Berita Heboh
Temannya Jadi Pemimpin Pemberontakan, PM Ethiopia Ultimatum dalam 72 Jam Harus Menyerah
Abiy Ahmed menegaskan, dalam waktu 72 jam seluruh pasukan di wilayah utara Tigray untuk menyerah.
Konflik tersebut berakar pada ketegangan berkepanjangan antara Tigray People's Liberation
Front (TPLF), partai regional yang kuat, dan pemerintah pusat Ethiopia.
Ketika Abiy menunda pemilihan nasional karena virus Corona pada Juni
2020, ketegangan meningkat.
TPLF melihat pemerintah pusat tidak sah, dengan alasan Abiy tidak lagi memiliki mandat.
Pada 4 November 2020, Perdana Menteri Ethiopia mengumumkan operasi melawan TPLF,
menuduh pasukannya menyerang markas komando utara militer di Mekelle.
TPLF telah menolak klaim tersebut.
Pejuangnya, sebagian besar diambil dari unit paramiliter dan milisi lokal yang terlatih,
diperkirakan berjumlah 250.000 orang.
Sedangkan badan-badan bantuan tidak memiliki akses ke zona konflik, tetapi mereka
khawatir ribuan warga sipil mungkin telah terbunuh sejak pertempuran meletus.
Diperkirakan, 33.000 pengungsi telah menyeberang ke Sudan.
Badan pengungsi PBB mengatakan sedang mempersiapkan hingga 200.000 orang untuk
tiba selama enam bulan ke depan jika pertempuran berlanjut.
Pada Jumat (20/11/2020), TPLF dituduh menembakkan roket ke kota Bahir Dar di wilayah tetangga Amhara.
Pemerintah Amhara mengatakan tidak ada korban jiwa dan tidak ada kerusakan yang ditimbulkan.
Tetapi insiden yang dilaporkan di Amhara, yang memiliki sengketa perbatasan yang telah
berlangsung lama dengan Tigray, telah menimbulkan kekhawatiran.
Bahwa konflik tersebut dapat meluas ke perang yang lebih luas setelah pasukan regional
dikirim untuk mendukung pasukan federal.
Sementara itu, PBB telah menyuarakan keprihatinan tentang masuknya pengungsi ke Sudan.
Yang dikatakannya dapat mengguncang negara yang sudah mendukung sekitar satu juta orang
terlantar dari negara-negara Afrika lainnya.
Banyak dari pengungsi yang tiba di Sudan diyakini adalah anak-anak.
Badan-badan bantuan mengatakan gencatan senjata segera akan memungkinkan mereka
membantu ribuan warga sipil yang masih terperangkap di dalam Ethiopia.
Badan bantuan meminta 50 juta dolar AS untuk makanan dan tempat tinggal bagi para pendatang baru.
(serambinews.com/M Nur Pakar)
BERITA PILIHAN EDITOR :
Baca juga: Depresi Divonis Positif Covid-19, Wanita Ini Nekat Bunuh Diri, Saat Dievakuasi Mulut Keluarkan Busa
Baca juga: Setelah Tembakkan Roket ke Fasilitas Minyak Saudi Aramco, Milisi Houthi Peringatkan Perusahaan Lain
Baca juga: Tradisi Aneh Suku Zulu di Afrika Selatan, Wanita yang Ingin Nikah Harus Tes Keperawanan dengan Buluh
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul PM Ethiopia Ultimatum Temannya, Pemimpin Pemberontak Tigray Segera Menyerah, Hanya 72 Jam Lagi
Editor: M Nur Pakar