Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan Pajero Tabrak Pembatas Jalan, Korban Satu Keluarga Berjumlah 6 Orang, Kendaraan Ringsek

Kecelakaan Mitshubisi Pajero bernopol B 1953 FJC Sabtu (26/12/2020). 6 orang penumpang jadi korban.

Editor: Frandi Piring
Istimewa
Kecelakaan di jalan Tol Solo- Kertosono, tepatnya di desa Sindon, Kecamatan Ngempak, Boyolali, Sabtu (26/12/2020). 

Korban lalu dibawa ke kamar jenazah RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen untuk proses identifikasi.

Mengenal Aquaplaning

Polisi menyebut penyebab kecelakaan di Tol Solo-Ngawi, tepatnya di KM 527, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen pada Jumat (18/12/2020) lalu karena Aquaplaning.

Aquaplaning adalah kondisi dimana air di depan ban berkumpul dan tidak dapat dialirkan maupun diteruskan meski roda berputar.

Akibat dari Aquaplaning ini ban mobil bisa kehilangan traksi atau cengekraman.

Resiko mobil terjadi Aquaplaning lebih besar saat musim hujan telah tiba.

Sehingga sudah selayaknya pengendara lebih berhati-hati saat mengemudi di permukaan jalan yang diguyur hujan dan disertai tantangan lain.

Seperti pandangan area sekitar yang buruk, jalanan licin, genangan air, serta rintangan yang tak terduga seperti pohon tumbang.

Dalam kondisi ini, pengendara memerlukan penyesuaian cara mengemudi dan kewaspadaan ekstra. Terutama saat memeriksa kondisi mobil agar tetap prima.

Sebuah mobil terbakar di jalur exit tol Pungkruk Sragen, Jumat (18/12/2020). (TribunSolo.com / istimewa)
Dikutip dari Kompas.com Cara Benar Antisipasi Saat Mobil Terkena ”Aquaplaning” ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menghindari Aquaplaning.

Customer Care Director General Motors Indonesia Dadan Ramadhani, secara khusus memberikan beberapa tips:

1. Perlambat kendaraan saat melintasi genangan air untuk mengecilkan risiko terjadinya selip dan menambah jarak aman dengan kendaraan di depan. Kecepatan yang lebih rendah juga mengurangi kemungkinan terjadinya aquaplaning. Akibatnya, ada lapisan lain (air) antara ban dan permukaan jalan, akibatnya ban mulai "mengambang" dan kendaraan berpotensi tergelincir karena tidak ada daya cengkram.

2. Pengendara dapat menyadari ketika mengalami aquaplaning saat kemudi tiba-tiba terasa ringan dan kendaraan tidak merespons gerakan kemudi.

3. Gejala lain adalah pengendara melihat putaran mesin (RPM) naik turun secara tiba-tiba namun tanpa peningkatan kecepatan. Hal ini biasanya disertai dengan perasaan kendaraan "berkedut" (ketika ban sejenak kehilangan cengkraman, sebelum mendapatkan kembali kendalinya). Ini adalah tanda bahwa ban Anda mulai mengalami aquaplane.

4. Ketika aquaplaning terjadi, pengemudi harus mengurangi kecepatan tanpa melakukan pengereman dengan cara mengurangi akselerasi secara bertahap. Tunggu kendaraan hingga melambat dan memungkinkan ban untuk mendapatkan kembali cengkeraman.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved