Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres Amerika 2020

Trump Vs Biden Ketat, Puluhan Juta Suara Lewat Pos Penentu, Masing-masing Klaim Menang

Mata dunia sedang tertuju ke negeri adidaya, Amerika Serikat. Ya, di negeri Paman Sam sedang ada moment empat tahunan yang menentukan akan

Editor: Aswin_Lumintang
The Associated Press
UPDATE Hasil Pilpres AS: Mengejutkan, Peta Michigan Berubah Warna Menjadi Biru Muda 

TRIBUNMANADO.CO.ID, AMERIKA - Mata dunia sedang tertuju ke negeri adidaya, Amerika Serikat. Ya, di negeri Paman Sam sedang ada moment empat tahunan yang menentukan akan kelangsungan negara tersebut.

Saat ini di AS sedang berlangsung pemilihan Presiden.

Donald Trump memprotes jalannya Pemilu
Donald Trump memprotes jalannya Pemilu (Tangkap layar CNN)

Pemenang Pilpres Amerika Serikat Trump vs Biden: Puluhan Juta Suara Lewat Pos Bisa Jadi Penentu

Pemilihan presiden Amerika Serikat ( Pilpres AS ) menarik perhatian dunia.

Dua kandidat bertarung untuk jadi penguasa di Negeri Paman Sam tersebut.

Dua kandidat ialah Donald Trump dan Joe Biden.

Baca juga: Rumah Sepi, Oknum Guru 2 Kali Perdaya Ponakan, Keluarga Curiga Korban Berubah Murung

Baca juga: Hasil Istanbul Basaksehir vs Manchester United, Setan Merah Gagal Petik Poin Penuh, Skor Akhir 2-1

Hasil penghitungan suara pemilihan presiden Amerika Serikat masih berlangsung.

Hasil sementara perolehan suara menujukan Donald Trump dan Joe bersaing ketat di sejumlah negara bagian kunci.

Namun, hasil diperkirakan akan ditentukan puluhan juta suara lewat pos yang belum dihitung.

Sejauh ini hasil perolehan suara keduanya sangat ketat di negara bagian penting, Arizona, Georgia, Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania.

Donald Trump menang di sejumlah negara bagian penting seperti Florida, Ohio dan Texas.

Melania Trump dan Jill Biden
Melania Trump dan Jill Biden (https://www.instagram.com/flotus/DNCC via Getty Images)

Namun, ia perlu menang di sejumlah negara bagian penting untuk bisa berkuasa selama empat tahun lagi.

Joe Biden juga perlu meraih suara lebih banyak lagi.

Namun, sejauh ini tidak ada yang bisa memastikan siapa yang akan menang dalam Pilpres AS 2020 ini.

Negara bagian yang belum mengumumkan hasil:

Arizona: Biasanya dipegang oleh Partai Republik namun menjadi negara bagian menentukan tahun ini.

Biden unggul dengan sekitar 83% suara yang dihitung dan sejumlah jaringan media AS telah menyatakan kemenangan Biden.

Namun BBC belum dapat memastikan.

Pilpres AS 2020, Joe Biden dan Donald Teump.
Pilpres AS 2020, Joe Biden dan Donald Teump. (Istimewa)

Georgia: Negara bagian yang biasanya dipegang Republik juga namun sangat ketat tahun ini.

Trump unggul tipis sejauh ini namun pemungutan suara di Atlanda dan sekitarnya masih dihitung.

Nevada: Biden menghadapi persaingan lebih ketat dari yang diperkirakan. Saat ini memimpin tipis.

Wisconsin: Kawasan Midwestern yang dipertaruhkan dengan dukungan kepada Demokrat selama dua dekade sebelum memilih Trump pada 2016.

Biden memimpin dengan hampir semua suara dihitung.

Michigan: Persaingan antara Biden dan Trump benar-benar ketat namun banyak suara dari kawasan yang cenderung ke Demokrat seperti Detroid, belum dihitung.

Pennsylvania: Negara bagian ini memiliki 20 suara elektoral dan merupakan daerah pemilihan penting.
Trump memimpin sejauh ini namun banyak surat suara melalui pos belum dihitung dan hasilnya diperkirakan baru muncul Jumat (6/11/2020).

Pihak Republik bersiap mengajukan kasus legal dari negara-negara bagian ini.

Berbicara dari Gedung Putih pada Selasa malam, Trump mendeklarasikan kemenangan dan mengatakan akan melakukan gugatan lewat Mahkamah Agung terkait suara lewat pos, tanpa memberikan bukti apapun.

Baca juga: Donald Trump Klaim Menang di Pilpres AS 2020, Padahal Surat Suara Belum Selesai Dihitung

"Sejujurnya kami telah memenangi pemilihan ini," katanya di Gedung Putih.

"Jelas kami sudah menang di Georgia dan North Carolina. Kita menang di Pennsylvania dengan jumlah luar biasa," tambahnya.

"Ini memalukan negara kita," ujarnya, seraya menambahkan rencana untuk menggugat hasil pemilu di Mahkamah Agung.

Wakil Presiden Mike Pence mencoba untuk menetralisir pernyataan Trump dan menolak mendeklarasikan kemenangan dan menekankan bahwa semua suara suara yang masuk secara legal akan dihitung.

Baca juga: Benarkan Pilpres AS Berdampak Besar ke Indonesia? Pengamat Berikan Penjelasannya

Tim kampanye Biden mengatakan pernyataan Trump yang mempertanyakan legitimasi suara yang belum dihitung, "keterlaluan, belum pernah terjadi dan tidak benar."

Joe Biden meraih 209 electoral votes sementara Donald Trump dengan 112 electoral votes.
Joe Biden meraih 209 electoral votes sementara Donald Trump dengan 112 electoral votes. ((AP))

Joe Biden, dalam pidato di hadapan para pendukungnya di Delaware, mengatakan "tahun ini akan berjalan panjang".

"Tapi siapa tahu kita bisa bertarung mungkin sampai besok pagi, mungkin lebih lama!" cetus Biden.

"Ini belum selesai sampai semua suara, semua kertas suara dihitung," katanya dan menyebutkan bahwa "ia berada dalam jalur untuk menang."

Ditentukan Electoral Collage

Pemilihan presiden Amerika Serikat ( pilpres AS) berlangsung pada 3 November 2020.

Sebagaimana pilpres-pilpres sebelumnya kemenangan bukan ditentukan oleh suara publik ( popular vote) tapi Electoral College (Dewan Elektoral).

Setiap empat tahun, orang-orang yang duduk di Dewan Elektoral adalah yang sebenarnya menentukan siapa presiden dan wakil presiden baru AS.

Berikut adalah penjelasan apa itu Electoral College dan mengapa jadi kunci kemenangan di pilpres AS.

Ketika orang-orang Amerika pergi ke TPS, mereka sebenarnya memilih sekelompok pejabat yang akan menduduki Electoral College.

Baca juga: Sosok 5 Miliarder Indonesia Pemilik Bank Swasta, Chairul Tanjung hingga Hary Tanoe!

Baca juga: UPDATE Hasil Pilpres AS: Joe Biden Secara Mengejutkan Ungguli Trump di Michigan

Kata "college" di sini bermakna sekelompok orang dengan tugas bersama. Orang-orang ini disebut electors, dan tugasnya adalah memilih presiden serta wakil presiden.

Pertemuan Dewan Elektoral dilakukan 4 tahun sekali, beberapa minggu setelah hari pemilihan.

Bagaimana cara kerja Electoral College?

Dilansir dari BBC pada Rabu (28/10/2020), setiap negara bagian secara kasar punya jumlah electors sesuai jumlah penduduknya. Semakin banyak penduduknya, maka elector-nya semakin banyak.

Masing-masing dari 50 negara bagian AS ditambah Washington DC memiliki jumlah electoral votes yang sama dengan jumlah anggotanya di DPR ditambah dua Senator mereka.

California memiliki jumlah electors terbanyak yaitu 55, sedangkan negara-negara bagian yang berpenduduk sedikit seperti Wyoming, Alaska, dan North Dakota (serta Washington DC sebagai ibu kota) minimal punya 3, sehingga total ada 538 electors.

Setiap elector mewakili jatah satu electoral vote, dan capres harus meraup minimal 270 electoral votes untuk melenggang ke Gedung Putih.

Biasanya negara bagian memberikan semua suara Dewan Elektoral untuk capres yang memenangkan suara dari popular votes.

Misalnya jika seorang capres menang 50,1 persen suara di Texas, dia akan mendapat semua dari 38 electoral votes di negara bagian itu.

Oleh karena itu capres bisa menjadi presiden AS dengan memenangkan sejumlah negara bagian krusial, meski memiliki suara publik yang lebih sedikit dari seluruh negeri.

Hanya negara bagian Maine dan Nebraska yang menggunakan metode "distrik kongresional".

Calon Presiden AS Joe Biden.
Calon Presiden AS Joe Biden. (Brendan Smialowski / AFP via Tribunnews)

Artinya, satu elector dipilih di setiap distrik kongresional berdasarkan pilihan rakyat, sedangkan dua electors lainnya dipilih berdasarkan pilihan terbanyak rakyat di seluruh negara bagian.

Inilah sebabnya mengapa para capres menargetkan negara bagian tertentu, daripada mencoba memenangkan sebanyak mungkin suara publik di seluruh penjuru negeri.

Adakah capres yang kalah popular vote tapi menang pilpres?

Ada dua dari lima pilpres terakhir yang dimenangkan oleh capres dengan suara publik lebih rendah dibandingkan lawannya.

Terbaru, pada 2016 Donald Trump kalah hampir 3 juta suara publik dari Hillary Clinton tapi berhak menduduki kursi nomor 1 di Gedung Putih karena menang mayoritas di Electoral College.

Sebelumnya pada 2000 George W Bush juga menang di Electoral College dengan 271 suara, meski Al Gore dari Partai Demokrat unggul lebih dari 500.000 suara di popular votes.

Mundur lebih jauh ke belakang, ada tiga presiden lain yang menang pilpres walau kalah di popular votes yaitu John Quincy Adams, Rutherford B Hayes, dan Benjamin Harrison. Semuanya pada abad ke-19.(*)

Editor: Hasrul

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved