Upah Minimum Provinsi
Dampak UMP & Gaji PNS Tak Naik, Ekonom: Pemerintah Perlu Pertimbangkan Perluasan Bantuan Sosial
Josua mengatakan program-program bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat bawah dan menengah bawah masih berlanjut di 2021.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Upah Minimum Pekerja (UMP) di sebagian besar provinsi di Indonesia tak mengalami kenaikan.
Hal ini telah dipastikan oleh pemerintah. Sejalan dengan itu, gaji aparatur sipil negara (ASN) juga tidak naik pada 2021.
Josua Pardede selaku Kepala Ekonom Bank Permata menilai, dengan kebijakan tersebut maka diperkirakan pertumbuhan konsumsi masyarakat menengah masih relatif lambat dibandingkan periode sebelum pandemi.
Meski demikian, Josua mengatakan program-program bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat bawah dan menengah bawah masih berlanjut di 2021.
Meskipun tidak sebesar pada tahun ini, tapi setidaknya dapat menjaga tingkat konsumsi dari kalangan bawah.
Dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021, pemerintah menganggarkan perlindungan sosial sebesar Rp 110,2 triliun. Jumlah ini lebih rendah sekitar 45,9% daripada anggaran dalam program PEN 2020 senilai Rp 203,9 triliun.
Anggaran perlindungan sosial tersebut digunakan untuk PKH bagi 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), kartu sembako kepada 18,8 juta KPM, bansos tunai bagi 10 juta KPM, bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, dan kartu prakerja.
Kendati demikian, Josua menilai penemuan vaksin dan vaksinasi jadi kunci utama ekonomi.
Kata Josua, dengan asumsi bahwa vaksin sudah dapat didistribusikan pada semester I-2021, ekspektasi masyarakat kelas atas juga diperkirakan akan dapat pulih.
Dengan begitu, akan menopang tingkat konsumsi di semester II-2021, seiring dengan proporsi total konsumsi di golongan masyarakat ini yang mampu mencapai 40%-45% dari total konsumsi nasional.
Namun, apabila distribusi vaksin masih belum dapat optimal hingga semester I-2021, malah akan berakibat mendorong turunnya ekspektasi aktivitas ekonomi masyarakat.
“Maka pemerintah perlu mempertimbangkan perluasan bantuan sosial untuk kalangan menengah demi menopang tingkat konsumsi masyarakat secara umum,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (3/11).
Kata Josua, bantuan sosial yang diberikan pada tahun 2021 akan turut mendukung pertumbuhan pengeluaran pemerintah di tahun 2021.
Meskipun akan mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan tahun 2020.
Sementara itu, dari komponen pertumbuhan ekonomi lainnya yakni investasi, diperkirakan akan mampu tumbuh positif di tahun 2021 seiring dengan pemulihan ekonomi global.
Selain itu, didukung oleh deregulasi yang dilakukan pemerintah melalui Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.
“Pemulihan ekonomi global akan mendukung naiknya risk appetite dari para investor, sehingga investor asing akan mulai tertarik berinvestasi di Indonesia,” ujar Josua.
Dus, pemulihan ekonomi global diprediksi juga akan menopang harga komoditas utama Indonesia. Sehingga tingkat ekspor juga akan mengalami peningkatan.
Secara umum, Josua memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 3%-4% dapa 2021.
Baca juga: Trump Menang di Florida, Joe Biden Minta Pendukung Sabar di Delaware: Saya Optimis Tentang Hasil Ini
Baca juga: Pilpres AS Sengit, Ini Daftar Kekayaan Donald Trump dan Joe Biden, Siapa Paling Kaya?
Baca juga: 4 Zodiak Sumbu Pendek, Mereka Sangat Mudah Marah, Zodiakmu Termasuk?