Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Natal 2020

Ibadah Natal GMIBM Pniel Tumobui, Kotamobagu, Pandemi Covid-19 Bukan Alasan untuk Tidak Bersyukur

Mengantisipasi agar jemaat tak membludak, ibadah diatur, dibagi tiga kali. Ibadah subuh, pagi dan siang. Pembagiannya diatur berdasar jumlah kolom.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Fernando Lumowa
Ibadah Natal Yesus Kristus Jemaat GMIBM Pniel Tumobui, Kota Kotamobagu, Jumat (25/12/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Natal tahun 2020 akan jadi sejarah. Natal yang dikenang sepanjang sejarah umat manusia.

Betapa tidak. Tradisi Natal beratus, bahkan mungkin ribuan tahun tak bisa lagi dilakukan.

Berjabat tangan, berangkulan, ciuman saling memberi maaf satu dengan yang lain tak lagi dilakukan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Itu karena pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sepuluh bulan. Dua bulan lagi pandemi ini genap setahun.

Pengalaman itu dirasakan Pnt Herbi Sunampow. Untuk pertama kali dalam hidupnya, beribadah Natal tanpa diakhiri saling bersalaman.

Tidak ada lagi jejeran pendeta dan pelayanan khusus yang berdiri di depan dan menerima ucapan selamat jemaat usai ibadah.

Saling menyapa, memberi salam dan selamag Natal dilakukan dengan salam Namaste ala Japang. Dua tangan di depan dada sambil sedikit membungkuk.

"Terasa aneh Natal seperti ini tapi harus ikut protokol demi keselamatan semua," ujar Ketua Komisi Pelayanan Khusus Anak Sekolah Minggu GMIBM Pniel Tumobui, Jumat (25/12/2020) siang.

Kesan serupa Arie Kolibu. "Corona ini memberi pengalaman yang torang nda mo lupa. Ibadah Natal yang unik seperti ini," kata Arie, pria yang kerap tampil membawa pujian dalam ibadah di gereja.

Natal tahun ini memang memberi kesan tersendiri bagi ribuan Jemaat GMIBM Pniel Tumobui, Wilayah Tumobui, Kota Kotamobagu.

Jemaat harus rela beribadah dalam suasana protokol kesehatan yang ketat.

Duduk berjarak, semuanya wajib mengenakan masker dan memastikan telah mencuci tangan di air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

Sejumlah botol cairan pembersih tangan pun ditempatkan di mana-mana. Depan pintu-pintu utama, koridor.

Begitu juga setelah membawa persembahan, ada hand sanitizer disediakan khusus.

Mengantisipasi agar jemaat tak membludak, ibadah diatur, dibagi tiga kali. Ibadah subuh, pagi dan siang. Pembagiannya diatur berdasar jumlah kolom.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved