Vaksin Covid19
Disuntik Vaksin, Petugas Medis Kejang, Alami Infeksi Otak dan Sumsum Tulang Belakang
Dokter wanita yang tidak disebutkan namanya, yang harus dirawat secara aktif di sebuah rumah sakit di negara bagian utara Nuevo Leon.
Sementara Pfizer dan BioNTech belum memberikan komentar.
Lebih dari 126.500 orang telah meninggal karena Covid-19 di Meksiko, negara tetangganya.
Negara itu telah memberikan vaksin gelombang pertamanya kepada petugas kesehatan, sejak 24 Desember.
Sementara itu, Israel juga telah menggunakan vaksin ini untuk disuntikan pada seluruh rakyatnya, namun menurut Times of Israel sebanyak 240 orang justru positif Covid-19.
Vaksin Pfizer tidak dibuat dengan virus corona itu sendiri, artinya tidak ada kemungkinan siapa pun dapat tertular dari suntikan.
Sebaliknya, vaksin tersebut berisi potongan kode genetik yang melatih sistem kekebalan untuk mengenali protein berduri di permukaan virus itu.
Dengan demikian hal itu membuat antibodi untuk menyerang jika bertemu dengan yang asli.
Tetapi proses ini membutuhkan waktu, dan penelitian tentang vaksin sejauh ini menunjukkan kekebalan terhadap virus hanya meningkat sekitar 8-10 hari setelah suntikan pertama.
Kemudian hanya memiliki keefektifan sekitar 50 persen.
Inilah sebabnya mengapa dosis kedua dari vaksin, yang diberikan 21 hari setelah yang pertama, sangat penting.
Karena mampu memperkuat respons sistem kekebalan terhadap virus, membuatnya menjadi 95% efektif dan memastikan bahwa kekebalan bertahan.
Tingkat kekebalan ini hanya dicapai sekitar satu minggu setelah dosis kedua atau 28 hari setelah yang pertama.
Siapapun yang terinfeksi beberapa hari sebelum mendapatkan dosis pertama vaksin atau dalam minggu-minggu sebelum efektivitas penuh tercapai masih dalam bahaya mengembangkan gejala.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Bayi, Ibu Kandung Diduga Pelaku, Selalu Menangis Saat Ditanya Polisi
Baca juga: Apel Perdana, Bupati Tetty Paruntu Beri Motivasi untuk ASN
Baca juga: Jokowi Ingatkan Para Menteri dan Kepala Daerah Ikut Awasi Penyaluran Bantuan Sosial