Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Analisis Politik

Pengamat Sebut Tren Politik di Pilkada Cenderung Ke Ketokohan

Menurutnya fenomena ini disebut dalam tren politik pilkada itu lebih kepada ketokohan.

Penulis: Hesly Marentek | Editor: Gryfid Talumedun
Facebook
Pengamat Politik, Josef Kairupan misalnya yang menilai jika adanya penundaan bakalan ada plus minus. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Menghadapi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara kekuatan pasangan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (OD-SK) kian menguat.

Ini menyusul banyaknya pendukung calon Wali kota Manado non PDIP yang ternyata ramai-ramai mendukung OD-SK.

Padahal secara garis partai atau kebijakan partai, semestinya pendukung calon wali kota dari partai tertentu juga sama dengan pilihan di pilgub.

Lantas terkait hal ini menuai tanggapan dari Pengamat Politik Josef Kairupan.

Menurutnya fenomena ini disebut dalam tren politik pilkada itu lebih kepada ketokohan.

Baca juga: 35 Pramuka Kotamobagu Dibina Kodim 1303/Bolaang Mongondow Dalam Kegiatan Saka  Wira Kartika

Sehingga tidak menjamin dukungan kepada paslon dalam partai yang sama itu akan linier, paradigma pemilih juga telah berubah, dengan pemilihan langsung calon pemimpin, masyarakat cenderung akan menilai secara obyektif tentang sosok, figur dan ketokohan kandidat.

"Tidak berbanding lurus nya dukungan partai dalam pilkada di Sulut terhadap paslon lebih cenderung disebabkan kekuatan sosok, tokoh atau figur yg bersaing, berbeda dengan pemilihan legislatif yang lebih ditentukan latar belakang parpol. Sehingga figur yang populer dan disukai tentunya akan memiliki elektabilitas yang besar," kata 

Selain itu secara kelembagaan sebuah parpol bisa saja mendukung paslon tertentu, tetapi realitanya belum tentu masyarakat akan memberikan dukungannya.

Hal ini disebabkan tidak ada loyalitas dalam pilkada, juga kecil relasinya antara parpol dgn pilihan masa pendukungnya.

Karena kerap kali terjadi para pemilih menyukai partainya namun tidak dengan kandidat yang diusung dalam pilkada kali ini.

"Hal ini jelas dibuktikan bahwa diantara paslon gub yang ada  Paslon no 3 ternyata lebih menonjol, dan lebih disukai oleh pemilih. Sehingga tak heran jika lebih populer dan disukai  Karena pada dasarnya tidak ada aturan khusus yang melarang pemilih jelas diberikan kebebasan utk menentukan pilihan yg berbeda sekalipun, baik untul kota manado, maupun provinsi," terang Kairupan.

'Mungkin akan berbeda dengan mereka yg menjadi pengurus partai, harus menunjukkan loyalitas dan soliditas memenangkan paslon ya g telah diusung parpol. Walaupun tak jarang pada kenyataannya banyak juga pengurus parpol mengalihkan dukungan dgn yang tidak linier," tambah Kairupan.

Adapun Akademisi Unsrat ini menilai, Preferensi pemilih hingga saat ini sudah semakin terbentuk, dengan beberapa kali kampanye.

Serta debat publik, masyarakat pemilih semakin jelas untuk memberikan penilaian tentang siapa kandidat yg mempunyai visi, misi, program, dan konsep jelas untuk sulut kedepannya, bukan hanya janji belaka tapi real dan masuk akal untuk diwujudkan.

Tetapi perlu juga menjadi perhatian masih ada sebagian besar pemilih di sulut bukanlah pemilih rasional, pemilih tipe ini biasanya akan memilih atas dasar pertimbangan-oertimbanhan radisional dan ekonomi, sehingga tinggal pintar-pintarnya calon bersama TS nya dalam situasi seperti ini.

Baca juga: Arti Mimpi Digigit Ular, Benarkah Pertanda Buruk? Simak Tafsir Lengkapnya

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved