Amerika Serikat
Mantan Presiden Bill Clinton Mengatakan AS Dapat Memperkuat Posisinya Dalam Berurusan dengan China
China dengan pemimpin "seumur hidup", Xi Jinping, dikatakanya telah mengubah banyak hal, di antaranya hubungan diplomatik kedua negara.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Status Xi Jinping sebagai " presiden seumur hidup" China telah mengubah dinamika hubungan antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu.
Demikian yang dikatakan Mantan presiden Amerika Serikat ( AS) ke-42, Bill Clinton.
Menurut Clinton, ketegangan hubungan antara AS dengan China yang masih tinggi menjelang peralihan pemerintahan ke presiden terpilih, Joe Biden, bukan sepenuhnya kesalahan presiden sebelumnya, Donald Trump.
China dengan pemimpin "seumur hidup", Xi Jinping, dikatakanya telah mengubah banyak hal, di antaranya hubungan diplomatik kedua negara.
“Sistem China lama, yang sama sekali bukan demokrasi, masih menjamin cukup banyak perdebatan, permainan, dan keterbukaan karena ada rotasi kepemimpinan yang teratur," ujar Clinton seperti yang dilansir dari The Independent pada Jumat (20/11/2020).
"Sekarang, tampaknya seseorang yang bertanggung jawab atas China yang berniat untuk menjabat di sana seumur hidup (Xi Jinping), pada dasarnya, itu mengubah banyak hal," kata Clinton.
Namun pada saat yang sama, AS "tidak boleh menerima atau berasumsi bahwa semuanya akan buruk" tanpa berusaha untuk "membuatnya lebih baik", kata Clinton dalam percakapan dengan mantan perdana menteri Inggris Tony Blair di Bloomberg New Economy Forum.
Clinton menyarankan AS dapat memperkuat posisinya dalam berurusan dengan China dengan membawa mitra Asia dan Eropa.
Hubungan diplomatik AS dengan sekutu tradisional Eropa baratnya, menurutnya saat ini juga sedang kendor dalam 4 tahun terakhir.
Xi memimpin Partai Komunis dalam menghapus batasan masa jabatan untuk presiden China pada Februari 2018, yang berarti dia tidak akan tersisih pada 2023, atau bahkan sama sekali tidak tergantikan selama hidupnya.
Dia baru-baru ini berbicara tentang menggandakan ukuran ekonomi China pada 2035, mengisyaratkan masa kekuasaannya yang panjang.
Clinton mencatat bahwa ada "ketidaksepakatan yang jelas" antara Washington dan Beijing atas banyak masalah, seperti pergolakan sistem hukum di Hong Kong atau perlakuan terhadap Muslim di China barat.
Namun, menekankan pada pentingnya bekerja sama dalam masalah global seperti iklim perubahan dan pandemi Covid-19.
Selama masa jabatan Donald Trump, hubungan AS-China telah menurun.
Di bawah kepemimpinan Trump, banyak pejabat tinggi Amerika telah menjadikan China sebagai musuh dalam pernyataan publik mereka, baik dalam masalah perdagangan, penanganan Covid-19, keamanan di Laut China Selatan, atau hubungan dengan tetangga China di Asia, seperti India.