News
Ali Kalora Diburu Pasukan Khusus TNI, Dikepung Ketat, Danrem: Seolah-olah Dia Menguasai Poso
Pasukan khusus Kostrad, Marinir hingga Tontaikam dikerahkan ke Sulawesi Tengah khusus memburu kelompok yang dipimpin Ali Kalora.
"Terindikasi seperti itu ada kemiripan dari saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto (DPO MIT Poso) ada kemiripan. Terindikasi," terangnya, Sabtu (28/11/2020).
Mengarah ke Gerombolan Kriminal
Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Yana Syafrie, Senin (30/11/2020) menyatakan,
telah terjadi pergeseran perilaku teror kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) setelah dipimpin Ali Kalora.
Mengingat tindakan teror juga disertai perampokan, dimana para pelaku mengambil stok beras dan barang-barang milik warga.
"Setelah ditinggal Santoso dan Basri, nampaknya kelompok ini lebih mengarah menjadi gerombolan kriminal ketimbang kelompok teroris," ujar Yana kepada wartawan, Senin (30/11/2020).
Menurut Yana, eksisnya kelompok Ali Kalora yang diperkirakan berjumlah 11-13 orang ini dikarenakan mereka
mendiami wilayah pegunungan dan hutan di wilayah Poso hingga Parigi, Sulawesi Tengah.
Hal ini pula, kata Yana, menyebabkan terhambatnya upaya penangkapan kelompok ini,
akibat sulitnya medan dan kelihaian kelompok ini menghindari aparat.
"Bahkan operasi Tinombala yang sudah berlangsung hampir lima tahun gagal menangkap Ali Kalora yang memang dimaksudkan
untuk mengikis habis kelompok teror Poso yang awalnya dibangun Santoso dan kini dipimpin Ali Kalora," tutur dosen ilmu politik UMM tersebut.
Yana juga mempertanyakan kepemimpinan Komjen Boy Rafli Amar di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Setelah dilantik Presiden Jokowi pada awal Mei 2020 menggantikan Suhardi Aliyus,