Nasional
TERBARU, Info Kapan Anak-anak Kembali Tatap Muka di Sekolah, Ini Penjelasan Mendikbud Nadiem Makarim
Anak-anak yang sekolah di status zona kuning atau hijau terkait pandemi Covid-19 dapat kembali melakukan pembelajaran tatap muka.
Informasi tersebut didapat Nadiem ketika kunjungan ke daerah dan mendengar aspirasi terkait dibukanya kembali sekolah tatap muka di zona hijau.
Seperti yang sudah diketahui, pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi swasta maupun negeri dilakukan secara jarak jauh atau secara online sejak awal pandemi Covid-19 melanda Tanah Air.
Tiga Dampak Negatif Akibat Terlalu Lama Pembelajaran Jarak Jauh menurut Nadiem
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyebutkan sejumlah dampak yang dapat terjadi apabila Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dilakukan dalam waktu yang lama.
"Dari semua riset yang telah dilakukan di situasi bencana lainnya, di mana sekolah tidak bisa melakukan pembelajaran atau muka, bahwa efek daripada pembelajaran jarak jauh secara berkepanjangan itu bagi siswa adalah efek yang bisa sangat negatif dan permanen," jelas Nadiem dalam konferensi video Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (7/8/2020), dilansir oleh Kompas.com.
Nadiem menyebut, ada tiga dampak utama yang dapat terjadi.
Dilansir oleh Kompas.com, dampak pertama ialah ancaman putus sekolah.
Risiko putus sekolah, lanjutnya, dikarenakan anak terpaksa bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi Covid-19.
Termasuk dipicu oleh banyaknya orangtua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.
Kemudian dampak kedua, menurut Nadiem, ialah penurunan pencapaian belajar.
Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh, terang Nadiem, dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar.
Terutama untuk anak-anak dari sosio-ekonomi berbeda.
Studi juga menemukan, pembelajaran di kelas menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik dibandingkan pada saat PJJ.
Lalu, dampak ketiga ialah adanya risiko kekerasan pada anak dan risiko eksternal.
Tanpa sekolah, kata Nadiem, banyak anak yang terjebak di kekerasan rumah tanpa terdeteksi oleh guru.