Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penanganan Covid

Kegiatan Vaksinasi Bakal Tertunda, Pemerintah Masih Tunggu EUA dari BPOM

Untuk kegiatan vaksinasi ke masyarakat, awalnya direncanakan pada November 2020 ini.

Editor: Alexander Pattyranie
iStockphoto/Halfpoint
Ilustasi pemberian vaksin. 

Demi mencapai efektivitas vaksin yang maksimal, Wiku mengatakan roadmap juga memperhatikan

cold chain atau rantai dingin vaksin, dan kapasitas SDM yang melibatkan beberapa jenis

tenaga kesehatan termasuk vaksinator.

IMUNISASI ANAK SEKOLAH - Petugas dari Puskesmas Ketabang saat akan melakukan vaksinasi kepada siswa SD Negeri Kaliasin V Surabaya pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Kamis (15/10/2020). Pemerintah Kota Surabaya menggelar Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan program imunisasi Measles Rubella (MR) dan Human Papiloma Virus (HPV) untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyakit campak dan penyakit rahim. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
IMUNISASI ANAK SEKOLAH - Petugas dari Puskesmas Ketabang saat akan melakukan vaksinasi kepada siswa SD Negeri Kaliasin V Surabaya pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Kamis (15/10/2020). Pemerintah Kota Surabaya menggelar Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan program imunisasi Measles Rubella (MR) dan Human Papiloma Virus (HPV) untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyakit campak dan penyakit rahim. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

"Telah disiapkan juga jejaring layanan untuk menjamin aliran distribusi dengan melibatkan lintas sektor,"katanya.

Di samping hal-hal yang telah disebutkan, Wiku menyatakan bahwa pemerintah telah mengkaji hal-hal penting lainnya yang tidak boleh diabaikan dalam persiapan vaksinasi nasional.

Hal ini bertujuan memastikan keamanan dan ketersediaan serta mekanisme penyuntikan vaksin dengan melibatkan pendapat dari berbagai elemen baik lintas kementerian dan lembaga.

"Kehadiran vaksin adalah angin segar untuk kita semua, tetapi hingga vaksin siap. Bahkan meskipun vaksin sudah ada dan siap, kita pastikan masyarakat dan pemerintah mematuhi protokol 3M yaitu memakai masker, menjaga
jarak dan mencuci tangan sebagai upaya pencegahan primer"pungkasnya.

Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriady dan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto mengenakan masker dan pelindung wajah melambaikan tangan saat tiba di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020). Ridwan Kamil bersama Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriady dan Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto menjalani sejumlah tes kesehatan dan tes usap di Puskesmas Garuda sebagai tahapan yang harus dilakukan oleh relawan vaksin sebelum dilakukan penyuntikkan atau uji klinis tahap III Vaksin Sinovac Covid-19. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriady dan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto mengenakan masker dan pelindung wajah melambaikan tangan saat tiba di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020). Ridwan Kamil bersama Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriady dan Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto menjalani sejumlah tes kesehatan dan tes usap di Puskesmas Garuda sebagai tahapan yang harus dilakukan oleh relawan vaksin sebelum dilakukan penyuntikkan atau uji klinis tahap III Vaksin Sinovac Covid-19. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Relawan Mundur
Terpisah, di Bandung, Jawa Barat, sebanyak 17 orang relawan uji klinis fase ketiga vaksin Sinovac mundur. Alasan 17 orang relawan itu mundur karena salah satunya ada yang sakit namun bukan karena efek vaksinasi suntikan pertama.

"Memang ada yang drop out, tapi bukan karena reaksi vaksin. Tapi karena memang pindah bekerja, ada penyakit lain umpamanya tipes sehingga dia tidak bisa melakukan imunisasi kedua sehingga dia drop out," kata Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari FK Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil.

Kusnandi merinci dari 17 relawan itu, tujuh diantaranya mundur karena pindah domisili dan tempat kerja. Sedangkan delapan lainnya karena sakit.

Namun sekali lagi ia menegaskan mereka sakit bukan karena efek vaksinasi dalam masa uji coba.

Kata dia ada 1.620 relawan yang mendapat suntikan pertama dan 1.650 relawan yang mendapat suntikan kedua. Ia mengklaim sejauh ini kondisi ribuan relawan baik-baik saja dan tidak ditemukan efek samping serius dan masih akan dilanjutkan.

Diharapkan pada tahun 2021 mendatang akan menunjukkan hasil yang menggembirakan.

"Kita harapkan dalam enam bulan ini akan segera menunjukkan hasil," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.

Ia yakin kerjasama dengan FK Unpad serta melibatkan BPOM bisa menambah keyakinan Bio Farma untuk mendapat hasil yang diharapkan. Kemudian, lanjutnya,

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved