Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Denny Siregar, Ade Armando, Abu Janda dan Nikita Mirzani Bikin Rizieq Shihab Terusik

Terus terang saja Nikita Mirzani dengan segala ulahnya telah menempatkan dirinya di pusat panggung perpolitikan kontemporer.

Editor: Aswin_Lumintang
koloase tribunnews
Moeldoko dan Denny Sigar 

Tentu perlu kehadiran pihak ketiga, yang bisa jadi semacam arbitrase untuk menegaskan status permasalahan. Siapa dia? Ya otoritas.

Abu Janda Bakal Gugat Facebook Rp 1 Triliun, Ternyata sebelum Abu Aktif di Medsos, Ini Pekerjaannya
Abu Janda Bakal Gugat Facebook Rp 1 Triliun, Ternyata sebelum Abu Aktif di Medsos, Ini Pekerjaannya (KolaseTribunmanado.co.id/ist)

Sementara ini ruang publik masih dibisingkan dengan sahut menyahut kedua poros yang saling berlawanan ini. Bukan berbentuk dialog, tapi lebih berformat duolog (masing-masing bicara, tetangga yang mendengarkan!).

Pertanyaannya, dengan tesis berupa narasi Rizieq Shihab yang direspon anti-tesis berupa narasi Denny Siregar, Ade Armando, Abu Janda dan Nikita Mirzani apakah bakal terjadi sintesa yang bermutu?

Narasi Rizieq Shihab dan Narasi Tandingannya (Denny Siregar, Ade Armando, Abu Janda dan Nikita Mirzani) sedang pekat memenuhi wacana di ruang publik. Namun yang kerap luput dari perhatian adalah kedua narasi itu bertolak belakang asumi-asumsinya.

Kelompok yang satu menganggap dirinya orang suci yang tak tersentuh hukum (jargonnya: tak boleh mengriminalkan ulama), sedangkan kelompok tandingannya menganggap orang ini biasa saja, bahkan seorang kriminal (jargonnya: tak boleh mengulamakan kriminal).

Sederhana saja sebetulnya. Namun yang jadi heboh lantaran ada banyak pihak yang berkepentingan untuk berselancar di atas kedua narasi ini. Narasi keduanya jadi komoditas politik yang empuk. Ruang publik pun riuh rendah, berisik.

Namun yang jelas, ditengah keriuhan ini, keduanya telah jadi alat ukur (semacam barometer) bagi politisi kawakan untuk mengukur isu dan narasi mana yang bakal bisa dikendarainya untuk mencapai ambisi politiknya sendiri-sendiri.

Sementara itu, masyarakat akal sehat masih menanti dan terus mengamati. Tesis dan anti-tesis sedang berwacana di ruang publik, apakah sintesanya nanti bakal lebih bermutu atau malah mendegradasi bangsa ini ke titik nadir?

Bakal adakah negarawan yang mau tampil untuk mengorkestrasi dialektika ini demi melahirkan sintesa yang semakin bermutu, yang bisa membawa bangsa ini menuju masyarakat adil makmur, gemah ripah loh jinawi berdasarkan Pancasila?

15/11/2020
Andre Vincent Wenas, Direktur Kajian Ekonomi, Kebijakan Publik & SDA Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB).

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved