Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Trauma Gara-gara Virus Corona

Sama halnya dengan orang-orang yang didiagnosis positif Covid-19. Mereka bisa mengalami masalah kesehatan mental karena merasa stres

Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Finneke Wolajan
Kolase Foto Tribunmanado/Istimewa
Ilustrasi - trauma gara-gara virus corona 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Nico (36) kini tak bisa lepas dari masker. ‘Perisai’ itu terus menempel, menutupi mulut dan hidungnya. Bahkan saat ia bersama keluarganya di rumah.

Warga Kelurahan Rinegetan, Tondano Barat, Minahasa, Sulawesi Utara ini selalu mengenakan masker jika sedang berinteraksi dengan orang lain.  Hal yang sama juga dilakukan anggota keluarga Nico yang lain.

Kehidupan keluarga Nico memang berubah. Ini terjadi setelah mereka menjadi penyintas Covid-19.

Kebiasaan-kebiasaan Nico dan keluarganya berubah. Kini mereka lebih memerhatikan kesehatan dan kebersihan.

Imun tubuh menjadi perhatian penting untuk terus dijaga agar tetap fit. “Berubah sekali, sudah lebih menjaga kesehatan, menjaga imun agar tak turun,” kata pria bernama lengkap Nico Chriestofel Efraim Kopeth ini.

Terlebih ibu Nico, yang sempat drop karena Covid-19. Ibunya kini rutin mengonsumsi vitamin C dan tak lagi keluar rumah jika memang tak penting-penting sekali.

Nico juga memang sudah mewanti-wanti ibunnya agar tak sakit. Karena jika dirawat di rumah sakit, orang-orang bisa saja mengira keluarga mereka terkena Covid-19 lagi.

“Karena sudah pengalaman, betapa tersiksanya dirawat akibat Covid-19. Belum lagi soal diskriminasi sosialnya,” katanya.

Masker juga sudah jadi gaya hidup. Nico berasa ada yang kurang jika keluar rumah tak memakai masker.

Apalagi ibunya, meski hanya di rumah selalu pakai masker ditambah face shield. Juga sering cuci tangan atau menggunakan hand sanitizer.

“Tak usah ditanya lagi soal masker dan cuci tangan, pada akhirnya itu sudah jadi gaya hidup kami. Sudah jadi lebih sehat,” ujarnya.

Nico yakin, selama taat dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, yakni pakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak, mereka tidak akan terinfeksi virus corona.

“Selama disiplin, saya kira tidak akan terinfeksi. Makanya itu yang saya wanti-wanti terus sama keluarga saya,” katanya menjelaskan.

Namun hingga kini, ada semacam trauma pada ibu Nico. Asam lambung ibunya masih sering naik.

“Mungkin ibu saya masih trauma. Karena memang sanksi sosial yang kami terima terasa lebih berat dari penyakit itu sendiri,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved