Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Ketua RT Menyerahkan Diri, Datang ke Pos Polisi, Ungkap Alasan Melakukan Pembacokan

Seorang Ketua RT membuat pengakuan kepada polisi kenapa melakukan pembacokan. Korbannya meninggal dunia.

pixabay.com
Ilustrasi pembacokan 

"Saya kurang tahu (mengapa bisa membacok), udah gelap, enggak (emosi)," ungkapnya.

Korban yang mengalami luka bacok kemudian dibiarkan terkapar.

Di tempat kejadian perkara terdapat sejumlah saksi termasuk empat rekan korban yang sama-sama melakukan kegiatan pengukuran lahan.

Dari informasi yang dihimpun, korban memang dikenal sebagai makelar tanah dan kerap melakukan aktivitas pengukuran tanah di wilayah setempat.

Adapun perkara pembacokan ini dipicu akibat, korban yang datang bersama empat rekannya tengah mengukur tanah di lahan yang diketahui milik sebuah perusahaan.

Kolay menjelaskan, lahan tersebut sejatinya sudah lama kosong.

Selama beberapa waktu terakhir menjadi sengketa akibat korban mengaku-ngaku sebagai pemiliknya.

"Dia ngaku-ngaku tanah dia, sama yang terakhir itu dia udah naik sertifikat tanpa tanda tangan saya sama pak RW juga," ucapnya.

Ia bahkan sudah berupaya memberitahu agar korban tidak mengaku-ngaku lahan tersebut, ruang mediasi dengan disaksikan sejumlah pihak dari kelurahan juga sudah digelar.

"Saya udah beberapa kali pertemuan sama pak Lurah, sama pak Babinsa, Bimaspol, tapi diulangi lagi," tuturnya.

Setelah melakukan pembacokan, Kolay langsung pergi dari tempat kejadian perkara dan menyerahkan diri ke Pos Polisi Jatisampurna tanpa berniat melarikan diri.

Pelaku kini mendekam di tahanan Polsek Pondok Gede Polres Metro Bekasi Kota, dia dikenakan pasal 338 KUHP juncto 351 tentang pembunuhan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

"Kami juga mengamankan barang bukti berupa satu bilang golok dan satu set pakaian korban," tutupnya.

Jimmy menjelaskan, korban meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP) akibat luka sabetan golok di bagian punggung, kepala dan tangan.

"Korban meninggal dunia di TKP, jadi tidak sampai diselamatkan ke rumah sakit nyawanya sudah tidak ada karena kehabisan banyak darah," paparnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved