Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Freddie Mercury

Kisah Freddie Mercury, Rahasiakan Diagnosis Penyakit AIDS Dideritanya, Titip Pesan Jelang Kematian

Freddie Mercury, vokalis Queen, kalah dalam pertempuran melawan penyakit AIDS sejak 29 tahun lalu hari ini ketika dia baru berusia 45 tahun.

Editor: Rhendi Umar
NET
Freddie Mercury vokali grup band rock Queen. 

Pesan legenda musik, Freddie Mercury, yang lahir 5/9/1946, kembali mencuat untuk mengenal lebih dekat sosok yang kontroversial ini.

Nama aslinya Freddie Bulzara, lahir di Zanzibar, tapi kemudian menjadi seorang warga negara Inggris.

Dia bergabung dengan Brian May, John Deacon, dan Roger Taylor dengan grup musik tersukses, Queen, yang mengalami era keemasan mereka di dekade 1970-an hingga tahun 1990-an.

Sebagaimana diungkap History, yang dikutip Warta Kota, Selasa (5/9/2017) pada 10 hari jelang hari kematiannya, manajer Queen, Jim Beach menemuinya.

Jim ingin membicarakan tentang peninggalan Freddie Mercury setelah ia pergi.

Saat-saat kematian Freddie Mercury memang sudah diperkirakan sebelumnya di mana sejumlah lagu yang menggambarkan keresahan jelang berpulangnya demikian mewarnai lagu-lagu karya Freddie di akhir tahun 1990-an.

Freddie Mercury langsung saja memotong pembicaraan itu di tengah kondisi tubuhnya yang melemah karena AIDS, yang terus menggerogoti tubuhnya.

"Hei, kamu boleh melakukan apa saja dengan fotoku, musik karyaku, silakan kamu bikin remix, memroduksi kembali, apa pun itu lakukan saja," katanya kepada Jim.

Freddie Mercury dan sejumlah teman dekatnya sudah tahu bahwa hari-harinya untuk menjalani kehidupan di dunia tinggal sesaat lagi.

Salah satu karyanya yang fenomenal adalah Let Me Live, yang berisi keinginannya untuk kembali hidup sejak awal untuk mengubah semuanya, tapi semua sudah terlambat.

Freddie Mercury mengakhiri pesannya kepada Jim.

"Jadi, jangan pernah bikin aku sebal," katanya.

Freddie Mercury Lahir Lingkungan Muslim Zanzibar, Afrika

Menyusuri gang kecil dan sempit di lingkungan bersejarah Stone Town di Zanzibar,  Afrika, sebuah bangunan tua memberi isyarat kepada pengunjung.

Foto-foto pudar disematkan di luar pintu sementara di dalam, galeri gambar mengilap dan kliping koran tua mengarah ke pusat ruangan: piano hitam dengan sejarah yang menarik.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved