Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Edhy Prabowo Ditangkap

Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Fahri Hamzah: Maju Terus KPK

Edhy Prabowo ditangkap oleh KPK pada Rabu (25/11/2020) dini hari di Bandara Soekarno Hatta sesaat setelah mendapat dari Amerika Serikat.

Editor: Aldi Ponge
Istimewa
Fahri Hamzah 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Penanggapan Menteri KKP Edhy Prabowo oleh KPK mendapat tanggapan banyak pihak.

Edhy Prabowo di Bandara Soekarno Hatta sesaat setelah mendarat dari Amerika Serikat, pada Rabu (25/11/2020) dini hari

Fahri Hamzah memberi respons terkait penangkapan orang kepercayaan Prabowo Subianto tersebut.

Edhy ditangkap KPK diduga karena korupsi terkait ekspor benih lobster.

Penangkapan terhadap menteri asal Partai Gerindra itu menuai respons dari berbagai pihak.

Baca juga: Live Streaming Liga Champion Liverpool Vs Atalanta, Berlangsung Kamis 26 November Pukul 03.00 WIB

Salah satunya dari politikus senior yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.

Fahri Hamzah memberikan respons di akun twitternya @Fahrihamzah.

Namun ia hanya menuliskan tagar dukungan untuk KPK.

"#MajuTerusKPK," tulis Fahri.

Di postingan sebelumnya, Fahri menulis ungkapan syukur.

Namun, tidak diketahui apakah postingan itu ditujukan untuk penangkapan KPK.

"ALHAMDULILLAH...," tulis Fahri.

Fahri sendiri selama ini dikenal sebagai tokoh yang getol mendorong perubahan KPK lewat Undang-Undang KPK yang baru, UU No 19 Tahun 2019. 

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. (Dok. KKP)

Kronologi Penangkapan Edhy Prabowo

KPK menangkap Edhy Prabowo dalam giat operasi tangkap tangan (OTT) pada Rabu (25/11/2020) dini hari.

Plt Juru Bicara Penindakan KPK Ali Fikri menerangkan, dalam operasi senyap itu tim KPK menangkap 17 orang, di antaranya Edhy, istri Edhy yang juga anggota Komisi V DPR RI, Iis Edhy Prabowo dan beberapa pejabat di KKP.

"Di samping itu juga beberapa orang pihak swasta. KPK mengamankan sejumlah pihak di beberapa lokasi di antaranya Jakarta dan Depok Jabar termasuk di Bandara Soekarno Hatta sekitar jam 00.30 WIB," kata Ali dalam keterangannya, Rabu (25/11/2020).

Baca juga: Edhy Prabowo Ditangkap KPK Setelah Dua Minggu yang Lalu Pamit, Prabowo Suruh Anak Buah Lakukan Ini

Sebagai barang bukti, tim KPK menyita kartu debit ATM yang diduga terkait dengan tindak pidana korupsi yang melibatkan Edhy Prabowo.

"Turut diamankan sejumlah barang diantaranya kartu debit ATM yang diduga terkait dengan tindak pidana korupsi dan saat ini masih diinventarisir oleh tim," ungkap Ali.

Ali membeberkan, kasus rasuah yang melibatkan anak buah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto itu diduga terkait dengan proses penetapan calon eksportir benih lobster.

"Saat ini KPK masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap 17 orang tersebut selama 1x24 jam. Perkembangannya akan kami sampaikan lebih lanjut," kata Ali.

Respons Jokowi atas Penangkapan Edhy Prabowo

Jokowi mengaku menghormati langkah KPK dengan menangkap menterinya itu.

"Ya tentunya kita menghormati proses hukum yang tengah berjalan di KPK, kita hormati," katanya dikutip dari channel YouTube KompasTV.

Mantan Wali Kota Solo ini percaya KPK akan memproses Edhy sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Kita percaya KPK bekerja transparan, terbuka, profesional, pemerintah konsisten dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi," tutupnya.

Rocky Gerung: Kita Rayakan dengan Pesan Seafood Hari Ini

Akademisi Rocky Gerung akhirnya buka suara menanggapi penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

KPK menangkap Edhy Prabowo sepulang dari Amerika Serikat pada Rabu dini hari (25/11).

Penangkapan Edhy Prabowo itu diduga terkait ekspor benur.

Edhy Prabowo ditangkap bersama anggota keluarga dan sejumlah pihak dari Kementerian Keluatan dan Perikanan (KKP).

Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, salah satu barang yang diamankan adalah kartu debit ATM yang diduga terkait dengan tindak pidana korupsi.

"Turut diamankan sejumlah barang di antaranya kartu debit ATM yang diduga terkait dengan tindak pidana korupsi dan saat ini masih diinventarisasi oleh tim," kata Ali, Rabu siang.

Ali menuturkan, KPK menangkap 17 orang dalam rangkaian operasi tangkap tangan di Depok, Jakarta, dan Bandara Soekarno-Hatta.

Sebanyak 17 orang itu terdiri dari Edhy dan istri, pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta sejumlah pihak swasta.

"Jumlah yang diamankan petugas KPK seluruhnya saat ini 17 orang, di antaranya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan beserta istri dan beberapa pejabat di KKP. Di samping itu juga beberapa orang pihak swasta," ujar Ali.

Ali mengatakan, rangkaian operasi tangkap ini terkait dugaan korupsi mengenai proses penetapan calon eksportir benih lobster.

"Saat ini, KPK masih memeriksa 17 orang yang diamankan tersebut secara intensif selama 1x24 jam. "Perkembangannya akan kami sampaikan lebih lanjut," kata Ali.

Dilansir TribunJakarta dari vlog Rocky Gerung, akademisi ini mengurai pendapatnya mengenai penangkapan tersebut bersama Hersubeno Arief.

Rocky menceritakan, gelagat penangkapan Edhy sebenarnya telah terbaca.

"Ini mudah diduga dari awal karena ada yang enggak tuntas. Waktu ekspor benur dibongkar Tempo, kelihatannya pihak KKP berada di atas angin bisa diselesaikan," ucap Rocky Gerung.

Kendati demikian, Rocky menekankan selalu ada persaingan dalam konteks politik.

"Tapi konteks politiknya selalu ada persaingan di dalam soal bisnis kan, karena kalau mulus-mulus saja akan tertunda penangkapannya. Tapi mungkin ada MoU yang belum diselesaikan jadi semua orang sekarang berpikir di belakang OTT tersebut ada pesan politiknya," beber Rocky Gerung.

Lebih lanjut, Rocky Gerung justru mengajak semua pihak merayakannya dengan makan seafood.

"Tapi saya anggap yaudah kita rayakan saja itu dengan pesan seafood hari ini karena ada big fish tertangkap," kelakarnya.

Menurut Rocky, banyak orang menganggap kemampuan KPK itu bergantung pada Novel Baswedan.

"Seharusnya Novel yang jadi sorotan, biarkan Firli sibuk baca buku. Saat ini orang banyak berpikir untuk menduetkan Anies dan Novel Baswedan. Anies pemikir dan Novel pemburu," imbuh Rocky Gerung.

Rocky menganalisa, Edhy Prabowo merupakan tangan kanan Prabowo Subianto di dalam kabinet. 

"Ini semacam kepedihan yang akan terjadi lagi. Ada perubahan komposisi kekuasaan di istana, orang menganggap mungkin sorotan pers lebih banyak ke Prabowo dibandingkan Jokowi atau menteri lainnya. Karena itu akan ada spekulasi bahwa Prabowo diberi sinyal untuk mengambil inisiatif, agar tak menjadi tokoh."

"Jaringan ini mengalami kesulitan uang transaksi telor udang karena tokoh utamanya yang langsung ditangkap, maka selesai jaringan monopolis telur udang di negeri ini. Ini persoalan distributor tunggal, manipulasi data dan sebagainya, jadi dibelakang ini ada pembagian upeti yang tak tuntas," ucap Rocky Gerung. 

Kemudian, Rocky Gerung menyatakan, peristiwa penangkapan ini membuat ia menduga akan ada kasus "amputasi" kabinet yang lebih besar. 

"Saat ini amputasinya dipercepat, jadi teramputasi satu. Jadi mungkin ada kalkulasi sendiri seperti NasDem yang sudah beroposisi dengan kekuasaan, mungkin diduga akan mengambil jalan yang sama. Kepemimpinan Jokowi rentan ada intrik dalam kabinet," papar Rocky Gerung

Reaksi Prabowo Subianto

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pihaknya telah melaporkan ke Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto soal penangkapan kader Partai Gerindra sekaligus Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dasco mengatakan, Prabowo menginstruksikan untuk menggunakan informasi lebih lanjut dari KPK.

"Kami sudah melaporkan kepada Ketua Umum kami, dan arahan dari Ketua Umum untuk menunggu perkembangan lebih lanjut informasi dari KPK," kata Dasco dari sebuah video yang diterima Kompas.com, Rabu (25/11/2020).

Berdasarkan hal tersebut, Dasco mengatakan, partainya belum bisa mengomentari lebih lanjut terkait ditangkapnya Edhy Prabowo karena masih menunggu informasi valid dari KPK.

"Kami dari Partai Gerindra belum bisa berkomentar lebih jauh, kami masih menunggu informasi yang valid dari KPK tentang itu," ujarnya.

Lebih lanjut, terkait dugaan korupsi ekspor benur dalam penangkapan Edhy ini, Dasco juga mengatakan belum bisa memberikan tanggapan sebelum KPK menyampaikan pernyataan resmi.

Namun, ia mengaku sempat berkomunikasi dengan Edhy Prabowo sebelum Menteri KP itu berangkat ke Amerika Serikat.

"Dua minggu yang lalu atau 12 hari yang lalu, dia cuma bilang pamit saja ke Amerika," ucap Dasco.

SUMBER: https://www.tribunnews.com/nasional/2020/11/25/reaksi-fahri-hamzah-setelah-kpk-tangkap-menteri-kkp-edhy-prabowo?page=all

 https://jakarta.tribunnews.com/2020/11/25/menteri-edhy-prabowo-diciduk-kpk-rocky-gerung-kita-rayakan-dengan-pesan-seafood-hari-ini?page=all

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved