaan besar kita.

Menurut pendapat saya tantangan dan permasalahan bangsa yang utama ada tiga.

Pertama, pandemi corona yang harus segera diatasi. Kedua, krisis ekonomi yang harus diakhiri dan kemudian ekonomi dipulihkan kembali.

Ketiga, mungkin tak terkait langsung dengan dua permasalahan yang lain, yaitu melemahnya kerukunan masyarakat karena faktor identitas, politik dan ideologi yang tak boleh dibiarkan.

Permasalahan yang ketiga ini justru lebih mendasar sifatnya dan jika kita abaikan dampaknya akan sangat buruk bagi kehidupan bangsa di masa depan. Kalau tidak kita atasi dan kelola dengan baik, disharmoni sosial ini akan membuat bangsa kita benar-benar terpecah dan terbelah (divided).

Menghentikan Pandemi Covid-19

Hadirnya vaksin, dari berbagai jenis dan negara pembuatnya, merupakan harapan baru. Sangat mungkin vaksin dan vaksinasi menjadi titik balik (turning point) bagi pengakhiran pandemi Covid-19 di seluruh dunia.

Tentunya termasuk Indonesia. Karenanya, vaksinasi sebagai program pemerintah dan gerakan nasional haruslah benar-benar sukses.

Yang perlu diperhatikan, vaksinasi terhadap rakyat Indonesia yang jumlahnya 200 juta lebih tentu memerlukan waktu.

Oleh karena itu jangan sampai upaya mengatasi Covid saat ini menjadi kendor, termasuk dalam menjalankan berbagai pembatasan yang diperlukan.

Saya mengikuti penjelasan Menteri Kesehatan tanggal 2 Januari 2021 bahwa vaksinasi akan tuntas dalam waktu 3,5 tahun.

Satu hari kemudian diralat oleh pejabat senior Kemenkes yang mengatakan bahwa vaksinasi akan selesai dalam waktu 15 bulan. Artinya, vaksinasi terakhir terhadap manusia Indonesia akan berlangsung pada tanggal 13 April 2022.

Saya tak ingin berdebat tentang realistiknya berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan vaksinasi di negeri ini. Timeline-nya juga seperti apa. Yang penting, segalanya mesti direncanakan, disiapkan dan dilaksanakan dengan baik.

Saya mengetahui tantangan dan kompleksitas vaksinasi untuk rakyat Indonesia. Misalnya faktor geografi, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Juga dari segi demografi, mengingat penduduk Indonesia tersebar di berbagai pelosok tanah air dan sebagian daripadanya sulit dijangkau.

Juga keadaan dan kesiapan infrastruktur kesehatan masyarakat di berbagai wilayah, termasuk faktor transportasi, penyimpanan dan distribusi vaksin serta elemen logistik yang lain.

Kapan berbagai jenis vaksin yang dipesan pemerintah datang di Indonesia, sesuai kesanggupan penjualnya, juga harus menjadi bagian dari perencanaan yang realistik.

Di samping itu, pemerintah tentu harus menyiapkan anggaran yang cukup besar. Apalagi Presiden Jokowi sudah menjanjikan vaksin ini gratis bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ingat, keuangan negara dan ruang fiskal kita sungguh terbatas. Tentu negara tak bisa terus-menerus berutang, karena utang yang kian menggunung akan menambah beban ekonomi yang kini bebannya sudah sangat berat.

Point saya adalah apa yang telah dijanjikan oleh pemerintah kepada rakyat harus benar-benar ditepati. Kalau tidak, misalnya karena salah perencanaan dan salah hitung, bisa menimbulkan chaos tersendiri. Hal begitu juga akan membuat masyarakat kehilangan kepercayaan kepada pemerintahnya (mistrust). Kalau ini terjadi dampaknya buruk.

Masyarakat bisa panik, marah dan kehilangan harapan. Keseluruhan upaya mengatasi pandemi di negeri ini juga bisa gagal.

Saya berpandangan bahwa sebenarnya pemerintah mampu (capable) untuk mengelola vaksinasi ini dengan baik. Syaratnya, lakukan manajemen krisis yang efektif serta bekerja siang dan malam. Bukan business as usual.

Tentang pemilihan jenis vaksin yang akan disuntikkan kepada masyarakat tentu pemerintah telah mempertimbangkan segala aspeknya. Menurut pandangan saya, ada 2 faktor utama yang harus dipenuhi.

Pertama safety, artinya vaksin tersebut aman dan tidak membahayakan bagi yang menggunakan. Sedangkan yang kedua efficacy, atau memiliki tingkat efektivitas yang tinggi alias manjur.

Yang penting, penjelasan pemerintah kepada masyarakat harus gamblang, transparan dan dapat dimengerti dengan baik.

Saya yakin rakyat Indonesia, termasuk saya, sangat berharap pemerintah dapat melakukan vaksinasi nasional ini dengan baik. Harus sukses dan tak boleh gagal, karena itulah jalan bagi pengakhiran pandemi di negeri ini.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "SBY Ingatkan Pemerintah Tepat Janji Beri Vaksin Covid-19 Gratis untuk Masyarakat"

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pesan SBY Soal Vaksin Covid Gratis Jangan Sampai Ingkar Janji Pada Rakyat : 'Tak Boleh Gagal!', https://wartakota.tribunnews.com/2021/01/08/pesan-sby-soal-vaksin-covid-gratis-jangan-sampai-ingkar-janji-pada-rakyat-tak-boleh-gagal?page=all.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved