UU Cipta Kerja
Lagi, Mahasiswa Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja, Kali Ini di Pemkot dan DPRD Kotamobagu
Puluhan mahasiswa Kota Kotamobagu yang mengatasnamakan gerakan mahasiswa peduli rakyat lakukan unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU - Puluhan mahasiswa Kota Kotamobagu yang mengatasnamakan gerakan mahasiswa peduli rakyat lakukan unjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Kotamobagu dan DPRD Kotamobagu, Selasa (3/11/2020).
Mereka datang dengan berjalan kaki, dikawal oleh patroli Sat Lantas Polres Kota Kotamobagu.
Mereka nampak membawa panji organisasi mahasiswa, serta tuliasan di karton putih berisi tuntutan mereka.
Tiba di depan kantor Wali Kota Kotamobagu, ternyata sudah ada penjagaan dari Polres Kotamobagu dan Satpol PP.
Baca juga: Berada di Atas 60 Persen, Elektabilitas CS-WL Jauh Tinggalkan JGE-VB dan RoSe
Baca juga: Herson Mayulu Imbau Warga BMR Selesaikan Polemik Pentas Pingkan Matindas Dengan Elegan
Baca juga: Promo Akhir Tahun Hasjrat Toyota, Uang Muka Mulai Rp 22 Juta
Di depan petugas, mereka berorasi bergantian menyuarakan tuntutan mereka, yang intinya masih soal penolakan UU Omnibus Law.
Selain itu, mereka juga menampilkan dua orang yang tangannya diikat lakban, dan mulutnya juga ditutup lakban.
Mereka juga sempat meminta agar Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kotamobagu keluar dan bertemu dengan mereka.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Kredit Perbankan di Sulut Tumbuh 1,03 Persen, DPK Naik 11,88 Persen
Namun lantaran tak berada di lokasi, permintaan pertemuan tak berhasil. Padahal sebenarnya ada Asisten I Pemkot Kotamobagu Teddy Makalalag yang siap bertemu, namun belum sempat, para mahasiswa langsung mengakhiri aksi mereka dan menuju ke DPRD Kotamobagu.
Dalam perjalanan, para mahasiswa tersebut tetap berorasi dan menyuarakan aspirasi mereka.
Tak terlalu lama, mereka pun tiba di depan Kantor DPRD Kotamobagu.
Di sana pun sama, ada penjagaan dari Polisi dan Satpol PP.
Baca juga: Ini Kata Anggota DPRD Minsel Tentang Pemangkasan Anggaran Harian
Mereka juga hanya berorasi sebentar dan kemudian membubarkan diri.
Beberapa spanduk yang mereka bawa di antaranya bertuliskan Omnibus Law memperkosa demokrasi, ada juga bertuliskan soal wahai peresiden pandang kami rakyat kecil, rakyat akar rumput, Cabut UU Omnibus Law, dan tuliasan lainnya.
Samsu satu di antara orator menjelaskan, aksi tersebut merupakan reaksi terhadap keputusan presiden menandatangani UU Omnibus Law.
Baca juga: VIDEO Asusila Diduga Anggota DPRD dari PDIP
Mereka menganggap bahwa, presiden sebagai pengambil keputusan tertinggi di negeri ini, tidak mendengarkan aspirasi rakyat yang sudah turun ke jalan menyuarkan penolakan selama hampir sebulan terakhir.