Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

ISIS Minta Pengikutnya Serang Arab Saudi, Perjanjian Normalisasi Dianggap Pengkhianatan

Kelompok ekstremis Daesh atau ISIS telah meminta para pengikutnya melancarkan serangan ke Kerajaan Arab Saudi.

Editor: Alexander Pattyranie
AFP via Serambinews
Kondisi Raja Abdullah Finance City dan jalan lingkar utara yang kosong karena pemberlakuan jam malam 24 jam di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi, Minggu (24/5/2020) dari udara. 

ISIS, yang pada puncaknya pada 2014 menguasai sebagian besar Timur Tengah yang mencakup

sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, kehilangan semua wilayahnya pada Maret 2019.

Mereka menderita serangkaian kekalahan militer dan pemimpinnya, Abu Bakr Al-Baghdadi, tewas

dalam operasi pimpinan AS pada Oktober 2019.

tribunnews
Karyawan perusahaan minyak Aramco berdiri di dekat instalasi yang rusak berat di pabrik pengolahan minyak Khurais Arab Saudi pada 20 September 2019 (AFP/File)

Posisi penting Arab Saudi sebagai pengekspor minyak utama yang memberi makan ekonomi dunia

berarti setiap serangan terhadap infrastrukturnya dapat menggema di seluruh dunia.

Meskipun sudah banyak yang terkuras, sisa-sisa kelompok tersebut terus menginspirasi serangan

di seluruh wilayah, yang menyebabkan kekhawatiran kemungkinan kebangkitan kembali.

Namun, seruan terakhirnya untuk menyerang Kerajaan itu tidak mengejutkan.

Insiden teror yang memiliki semua ciri khas operasi ISIS telah terjadi di kota Qatif dan Riyadh

dalam beberapa tahun terakhir ini.

Situs suci Islam tidak terkecuali.

Pada 2017, pasukan keamanan Saudi menggagalkan rencana penyerangan

dekat Masjidil Haram di Makkah.

Sebelumnya, pada 2016 terjadi beberapa pemboman di tiga kota Saudi, termasuk

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved