Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Calon Kapolri

Komjen Gatot Eddy Disebut Menguat Jadi Kapolri di Lingkungan Istana, Wakapolri Komjen Sigit

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyampaikan gagasan tersebut mulai menguat di lingkungan istana.

Editor: Aldi Ponge
Kompas.com
Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengungkapkan nama Komjen Gatot Eddy bakal menjadi Kapolri.

Nama Komjen Gatot Eddy menguat di lingkungan Istana.

Sehingga presiden Joko Widodo (Jokowi)  dikabarkan sedang mempertimbangkan pen Komjen Gatot Eddy menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis yang memasuki masa pensiun.

 Jokowi akan sekaligus menunjuk Kabareskrim Listyo Sigit Prabowo sebagai Wakapolri untuk menggantikan posisi Gatot.

"Saat ini ada gagasan dari lingkungan Istana Kepresidenan untuk membuat satu paket pergantian Kapolri dan Wakapolri,

yakni menaikkan Wakapolri Komjen Gatot Eddy menjadi Kapolri pengganti Idham Azis dan sekaligus mendorong Kabareskrim Komjen Sigit menjadi Wakapolri menggantikan Gatot Eddy," kata Neta dalam keterangannya, Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Minimalisir Penularan Covid-19, Pemerintah Batasi Aktivitas Masyarakat di Sejumlah Daerah

Baca juga: Sholawat Allah Allah Aghisna Ya Rasulullah, Lirik Berbahasa Arab Beserta dengan Terjemahannya

Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo (tengah) menjelaskan prose penyerahan barang bukti dan tersangka kasus dugaan korupsi penjualan kondensat oleh PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di gedung Bareskrim, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo (tengah) menjelaskan prose penyerahan barang bukti dan tersangka kasus dugaan korupsi penjualan kondensat oleh PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di gedung Bareskrim, Jakarta, Kamis (30/1/2020). (KOMPASTV)

Dari pantauan IPW, gagasan tersebut semakin serius dibahas kalangan Istana atau kalangan dekat Presiden Jokowi menjelang penyerahan nama Kapolri baru ke DPR.

Ini setelah Wanjakti Polri dan Kompolnas menyampaikan usulan nama nama calon Kapolri kepada Presiden.

"Diperkirakan usulan nama calon Kapolri itu sudah disampaikan Wanjakti Polri, sementara usulan nama dari Kompolnas diperkirakan baru diserahkan pada Jumat 8 Januari 2021," ungkap dia.

Setelah mendapatkan usulan nama-nama calon Kapolri, Presiden akan memilih satu nama yang

kemudian pada Senin 11 Januari 2021 diserahkan kepada DPR agar Komisi III DPR bisa melakukan uji kepatutan, sebelum Kapolri Idham Azis pensiun pada 25 Januari 2021.

"Di lingkungan Istana Kepresidenan saat ini memang sudah mengkristal dua nama calon Kapolri, yakni dari senior Akpol 88 dan junior Akpol 91.

Sementara dari kalangan internal Polri berharap Presiden Jokowi memilih jenderal senior sebagai Kapolri pengganti Idham Azis.

Begitu juga untuk posisi Wakapolri diharapkan dipilih dari jenderal senior dan bukan jenderal junior," jelasnya.

Dengan demikian pada priode 2021 sampai 2024, Presiden Jokowi masih bisa mengangkat dua kapolri lagi.

Pertama, figur yang diangkat menjadi Kapolri adalah jenderal senior dengan NRP 65 yang berakhir masa tugasnya di tahun 2023. 

Kedua, kapolri NRP 65 yang pensiun di tahun 2023 itu selanjutnya akan digantikan oleh jenderal dengan NRP 67 atau 68 yang berakhir masa dinasnya di tahun 2025 atau 2026.

Baca juga: Detik-detik Dua Terduga Teroris JAD Tewas Tertembak di Makassar, Ini Kronologinya

Baca juga: Trump Dituding China Memulai Perang Dingin Baru, Tendang 3 Perusahaan China di Bursa Wall Street

Dengan demikian proses suksesi di Polri berjalan tanpa gejolak dan tanpa keresahan.

"IPW sendiri melihat, proses suksesi di Polri kali ini sangat berbeda dengan suksesi sebelumnya.

Saat ini suksesi Polri diwarnai situasi sosial politik yang penuh dengan dinamika munculnya kelompok kelompok garis keras keagamaan.

Bagaimana pun Presiden Jokowi patut mencermati situasi dan dinamika yang berkembang sehingga Kapolri yang dipilih tidak rentan terhadap masalah dari dinamika sosial politik yang berkembang tersebut," bebernya.

Menurutnya, presiden Jokowi harus mampu mengambil keputusan yang tepat mengenai penunjukkan posisi Kapolri tersebut.

"Presiden harus memilih figur kapolri yang tidak hanya loyal, tapi juga harus memilih figur yang mampu mengkonsolidasikan institusinya dengan kapabilitasnya yang disegani senior maupun juniornya.

Selain itu figur yang dekat dengan tokoh tokoh masyarakat dan memiliki jam terbang yang tinggi dalam menjaga keamanan masyarakat.

Sehingga keberadaan kapolri tersebut tidak menjadi beban sosial bagi Presiden hingga usainya masa jabatan Jokowi di 2024," tukasnya.

3 Sosok Kuat Pengganti Idham Aziz dalam Bursa Calon Kapolri, Jago dalam Humas hingga Reserse

Nama-nama kandidat calon Kapolri kembali mencuat dan menjadi perbincangan, terutama jelang purna tugasnya Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis pada Februari mendatang.

Sejumlah narasi pun beredar terkait sosok-sosok kandidat Kapolri, meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum menyodorkan nama calon Kapolri kepada DPR.

Seperti yang diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, anggota Komisi III DPR RI, Habiburokhman, menyebut ada beberapa sosok kuat untuk menjadi orang nomor satu di institusi Polri.

Ia membeberkan sosok calon Kapolri yang menguasai beraneka bidang, mulai dari bidang humas hingga reserse.

"Ada beberapa sosok pati senior yang saat ini santer isunya jadi kandidat," katanya.

"Ada yang jago di bidang serse, ada yang jago di Humas, ada juga yang lama di bidang pemeliharaan kamtibmas," jelas Habiburokhman kepada wartawan, Selasa (5/1/2021).

Adapun beberapa sosok mencuat menjadi kandidat calon Kapolri, terdiri dari perwira tinggi Polri berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen) atau berpangkat tiga bintang.

Tiga Komjen ini pun termasuk dalam kriteria yang idisebut Habiburokhman di atas.

Siapa mereka?

Ini rangkumannya seperti diberitakan Tribunnews.com:

Saat ini setidaknya, ada tiga nama Komisaris Jenderal (Komjen) yang diunggulkan dari percaturan argumen.

Mereka berasal dari angkatan 1988.

Mereka adalah Komjen Pol Gatot Eddy Pramono selaku Wakapolri, Komjen Pol Boy Rafli Amar selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Komjen Pol Agus Andrianto selaku Kabaharkam angkatan 1989.

Gatot Eddy Pramono

Sepanjang masa pandemi Covid-19, Wakapolri Gatot Eddy Pramono kerap muncul di publik.

Pasalnya, ia ditugaskan Jokowi sebagai Wakil Ketua Pelaksana II Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN).

Gatot Eddy Pramono hingga saat ini disebut sebagai calon kuat Kapolri pengganti Idham Aziz.

Polisi kelahiran Solok, Sumatra Barat, 28 Juni 1965 berpengalaman dalam bidang reserse.

Sebelum menjadi Wakapolri, ia menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komaruddin, mengatakan, Gatot Eddy merupakan satu dari tiga nama yang paling direkomendasikan untuk menjadi Kapolri.

Sementara itu, Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta, memberikan gambaran keuntungan Komjen Pol Gatot menjadi Kapolri dengan masa kerja masih tiga tahun dan sudah cukup senior.

"Pengalaman Komjen Pol Gatot Eddy perlu perhitungkan, pernah jabat Kapolda Metro Jaya sehingga paham soal situasi lapangan," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/12).

Boy Rafli Amar

Karir Boy Rafli Amar mirip dengan Tito Karnavian yang melejit setelah menjabat Kapolda Papua.

Hal yang sama juga, Boy juga saat ini menduduki jabatan Kepala BNPT.

Perbedaannya, Boy banyak dikenal sebagai Humas Polri.

Boy Rafli Amar lahir di Jakarta pada 25 Maret 1965 dari pasangan Minangkabau.

Ayahnya berasal dari Solok, sedangkan ibunya dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat.

Ia adalah cucu dari sastrawan Indonesia, Aman Datuk Madjoindo.

Boy menikah dengan Irawati dan telah dikaruniai dua orang anak.

Staf Pengajar Universitas Tarumanagara, Dr Urbanisasi, memprediksi Boy Rafli sangat layak untuk menjadi Kapolri.

Selain sosok humanis, ia juga memiliki kemampuan komunikasi ke segala lini.

"Hal ini merupakan modal sekaligus prestasi Komjen Boy Rafly ketika menjadi Kadiv Humas Polri," kata Urbanisasi di Jakarta, Senin (21/12/2020).

Lebih lanjut, Urbanisasi mengatakan, salah satu prestasi terbaik Boy Rafli sebagai perwira polisi adalah ketika bertugas di Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.

"Kasus terorisme yang ditangani pak Boy termasuk kasus berskala besar dan jangkauannya internasional, beliau menangani kasus bom Bali," ujar Urbanisasi.

Dalam menangani kasus Bom Bali, Boy banyak berhadapan dengan para pelakunya, seperti Amrozi, Imam Samudra, Muklas, Ali Imron, Doktor Azhari, dan Nurdin M Top.

Bahkan, dengan Ustaz Abu Bakar Baa’syir, ketua pesantren Ngruki Solo yang dulu membaiat orang-orang atau pelaku-pelaku bom Bali.

"Loyalitas pengabdian, profesionalisme dan integritas Boy Rafli tak diragukan lagi. Kredibilitas, kompetensi, mental dan moral sangat baik," ungkapnya.

"Lebih penting dan utama lagi, setia pada negara dan pimpinannya. hal ini sangat penting bagi presiden Jokowi menunjuk seorang pembantunya di samping profesionalisme," lanjutnya.

Agus Andrianto

Pria lulusan Akpol 1989 ini diketahui berpengalaman dalam bidang reserse.

Sebelum jadi Kabaharkam, Agus Andrianto menjabat Kapolda Sumut menggantikan Komjen Firli Bahuri, yang menjadi Ketua KPK.

Agus lahir di Blora, Jawa Tengah, 16 Februari 1967.

Dia selama ini sangat gencar mengampanyekan penggunakan produk dalam negeri di institusi kepolisian.

Ia pernah dianugerahi beberapa tanda penghormatan, di antaranya Bintang Bhayangkara Pratama, SL Pengabdian XXIV, SL Ksatria Bhayangkara, SL Operasi Kepolisian hingga France Medal.

Agus sangat terkenal ketika menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri pada 2016, tatkala menangani kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Lantas, siapa perkiraan kandidat yang akan jadi calon Kapolri?

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar, Supriansa mengatakan, sejauh ini belum ada kandidat yang secara resmi dikirimkan Presiden ke DPR.

Melalui pesan WhatsApp, dia menyatakan, hasilnya baru akan bisa disimpulkan dari hasil fit and proper test oleh DPR.

SUMBER: https://www.tribunnews.com/nasional/2021/01/06/3-sosok-kuat-pengganti-idham-aziz-dalam-bursa-calon-kapolri-jago-dalam-humas-hingga-reserse?page=all

SUMBER:  https://www.tribunnews.com/nasional/2021/01/06/ipw-sebut-komjen-gatot-eddy-menguat-jadi-kapolri-di-lingkungan-istana?page=all

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved