Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan Maut Tadi Pukul 08.07 WIB, Mbah Suraji Tewas Ditempat Tertabrak Kereta Api, Motor Ringsek

Peristiwa tersebut melibatkan kendaraan sepeda motor yang terjadi pada Jumat (18/12/2020) pagi.

Editor: Glendi Manengal
Tribun Jabar/Isep Heri Herdiansah
ILUSTRASI - Kereta api. 

TRIBUNMANADO.CO.ID – Kembali terjadi kecelakaan di perlintasan kereta api tanpa palang.

Peristiwa tersebut melibatkan kendaraan sepeda motor yang terjadi pada Jumat (18/12/2020) pagi.

Akibat kecelakaan tersebut pengendara motor tewas.

Baca juga: Penumpang di Bandara Sam Ratulangi Diprediksi Menurun Hingga 60 Persen, Bisa Berdampak ke Pariwisata

Baca juga: Diduga Selewengkan Dandes Sampai Rp 500 Juta, Oknum Hukum Tua Ini Ditahan Kejaksaan

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Sabtu 19 Desember 2020, Asmara, Keuangan dan Kesehatan, Cek Zodiakmu

Kecelakaan di perlintasan kereta api tanpa palang di Sragen kembali memakan korban jiwa, Jumat (18/12/2020) sekitar pukul 08.07 WIB.

Kecelakaan maut itu terjadi di km 258 + 6-7, tepatnya di Dukuh Kaponan RT 03, Desa Jetak, Sidoharjo.

Insiden itu melibatkan kereta BMM KA Pertamina CC 2017805 dengan sepeda motor Supra X bernomor polisi AD 4583 FN.

Kapolsek Sidoharjo, AKP Agung Ari Purnowo menyampaikan korban meninggal dunia seketika di tempat.

Korban ialah Sasmo Dikroma alias Suraji (70) warga Purwosari RT 07, Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Sragen.

Kronologi kejadian bermula ketika korban berniat menyeberang rel kereta api dari arah selatan menuju ke utara.

Adapun KA Pertamina dengan masinis Sefi Widayat beserta asisten masinis Raga Cendana berasal dari arah timur ke barat.

"Kronologi kejadian, korban dari sebelah selatan ril kereta api hendak menyebrang ke arah utara.

Namun sesampainya korban di tengah perlintasan kereta api ada kerata api Pertamina yang melintas dan menabrak korban hingga meninggal dunia," terang Agung Ari.

Agung menyampaikan korban setiap hari beraktivitas menyeberangi perlintasan kereta tanpa palang tersebut untuk membeli ampas tahu untuk sapi miliknya.

Korban langsung dibawa ke RSUD Sragen untuk dilakukan otopsi.

Adapun motor yang dikendarainya ringsek.

Agung menambahkan di palang tersebut tidak ada petugas yang menjaga.

"Palang kereta api ini tidak ada petugas yang menjaga, hanya ada rambu," paparnya.

Menindaklanjuti kecelakaan itu, Agung menyampaikan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pemkab Sragen.

Penolakan

Warga dukuh Siboto Desa Kalimacan, Kalijambe, melakukan aksi penolakan palang perlintasan kereta api TKP tabrakan KA vs mobil patroli di Kalijambe, Rabu (16/12/2020) sore.

Aksi itu dilakukan di depan perlintasan yang ditutup oleh besi sepanjang 2,5 meter. Mereka tampak membawa sejumlah poster, dengan tulisan "bongkar portal", "buka jalan kami" hingga "Siboto menangis".

Mereka menilai penutupan palang kereta api ini dilakukan secara sepihak usai perlintasan kereta api itu memakan korban, dua anggota polisi dan satu prajurit TNI.

Penutupan akses masuk jalan Siboto oleh PT KAI Daop VI Yogyakarta membuat ribuan jiwa warga Siboto Desa Kalimacan Kalijambe kehilangan akses.

Siboto kini seolah desa mati tanpa akses, bahkan jika ingin keluar wilayah harus memutar 4-5 KM dengan infrastruktur jalan dalam kondisi rusak.

Aksi ini turut diikuti anak-anak dan ibu-ibu, penutupan akses masuk dukuh itu membuat para anak-anak kehilangan akses ke sekolah.

"Tolong pemerintah ini portal dibuka. Kasihan anak-anak kami kalau akan pergi ke sekolah harus memutar jauh. Kalau harus memutar jalan tiga kilometer itu kan kasihan," ucap Istikomah salah seorang warga setempat.

Sementara itu tokoh masyarakat Siboto, Udin Faturrahman meminta PT KAI Daop VI Yogyakarta membuka kembali akses warga. Sebab dengan pemasangan portal sepihak maka akses perekonomian warga lumpuh.

Beberapa UMKM dan sekolah kehilangan akses. Setidaknya ada empat sekolah mulai dari PAUD, TK, SD Muhammadiyah hingga MTSN 8 Sragen kehilangan akses.

"Buka kembali jalan kami agar ekonomi warga berjalan. Agar akses pendidikan bisa normal dan akses ibadah warga juga bisa berjalan," pinta Udin.

Pihaknya menilai pemasangan portal itu tanpa ada komunikasi dengan warga. Setidaknya ada 500 KK yang terganggu aktifitasnya karena pemasangan portal tersebut.

Udin mengatakan dengan penutupan permanen ini dukuh Siboto akan menjadi kampung terisolir dan kampung yang mati.

"Masyarakat akan terpinggirkan dari kegiatan perekonomian, masyarakat akan tertinggal pendidikannya dan masyarakat akan menanggung beban dengan penutupan ini."

"Kami mohon Pemerintah daerah bisa memfasilitasi keluhan kami kepada PT KAI," ucap Udin.

Pihaknya hingga kini juga telah berupaya melayangkan surat kepada Bupati Sragen agar membantu pembukaan akses kembali untuk warga.

Termasuk mengirimkan surat kepada PT KAI Daop VI Yogyakarta untuk permohonan pembukaan kembali jalan Siboto.

"Kami sudah mengirimkan surat ke Pemkab. Semoga bisa membantu agar jalan ini kembali di buka. Kalau tidak dibuka kami akan demo ke Pemkab," tandas Udin.

Sementara itu, Pemkab Sragen sendiri telah melakukan rapat tertutup bersama PT KAI, Dinas perhubungan Jateng dan organisasi perangkat desa lainnya.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati memutuskan pihaknya akan bersurat kepada Ditjen Perkeretaapian agar palang permanen di Siboto segera dibuka kembali.

Jalur tersebut akan dijaga sukarela swadaya selama 24 jam sebagai upaya antisipasi agar tidak terjadi kecelakaan lagi. (uti)

Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: abduh imanulhaq

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kecelakaan Maut Lagi di Perlintasan Kereta Tanpa Palang Sragen, Mbah Suraji Meninggal Motor Ringsek, https://jateng.tribunnews.com/2020/12/18/kecelakaan-maut-lagi-di-perlintasan-kereta-tanpa-palang-sragen-mbah-suraji-meninggal-motor-ringsek?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved