Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tragedi Bintaro 1987

Tragedi Bintaro 1987, Tabrakan Maut Kereta Api 225 dan 220, Ratusan Orang Tewas, Masinis Difitnah

Tragedi Bintaro 1987 adalah kecelakaan kereta api terburuk sepanjang sejarah. Makan ratusan korban jiwa. Nasib pilu bagi masinis Slamet Suradio.

Editor: Frandi Piring
Twitter
Tragedi Bintaro 1987 

Setelah menunggu beberapa saat, Slamet pun akhirnya memberangkatkan kereta sesuai instruksi.

Beberapa saat perjalanan, tak ada hal yang perlu dikhawatirkan karena tidak ada sinyal apapun yang Slamet terima.

Namun alangkah terkejutnya ia ketika dari arah berlawanan, tampak KA 220 dari stasiun Kebayoran.

Padahal Slamet sudah mengantongi PTP (Pemberitahuan Tentang Persilangan) yang seharusnya situasi sudah aman.

Tanpa pikir panjang, Slamet langsung menarik rem bahaya, namun usahanya sia-sia karena jarak kedua kereta sudah terlalu dekat.

"Saya terus narik rem bahaya, ternyata gagal, tidak bisa berhenti, tetep terjadi tabrakan," papar Slamet.

Akibat tabrakan itu, Slamet terpental di dalam lokomotif dan mukanya terkena remukan kaca.

Dalam keadaan setengah sadar, Slamet pun berusaha menyelamatkan dirinya.

"Kaki saya ngesot-ngesot tidak bisa jalan, akhirnya saya merambat melalui jendela," tutur Slamet.

Ia kemudian menjatuhkan diri ke tanah.

Dalam kondisi terluka parah, Slamet kemudian dibawa oleh seorang perempuan ke rumah sakit dengan mobilnya.

Meski wajahnya bersimbah darah, Slamet masih mengantongi PTP di sakunya.

PTP tersebut jadi satu-satunya bukti Slamet bahwa dirinya tidak bersalah.

Bercak darah di PTP itu membuat hakim percaya bahwa Slamet tidak loncat dari lokomotifnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved