Nilai Partai Masyumi Berbeda dengan yang Dulu, Pengamat: Sekarang Lebih pada Kepentingan
Deklarasi Masyumi yang dulu dinilai berbeda dengan Masyumi Reborn yang sekarang.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Beberapa waktu lalu Partai Masyumi mendeklarasikan diri untuk kembali aktif.
Sejumlah tokoh nasional hadir dalam deklarasi tersebut.
Deklarasi tersebut ditandai dengan pembacaan naskah.
Baca juga: Penjelasan Dubes RI Arab Saudi, Tak Berikan Bantuan Kepulangan Habib Rizieq, Ternyata Lakukan Ini
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Kotamobagu Keberatan Anggaran Perjalanan Dinas Dipangkas
Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai deklarasi Masyumi yang dulu berbeda dengan Masyumi Reborn yang sekarang.
Ia menilai pendirian Partai Masyumi di era Orde Lama merupakan upaya untuk menyatukan aspirasi politik kalangan Islam modernis.
"Hal itu dilakukan untuk mengimbangi kekuatan Islam tradisionalis yang dipelopori NU. Jadi Masyumi lama itu didirikan atas dasar kepentingan ideologis," kata Wasisto kepada Kompas.com, Minggu (8/11/2020).
"Namun kalau kita bandingkan dengan Masyumi baru sekarang ini, tentu bukan warna ideologi yang dipertimbangkan, namun lebih pada kepentingan," lanjut dia.
Ia menambahkan narasi politik yang dibangun Masyumi sekarang lebih untuk mendikotomikan pemilih muslim dan nonmuslim, atau muslim yang religius dengan muslim yang kurang religius.
Ia menilai Masyumi di era Orde Lama tak seperti itu.
Menurut dia, Masyumi lama lebih didasarkan pada kehendak bersama kalangan Islam modernis untuk mengejawantahkan visi Islam dalam sebuah negara, bukan sekadar mendikotomikan pemilih muslim dan nonmuslim.
"Kalau untuk pertimbangan pemilih muslim, saya pikir agak ragu karena pemilih muslim kita (sekarang) itu ideologinya tidak terlalu kuat seperti tahun 1945-1965," lanjut dia.
Diberitakan, bertepatan dengan tasyakuran Hari Ulang Tahun ke-75 Partai Masyumi, sejumlah tokoh islam mendeklarasikan kembali aktifnya partai tersebut pada Sabtu (7/11/2020).
Deklarasi ini dilangsungkan secara virtual dan dihadiri sejumlah tokoh Islam, di antaranya Ketua Persiapan Pendirian Partai Islam Ideologis (Masyumi Reborn) Masri Sitanggang, mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, dan deklarator Partai Ummat Amien Rais.
Adapun kegiatan deklarasi ditandai dengan pembacaan naskah deklarasi oleh Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), A Cholil Ridwan.
"Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan Masyumi," kata Cholil dalam deklarasi yang disiarkan secara virtual, Sabtu.