Massa PAHAM-Mor Pilih Olly, Sebagian Pendukung ke CEP-VAP
Petahana Pilgub Sulawesi Utara, Olly Dondokambey-Steven Kandouw panen dukungan dari simpatisan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie Tombeg
Inilah kenapa komitmen anggota partai tidak penuh dan total. “Kita juga tidak bisa mengklaim saya anggota partai karena keanggotaan partai hanya diukur dari uang, bukan pendidikan politik kepada kader partai,” kata Akademisi Unrat ini. "Makanya jangan heran jika banyak kader yang menyeleweng atau tidak mengikuti instruksi partai dalam hal penentuan pilihan," ujarnya.

Josef Kairupan
Analis Politik dari Unsrat
Pemilih Cenderung Lihat Figur
Fenomena ini disebut dalam tren politik pilkada itu lebih kepada ketokohan. Sehingga tidak menjamin dukungan kepada paslon dalam partai yang sama itu akan linier, paradigma pemilih juga telah berubah, dengan pemilihan langsung calon pemimpin, masyarakat cenderung akan menilai secara objektif tentang sosok, figur dan ketokohan kandidat.
Tidak berbanding lurusnya dukungan partai dalam pilkada di Sulut terhadap paslon lebih cenderung disebabkan kekuatan sosok, tokoh atau figur yang bersaing, berbeda dengan pemilihan legislatif yang lebih ditentukan latar belakang parpol. Sehingga figur yang populer dan disukai tentunya akan memiliki elektabilitas yang besar.
Selain itu, secara kelembagaan sebuah parpol bisa saja mendukung paslon tertentu, tetapi realitanya belum tentu masyarakat akan memberikan dukungannya. Hal ini disebabkan tidak ada loyalitas dalam pilkada, juga kecil relasinya antara parpol dgn pilihan masa pendukungnya.
Karena kerap kali terjadi para pemilih menyukai partainya namun tidak dengan kandidat yang diusung dalam pilkada kali ini. Hal ini jelas dibuktikan bahwa di antara paslon pilgub, nomor urut 3 ternyata lebih menonjol dan lebih disukai pemilih.
Sehingga tak heran jika lebih populer dan disukai karena pada dasarnya tidak ada aturan khusus yang melarang pemilih jelas diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan yang berbeda sekalipun, baik untuk Kota Manado, maupun provinsi.
Mungkin akan berbeda dengan mereka yang menjadi pengurus partai, harus menunjukkan loyalitas dan soliditas memenangkan paslon yang telah diusung parpol. Walaupun tak jarang pada kenyataannya banyak juga pengurus parpol mengalihkan dukungan.
Preferensi pemilih hingga saat ini sudah semakin terbentuk, dengan beberapa kali kampanye. Serta debat publik, masyarakat pemilih semakin jelas untuk memberikan penilaian tentang siapa kandidat yang mempunyai visi, misi, program, dan konsep jelas untuk Sulut ke depannya, bukan hanya janji belaka tapi real dan masuk akal untuk diwujudkan.
Tetapi perlu juga menjadi perhatian masih ada sebagian besar pemilih di sulut bukanlah pemilih rasional, pemilih tipe ini biasanya memilih atas dasar pertimbanhan radisional dan ekonomi, sehingga tinggal pintarnya paslon bersama tim sukses dalam situasi seperti ini.
Seharusnya perlu dijadikan momentum untuk menjadi pelajaran parpol ketika akan mengusung calon harus benar laku dijual. Karena memiliki kriteria untuk diprediksi memenangkan pilkada, bukan sekadar momen dimana parpol secara kelembagaan mengusung calon tertentu meski tidak memiliki peluang menang, tetapi tetap diusung karena memiliki kekuasaan di parpol dan uang.
Meski tidak akan memenangkan pilkada namun parpol tetap saja mengusungnya. Karena sejatinya parpol akan tetap memenangkan kepentingannya dari calon tersebut, dengan demikian hampi beda-beda tipis antara realistis dan oportunistis. (mjr/ryo/dru/hem)
SUARA MANADO
Olly-Steven
- 95% massa AA-RS
- 60% massa Mor-HJP
- 45% massa PAHAM
- 33% massa SSK-SS
CEP-Sehan
- 67% massa SSK-SS
- 20% massa Mor-HJP
- 19% massa PAHAM
VAP-HR
- 27% massa PAHAM
- 15% massa Mor-HJP
Survei Indonesia Observer