Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Tekno

Peneliti Sebut Asia Tenggara akan Menjadi Kawasan Pertumbuhan Data Center Tercepat

Kawasan Asia Tenggara diperkirakan penggunaan data center akan tumbuh secara signifikan dalam lima tahun ke depan.

Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUNNEWS
Ilustrasi Data Center. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA  – Kawasan Asia Tenggara diperkirakan penggunaan data center

akan tumbuh secara signifikan dalam lima tahun ke depan.

Hal itu berdasarkan penelitian terbaru dari Digital Realty dan Eco-Business.

BERITA PILIHAN EDITOR :

Baca juga: Detik-detik Pelaku Habisi Nyawa Ipar Sepupu Presiden Jokowi, Anak Yulia Teriak Kata ini di Pemakaman

Baca juga: Lesti Kejora Dicium dan Dipeluk Rizky Billar, Sebut Persambungannya Lebih Mantap: Makin Bagus

Baca juga: Turki Uji Coba Sistem Senjata S-400 Buatan Rusia, Erdogan Tetap Bertekad Meski AS Keberatan

TONTON JUGA :

Dikutip dari Tribunnews.com, Asia Tenggara diproyeksikan akan menjadi kawasan dengan

pertumbuhan tercepat di bidang data center.

Dalam beberapa tahun terakhir, kawasan Asia Tenggara – dipimpin oleh Singapura – mengalami

pertumbuhan data yang eksponensial.

Berbagai perusahaan melakukan ekspansi secara cepat di kawasan ini, sehingga mendorong

permintaan terhadap infrastruktur IT yang kuat.

Dalam survei yang dilakukan terhadap lebih dari 200 orang pakar di Singapura, Malaysia dan

Indonesia dari Mei hingga Juli 2020, 96% responden mengindikasikan bahwa COVID-19 semakin

meningkatkan kebutuhan terhadap data dan menegaskan pentingnya teknologi digital dan data center.

Temuan-temuan sejalan dengan Data Gravity Index, penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini yang mengukur,

mengkuantifikasi dan menentukan implikasi dari ledakan data di perusahaan-perusahaan.

Data Gravity atau gravitasi data (efek gaya tarik dari kumpulan data besar atau aplikasi/layanan

sangat aktif terhadap kumpulan data atau layanan/aplikasi sangat aktif lain, seperti halnya

gravitasi yang menarik planet-planet atau bintang-bintang) diperkirakan akan meningkat

lebih dari dua kali lipat setiap tahun dari 2020 hingga 2024.

Asia Pasifik diperkirakan akan menghasilkan pertumbuhan tercepat dalam intensitas data gravity

di antara seluruh kawasan di dunia dan Singapura diperkirakan akan menjadi pasar dengan

pertumbuhan tercepat di antara 21 wilayah metropolitan yang dianalisa.

“Asia Tenggara telah muncul sebagai kawasan yang paling banyak diburu, dengan Singapura menguasai

sekitar 60% dari total pasokan data center di kawasan tersebut,” kata Mark Smith, Managing Director,

Asia Pacific, Digital Realty dalam keterangannya, Jumat (23/10/2020).

Di luar Singapura, Indonesia memiliki daya tarik sebagai destinasi investasi data center di kawasan

tersebut karena besarnya pasar domestik yang melek teknologi.

Indonesia juga menawarkan potensi yang sangat besar untuk menjadi produsen utama

energi terbarukan yang menegaskan kemunculannya sebagai hub data center berkelanjutan.

Menurut penelitian Digital Realty dan Eco-Business, responden menyoroti kurangnya

kesadaran menjaga lingkungan (71%), kurangnya investasi (65%) dan kurangnya kerja sama

dari pemangku kepentingan (61%) sebagai tantangan utama dalam upaya membuat data center

 yang lebih berkelanjutan.

Laporan ini menyoroti iklim tropis Asia Tenggara dan berbagai kesenjangan kebijakan

sebagai hambatan lain bagi pertumbuhan jangka panjang kawasan ini sebagai pasar 

data center yang kompetitif dan berkelanjutan. 

Singapura memiliki hambatan lain yakni luas areal yang terbatas, dibandingkan dengan

pasar-pasar lain di kawasan tersebut.

“Asia Tenggara adalah menjadi kawasan yang memliki negara-negara dengan pertumbuhan

ekonomi tercepat di dunia, dan pertumbuhannya yang pesat akan mengakselesari permintaan

terhadap layanan data,” ujar Jessica Cheam, Managing Director, Eco-Business.

“Dengan latar belakang ini, penyedia data center harus menemukan cara untuk memenuhi

kebutuhan tersebut sekaligus memastikan bahwa mereka memainkan peran dalam membantu

negara memenuhi target-target iklim mereka.”

Penelitian ini menegaskan bahwa kebutuhan terhadap proses pendinginan (cooling)

merupakan 35%-40% total kebutuhan energi data center.

Teknologi dan proses pendinginan yang hemat energi – termasuk pendinginnan dengan zat cair – merupakan

peluang besar bagi operator data center untuk mengurangi penggunaan energi dan biaya.

“Sangat menggembirakan melihat bahwa sebagian besar pelanggan di kawasan ini memandang

sustainabilitas sebagai pertimbangan utama saat memilih penyedia data center,” kata Digital

Realty Senior Director of Sustainability, Aaron Binkley.

“Hal ini sejalan dengan posisi Digital Realty dalam hal sustainabilitas dan komitmen kami untuk

membawa emisi kami sejalan dengan skenario perubahan iklim jauh di bawah dua derajat

sebelum tahun 2030. Kami percaya teknologi pendinginan akan menjadi game changer bagi

 data center, terutama di iklim tropis Asia Tenggara.”

Laporan baru ini juga mengidentifikasikan Indonesia dan Malaysia sebagai rising star atau

primadona yang berkembang pesat dan diperkirakan akan semakin meningkatkan pangsa

pasar data center di kawasan ini. Kedua negara ini menawarkan kemudahan akses dan biaya

masuk yang lebih rendah dibandingkan Singapura.

Keduanya juga memiliki basis pelanggan digital dan pelanggan melek teknologi yang berusia

muda dan berkembang cepat, yang mendorong pertumbuhan e-commerce dan industri teknologi

yang dinamis, serta meningkatkan kebutuhan penyimpanan data. Indonesia memiliki basis

pengguna internet keempat terbesar di dunia dan satu-satunya anggota ASEAN

dalam dalam kelompok G20.

Dalam hal potensi pertumbuhan berkelanjutan, Indonesia memiliki cadangan energi

geothermal (panas bumi) terbesar di dunia serta salah satu negara dengan garis pantai

terpanjang di dunia yang bisa mengakomodasi pembangkit listrik tenaga angin dan generator

arus pasang surut dalam skala besar.

Tenaga air saat ini merupakan sumber energi terbarukan terbesar di Indonesia, sedangkan

energi geothermal, biothermal, surya dan angin diharapkan akan mengalami pertumbuhan

eksponensial dalam beberapa tahun ke depan.

“Kami berharap whitepaper ini akan memicu perbincangan di kawasan ini dan lebih mendorong

dunia bisnis, pemerintah dan masyarakat lebih luas untuk mengambil tindakan dalam meraih

target bersama menciptakan ekonomi digital yang berkembang, sekaligus memastikan masa

depan yang tangguh dan berkelanjutan, ” kata Cheam.

(Tribunnews.com/Eko Sutriyanto)

BERITA TERPOPULER :

Baca juga: Rizal Ramli Puji Kerendahan Hati Jokowi, Hati Luluh Menolak Pinangan jadi Menteri: Saya Lemes

Baca juga: Baru Menikah, Indra Priawan Curhat Ditinggal Nikita Willy Syuting: Cepetan Pulang Kalau Bisa

Baca juga: Denok Meninggal Karena Terinfeksi Covid-19 di Tukang Ojek Pengkolan, Tika Bravani Pamit?

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Asia Tenggara akan Menjadi Kawasan dengan Pertumbuhan Tercepat di Bidang Data Center

https://www.tribunnews.com/techno/2020/10/23/asia-tenggara-akan-menjadi-kawasan-dengan-pertumbuhan-tercepat-di-bidang-data-center.

Editor: Eko Sutriyanto

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved