Presiden Emmanuel Macron Perkuat Kendali di Perbatasan Prancis Karena Teror
Jumlah polisi dan pasukan yang bertugas menjaga perbatasan ditingkatkan dua kali lipat dari sebelumnya 2.400 menjadi 4.800 personil
TRIBUNMANADO.CO.ID - Perancis memperkuat kendali perbatasannya setelah mengalami serangkaian serangan beberapa pekan terakhir.
Demikian pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan pada Kamis (5/11/2020).
Jumlah polisi dan pasukan yang bertugas menjaga perbatasan ditingkatkan dua kali lipat dari sebelumnya 2.400 menjadi 4.800 personEl.
Menurut Macron dalam kunjungannya di Le Perthus, perbatasan dengan Spanyol, pasukan itu akan fokus dalam melawan imigran ilegal dan aktivitas penyelundupan.
"Kami dengan sangat jelas melihat bahwa tindakan teroris ternyata diarahkan oleh beberapa orang yang menggunakan arus migrasi untuk mengancam wilayah kami.
Jadi kami harus memperkuat kontrol kami dengan alasan keamanan nasional," ujar Macron.
Macron secara khusus mengacu pada serangan ekstremis Islam di Gereja Notre-Dame, kota Nice, Perancis yang menewaskan 3 orang pekan lalu.
Tersangka utama, Ibrahim Issaoui (21) adalah seorang warga negara Tunisia yang transit melalui Italia pada September lalu menuju Perancis.
Issaoui diketahui berada di rumah sakit saat ini karena terluka oleh tembakan polisi sebelum ditahan.
Sebagai tambahan, Macron mengatakan dia juga akan mendorong beberapa perubahan agar kendali-kendali di perbatasan luar Uni Eropa lebih efisien.
"Serangan di Perancis, Austria, beberapa hari lalu di Wina, menunjukkan bahwa risiko (akan) teroris ada di mana-mana, bahwa jaringan (teroris) itu mendunia... itulah kekuatan Eropa harus diintensifkan responsnya," ujar Macron.
Perancis, menurutnya akan mengajukan proposal terkait hal tersebut ke Uni Eropa pada Desember mendatang.
Negara itu meningkatkan keamanannya sampai level tertinggi setelah serangan di kota Nice pada 29 Oktober lalu.
Serangan itu adalah yang ketiga sejak Charlie Hebdo menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad, Nabi Besar Umat Islam pada September lalu.
Momen itu sejalan dengan persidangan yang dibuka untuk serangan terhadap karyawan Charlie Hebdo dan supermarket Kosher pada tahun 2015.