Survei Indonesian Observer
Kekuatan Politik Mapalus, Mesin PDIP dan ODSK Dongkrak Elektabilitas AARS, Unggul 38,5 Persen
Pergerakan mesin PDI Perjuangan dengan 10 personel di Fraksi PDIP Manado, politik gotong royong (Mapalus) dan pengaruh ODSK
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Aswin_Lumintang
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Pergerakan mesin PDI Perjuangan dengan 10 personel di Fraksi PDIP Manado, politik gotong royong (Mapalus) dan pengaruh ODSK (Olly Dondokambey-Steven Kandouw) telah mendongkrak elektabilitas Pasangan Andrei Angouw dan Richard Sualang di Pemilihan Wali Kota Manado.
Terbukti sejak bulan Juni elektabilitas AARS terus naik, survei terakhir pasangan calon nomor urut 1 Andrei Angouw-Richard Sualang unggul di antara calon yang lain. AA-RS meraih 38,5 persen, paling tinggi.

Di urutan kedua, Mor Dominus Bastian-Hanny Joost Pajouw (Mor-HJP) dengan 25,9 persen. Lalu, Julyeta Paulina Amelia Runtuwene-Harley Mangindaan (Paham) 18,2 persen. Terakhir Sonya Selviana Kembuan-Syarifudin Saafa (SSK-SS) 6,1 persen.
Demikian hasil survei Indonesian Observer yang diungkap langsung Andre Mongdong, Founder Indonesian Observer di Hotel Quality Manado, Selasa (3/11/2020).
Andre Mongdong mengatakan, survei ini dilakukan 19-22 Oktober 2020. Menggunakan multistage random aampling dengan populasi 11 kecamatan. "Teknik sampling umum, diambil bertingkat acak. Kota kecamatan, turun kelurahan, lingkungan, rumah tangga, responden," kata dia.
Jumlah responden 522. Lalu margin of error 4,52 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dilakukan tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner. Andre juga menyentil soal dukungan sosok Jimmy Rimba Rogi alias Imba.
Ia mengatakan, Imba memberi pengaruh dukungan karena memiliki basis massa militan yang tidak banyak berubah. "Kecenderungan AA-RS naik 38 persen karena ada faktor pendukung militan Imba," kata dia.
Tagline Imba, satu komando. Sosok imba sebenanrya memiliki survei yang bagus, namun seiring masuk pilkada, Imba tenggelam karena diberitakan tidak bisa ikut pilkada. "Meski begitu militan Imba tetap ada," ujarnya.
Adapun dua basis pemilih yang cukup menonjol, yakni ASN pensiunan dan lansia. Dua basis pemilih ini kerap dikaitkan erat dengan salah satu paslon. Belakangan hasil survei basis pemilih hasilnya basis pemilih ini cenderung ke AA-RS ada 38 persen. Ada 26 persen ASN pensiunan ke Paham dan15 persen memilih MOR-HJP. Sementara SSK-SS didukung 6 persen, sedangkan 9 persen lainnya tidak memberikan jawaban. Kemudian Pemilih Lansia, justru 51 persen memilih AA-RS.

"Kecenderungan elektabilitas masing-masing paslon. AA-RS cenderung naik, Mor melambat cenderung stagnan, sementara Paham cenderung menurun," kata dia.
Hal itu sesuai hasil 3 kali survei yang dilakukan Juni, Agustus, dan Oktober 2020. Perkembangan elektabilitas AA-RS melejit. Pada Juni (28,9 persen), Agustus (30,8 persen) dan Oktober (38,5 persen). "AA-RS naik sampai sekitar 10 persen," kata dia.
Elektabilitas Mor-HJP cenderung stagnan. Pada Juni (24,1), Agustus (25,7), dan Oktober (25,9). Sementara Paham cenderung menurun, di Juni (12 persen), Agustus (20,5 persen), dan Oktober (18,2 persen).
Lalu, untuk SSK-SS, baru masuk survei di Oktober 6,1 persen. Adapun belum menjawab atau rahasia biasa disebut juga swing votter di Oktober 2020 sebesar 11,1 persen. Andre menjelaskan, kenaikan elektabilitas AA-RS salah satunya faktor kinerja sosilisisi, bahwa tim AA-RS mendominasi di semua kegiatan sosialisasi, baik tatap muka, media, dan medsos. "Jadi AA-RS ini banyak melakukan sosiliasi dan mendominasi," ujar dia.
Salah satu poin lainnya menyangkut kinerja Mor-HJP menyangkut bantuan ke masyarakat. Mor HJP terkonfirmasi paling banyak memberikan bantuan, apa kemudian berpengaruh ke elektabilitas. "Rupanya tidak terlalu," ujarnya.

Adapun, dalam survei terekam alasan pemilih menjatuhkan pilihannya ada beragam. Paling besar pilihan dijatuhkan kepada paslon yang dianggap peduli dan merakyat. Apakah di sisa waktu AA-RS bisa disalip lawan, atau tetap mempertahankan momentum kemenangan? Andre mengatakan, Pilkada Manado tetap dinamis. Tetap ada peluang lawan menyalip AA-RS, semisal adanya blunder politik.
Menurut Andre selaku peneliti, PDIP masih menjuarai perolehan suara dari masyarakat Manado, yakni sejumlah 61 persen. "Masyarakat Manado juga lebih memilih paslon wali kota dan wakil wali kota Manado dari PDI-P dibanding partai lain, yakni sebesar 38 persen," terang Andre.
Tentu berdiri di bawah naungan PDI-P membawa keberuntungan bagi paslon AA-RS. Terlebih elektabilitas paslon gubernur dan wakil gubernur Olly Dondokambey-Steven Kandouw juga sedang naik di Manado, yakni sebesar 65 persen.
Sejak bulan Juni 2020, elektabilitas AA-RS juga turut melejit. Pada bulan Juni AA-RS memiliki elektabilitas sebesar 29 persen, sedangkan pada bulan Agustus sebesar 31 persen. "Selanjutnya pada bulan Oktober ini elektabilitas AA-RS naik menjadi 39 persen," ujar Andre.
Baca juga: Hasil Lobi Prabowo, Jepang Siap Bantu Indonesia Lawan China di Laut China Selatan
Baca juga: Tiga hari Berturut-turut Kasus Corona di Indonesia di angka 2.000, Ini Kata Jubir Satgas
Baca juga: Perjalanan Hidup Joe Biden, Hidup dengan Keberhasilan Namun Anaknya Meninggal: Itu Tak Pernah Hilang
Pengaruh partai terhadap keputusan memilih masyarakat pun benar adanya. Hal ini ditunjukkan dari 56 persen pendukung Olly-Steven juga mendukung AA-RS. "Ada juga pendukung Olly-Steven yang memilih paslon dari partai lain di tingkat wali kota, namun presentasenya masih kalah dibanding yang memilih AA-RS," jelas Andre.
Para pendukung AA-RS pun terlihat mantap dengan pilihannya. Sebanyak 96 persen pendukung mantap memilih AA-RS pada Pilkada 2020 dan tidak akan mengubah pilihannya.
PDIP Terapkan Politik Mapalus
Prof Welly Areros, Analis Politik dari Unsrat menyebutkan, survei tersebut tak lepas dari strategi PDIP, termasuk saat akan dilakukannya penetapan paslon. Sejak awal PDIP tidak seperti partai lain, yang mana dalam penetapan paslon, PDIP tinggal menentukan di injuri time. Itu tentu sudah melalui pertimbangan dan kajian yang matang. Di mana itu merupakan strategi PDIP dalam memenangkan pilkada. Karena jika terlalu terburu-buru dalam menetapkan paslon pasti akan ada dampak.

Penetapan paslon di waktu akhir, sangat berpengaruh. Terlebih PDIP pada Pilkada Manado hati-hati karena lawan yang dihadapi mempunyai kekuatan yang cukup diperhitungkan.
Di Manado untuk penetapan pasangan calon harus dipertimbangkan secara matang. Apalagi sejauh ini Manado sangat sulit diukur siapa yang bakal menang, dikarenakan figur-figur yang bertarung memiliki kekuatan yang sama. Sehingga mekanisme PDIP kali ini berbeda.
Selain itu, kekuatan politik mapalus PDIP menjadi keuntungan tersendiri bagi AA-RS. Sehingga jika elektabilitas AA-RS terus meningkat itu menjadi tanda terus bergeraknya mesin partai.
Politik mapalus ini menjadi modal PDIP. Di mana semua kader bergerak memenangkan calon yang diusung. Nah, jika elektabilitas AA-RS meningkat itu tak lepas dari kerja keras mesin partai.
Adapun terkait hasil survei, masih berpotensi berubah sekalipun hanya akan bergerak sedikit. Hal tersebut mengingat waktu pelaksanaan pencoblosan tinggal 1 bulan lebih.
Dalam waktu 1 bulan lebih posisi bergesernya kekuatan masih ada sekalipun sedikit. Karena dalam waktu tersebut sangat singkat, sedangkan kekuatan parpol kelihatannya sudah stagnan. (ayo/ara/hem)