Penanganan Covid
Bantu Penelitian Dunia, Pria Ini Rela Tertular Covid-19, Keluarga Tak Tahu: 'Mereka akan Bangga'
Pria bernama Robert Hatfield menawarkan diri kepada ilmuwan untuk menularkan Covid-19 kepadanya demi membantu penelitian dunia.
Selain itu, penelitian tersebut juga akan membantu menguji obat anti-virus yang diberikan kepada pasien di tahap awal perawatan.
Dengan secara sengaja menularkan virus kepada relawan, ilmuwan tidak perlu menunggu seseorang "tertular virus" di komunitas, sehingga mempercepat proses penelitian.
"(Penelitian ini) sangatlah signifikan. Ini akan jadi percobaan pertama sejenisnya di dunia," kata Openshaw.
"Banyak pihak lain yang sudah berdiskusi untuk melakukan penelitian ini, tetapi menurut saya dukungan masyarakat untuk penelitian ini sangatlah kuat di Inggris," imbuhnya.
Apakah berisiko?
Hatfield mengaku paham apa yang mungkin terjadi jika ia terpilih menjadi salah satu peserta percobaan.
"Covid-19 bukan flu. Penyakit ini lebih intensif, lebih rumit. Saya tahu suhu badan akan meningkat, tenggorokan sakit, dan mungkin seluruh tubuh akan nyeri," kata Hatfield.
Akan tetapi, dia mengatakan tidak akan terkena penyakit "yang mengancam jiwa" dari percobaan ini.
"Ini mungkin adalah cara terbaik tertular virus karena kami akan diamati setiap waktu. Kami tidak akan menularkannya pada siapa pun. Selain itu, juga diawasi oleh pihak yang kompeten," sambung Hatfield.
Openshaw mengatakan, relawan hanya akan diberikan virus dalam dosis rendah untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan.
"Tujuan akhir penelitian ini bukanlah agar (relawan) demam tinggi atau hipoksia dan sebagainya. Kami berharap hal ini tidak terjadi karena kami berhati-hati dan memberikan dosis rendah," kata Openshaw.

Bagaimana dengan dampak jangka panjang?
Dampak jangka panjang penularan Covid-19 masih tidak jelas.
Walau kebanyakan pasien cepat pulih keadaannya, banyak juga yang melaporkan gejalanya bertahan selama berbulan-bulan.
Penelitian ini masih membutuhkan persetujuan resmi sebelum dapat dimulai Januari mendatang.