Info Kuliner
Agar Tak Bingung Menggunakannya, Berikut 3 Macam Sendok di Jepang yang Cocok untuk Jenis Makanan
Uniknya, ada beberapa fakta menarik akan makanan jepang dan tata caranya yang jarang diketahui orang di luar Jepang.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Orang Indonesia akrab dengan makanan khas Jepang.
Selain dijual di restoran, makanan jepang kini dengan mudah ditemui di pedagang kaki lima.
Uniknya, ada beberapa fakta menarik akan makanan jepang dan tata caranya yang jarang diketahui orang di luar Jepang.

Apalagi jika kari Jepang disantap dengan cara yang benar.
Tahukah kamu jika kari Jepang terasa lebih nikmat jika dimakan dengan sendok khusus?
Jika berkesempatan liburan ke Jepang, kamu mungkin akan menemukan beberapa jenis sendok di sana.
Termasuk sendok yang dijual di Daiso dan Can-Do, toko serba 100 yen yang cukup populer dikalangan wisatawan.
Kamu mungkin akan bertanya-tanya, kenapa sendok di Jepang didesain berbeda-beda?
Baca juga: Informa Lagi Promo, Diskon 50 Persen dan Casbhback hingga Rp 1,3 Juta

Rupanya, masing-masing sendok punya fungsi yang berbeda, lho.
Sendok di Jepang biasanya diproduksi di Tsubame, sebuah kota di Prefektur Niigata yang terkenal sebagai produsen alat makan berkualitas tinggi.
Jika kita memperhatikan beberapa sendok yang dijual pasaran di Jepang, ada tiga jenis yang terlihat berbeda seperti pada gambar di bawah ini.
Ada sendok futsu atau biasa, sendok Daiso dan sendok Can-Do.

Perbedaan ini bisa dilihat pada kokohnya bahan, besar lingkaran mangkuk dan bentuk pegangan.
Dikutip TribunTravel dari laman Soranews24, sendok yang dibeli di Daiso memiliki pegangan tebal, mangkuk kecil dan leher lebih lebar.
Sementara sendok dari Can-Do mangkuknya besar agak runcing dengan leher tipis dan pegangan tebal.
Berdasarkan penampilannya, sendok Daiso dianggap lebih cocok untuk menyantap kari karena tepinya datar, tidak terlalu runcing.
Mangkuk kari yang umumnya bulat dan lebar lebih cocok menggunakan sendok Daiso karena memberikan rasa yang lebih merata di lidah.
Baca juga: Meninggalnya Denok Istri Bang Ojak Tukang Ojek Pengkolan Bikin Heboh, Ini Profilnya!
5 Fakta Makanan Jepang, Masuk Daftar UNESCO dan Kunci Kelezatan
Orang Indonesia akrab dengan makanan khas Jepang.
Selain dijual di restoran, makanan jepang kini dengan mudah ditemui di pedagang kaki lima.
Uuniknya, ada beberapa fakta menarik akan makanan jepang yang jarang diketahui orang di luar Jepang.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut lima fakta tetang makanan Jepang yang jarang diketahui masyarakat Indonesia:
1. Makanan tradisional Jepang masuk daftar warisan tak benda UNESCO
Dikutip dari situs Healthyfoodtribe, washoku atau makanan tradisional Jepang masuk ke daftar warisan tak benda United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Washoku resmi masuk ke daftar UNESCO sejak 4 Desember 2013. Washoku sendiri bukanlah nama suatu hidangan tertentu, melainkan sebuah istilah.
Menurut situs Japan Times, wasoku terdiri dari dua suku kata, yakni ‘wa’ yang berarti Jepang, dan ‘shoku’ yang berarti makanan. Washoku merupakan istilah untuk semua makanan tradisional Jepang.
2. Sushi roll kurang digemari di Jepang
Dynamite roll, tuna roll, rainbow roll, nama-nama ini seringkali terlihat di menu restoran sushi di Indonesia.
Walaupun cukup banyak beredar, ternyata sushi roll lebih tenar di Amerika Serikat.
“Kami orang Jepang lebih suka sushi jenis nigiri. Sushi roll tetap digemari, tapi kalah tenar dengan nigiri,” ujar Ikeda orang Jepang sekaligus operasional manager Ootoya, sebuah restoran Jepang di Jakarta, kepada Kompas.com, Rabu (6/11/2019).
Ia juga menambahkan bahwa beberapa resep sushi roll yang terkenal tidak berasal dari Jepang, melainkan Amerika Serikat.
3. Kesederhanaan adalah kunci kenikmatan

Berbeda dengan masakan Indonesia yang penuh bumbu, masakan Jepang menghadirkan rasa yang cukup sederhana..
”Rasa asli bahan baku menjadi hal utama yang ingin kami tonjolkan. Karena itulah, terkadang beberapa makanan Jepang disajikan mentah,” ujar Ikeda.
Itu pula yang menjadi alasan mengapa orang Jepang sangat mengutamakan kesegaran bahan baku makanan.
Menurut Ikeda, restoran Jepang yang baik akan memperhatikan distribusi bahan bakunya.
“Kami sendiri (Ootoya) memastikan ikan kami tidak mengalami kenaikan suhu yang drastis,” ujar Ikeda.
4. Tokyo memiliki restoran berbintang terbanyak di dunia
Menurut situs Healtyfoodtribe, Tokyo adalah rumah bagi 302 bintang Michelin besar pada tahun 2017.
Ada 12 restoran di Tokyo yang dianugrahi tiga bintang Michelin dan 53 restoran lainnya dapat mengklaim dua bintang Michelin.
Bintang Michelin adalah penghargaan di bidang kuliner tingkat dunia. Rating dari Michelin dianggap sebagai rating yang paling bergengsi di dunia kuliner.
Sebagai perbandingan, Paris berada di posisi ketiga dengan 141 bintang dan New York berada di peringkat kelima dengan 88 bintang.
Dua kota Jepang lainnya masuk dalam lima besar daftar ini. Kyoto memiliki 135 bintang dan Osaka memiliki 116 bintang Michelin.
Bukan hanya masakan Jepang yang ditawarkan restoran ini. Banyak restoran berbintang Michelin di Tokyo sebenarnya menawarkan masakan Perancis.
Baca juga: Bunuh Pencuri yang Menyerangnya Pakai Pisau, Satpam Divonis 4 Tahun 6 Bulan Penjara
5. Berbeda daerah, berbeda pula cara masaknya
Layaknya di Indonesia, perbedaan daerah di Jepang juga menentukan cara masak yang digunakan.
“Tidak untuk semua makanan, tapi beberapa makanan berlaku,” ujar Ikeda.
Ia juga menambahkan perbedaan kondisi tiap daerah mempengaruhi proses memasak makanan.
“Contohnya sukiyaki, di Jepang regional Barat, sukiyaki akan di tumis terlebih dahulu baru dibumbu," jelas Ikeda.
Sementara di Jepang regional Timur, sukiyaki akan dibumbui dulu sebelum dimasak.
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Ketahui 3 Macam Sendok di Jepang Agar Tak Bingung Menggunakannya, Mana yang Cocok untuk Makan Kari?