News
Pelaku Pemenggal Wanita di Gereja Prancis Positif Corona, Ibrahim Issaoui Tak Dapat Diperiksa Polisi
Pelaku penyerangan di Gereja Prancis, Ibrahim Issaoui tak bisa diperiksa Polisi karena positif corona.
Seorang guru yang dipenggal kepalanya karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya sebagai bagian dari kelas tentang kebebasan berekspresi bulan lalu.
Pembunuhan itu mengejutkan negara itu dan mendorong tindakan keras baru terhadap politik Islam, tetapi juga seruan baru dari kelompok ekstremis untuk menargetkan Prancis.
Presiden Emmanuel Macron akhir pekan lalu berusaha meredakan kemarahan di dunia Muslim atas kebijakan anti-Muslim.
Dia mengatakan kepada Al Jazeera perannya sebagai penjamin sekularisme Prancis dan kebebasan berekspresi telah terdistorsi.
Turki telah memimpin seruan untuk memboikot barang-barang Prancis setelah Macron mengatakan akan membela hak untuk menerbitkan kartun yang mengejek agama.
Dalam sebuah langkah yang mempertaruhkan hubungan lebih lanjut dengan Ankara, Prancis pada Selasa (3/11/2020) mengatakan akan melarang kelompok ultra-nasionalis Turki yang dikenal sebagai Serigala Abu-abu.
Dipandang sebagai sayap partai yang bersekutu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Langkah itu diumumkan setelah pusat peringatan pembunuhan massal orang-orang Armenia selama Perang Dunia I dirusak dengan grafiti termasuk nama Serigala Abu-abu.
Ketika Prancis menangani ekstrimisme Islam di tanah air, pejabat Gallic mengkonfirmasi pasukan mereka di Afrika Barat telah membunuh lebih dari 50 jihadis dan menahan empat orang dalam operasi di Mali pekan lalu.
Tentara Prancis di wilayah itu juga menyita senjata dan peralatan dari para pejuang dalam operasi Jumat (29/10/202020).
Menteri Pertahanan Florence Parly men-tweet pada Senin (2/11/2020) malam sekali lagi menunjukkan bahwa kelompok teroris tidak dapat bertindak dengan impunitas.
Prancis mengirimkan serangan udara dan pasukan darat setelah drone yang memantau wilayah di Mali utara melihat konvoi pejuang dengan sepeda motor.
Sumber militer mengatakan operasi militer terpisah yang lebih besar berlangsung selama beberapa minggu di daerah dekat perbatasan Mali dengan Burkina Faso dan Niger.(*)
Tautan:
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Polisi Tidak Dapat Memeriksa Penyerang Gereja Nice, Dinyatakan Positif Covid-19, https://aceh.tribunnews.com/2020/11/03/polisi-tidak-dapat-memeriksa-penyerang-gereja-nice-dinyatakan-positif-covid-19?page=all.