Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan Tulis Pesan Manis dari Ruang Karantina, Tak Bisa Rayakan HUT Bersama Istri
"Saya adalah laki-laki yang paling beruntung karena mendapatkan istri yang tidak hanya cerdas dan cantik, tetapi juga punya hati yang begitu ikhlas."
Penulis: Yeshinta Sumampouw | Editor: Yeshinta Sumampouw
Apalagi, saat masih bertugas sebagai prajurit TNI, Luhut sering meninggalkan sang istri di rumah.
Meski kerap ditinggal bertugas, Devi Simatupang membuktikan dirinya mampu merawat anak dan cucu dengan baik.
"Maka dari itu, melihat anak-anak dan cucu-cucu saya tumbuh dengan baik, membuat saya merasa berhutang pada istri saya," ungkapnya.
Luhut seakan tak percaya memiliki istri seperti Devi.
Sosok yang cantik cantik dan cerdas seperti Devi, bahkan rela mengorbankan cita-cita demi mendidik anak-anak dan menjaga keluarga.
"Saya merasa selalu berhutang kepada istri saya bahkan sampai sekarang.
Sebagai anak seorang Menteri di zaman Presiden Soekarno, meninggalkan segala kenyamanan hidupnya tentu bukanlah hal yang mudah.
Tapi semua itu ia lakukan dengan ikhlas dan tanpa sedikitpun mengeluh," lanjut Luhut.
Sosok Devi Simatupang
Meski 50 tahun telah berlalu, Devi Simatupang tetaplah orang yang sama di mata Luhut.
"Dia tetap teman bicara saya yang terbaik,
perempuan yang selalu percaya kepada saya,
selalu mendukung dan memahami apapun tugas yang diberikan kepada saya," ungkapnya.
Ayah empat anak itu percaya, pencapaiannya saat ini tak lepas dari doa dan pengorbanan sang istri.
Janji
Melihat pengorbanan Devi Simatupang selama ini, Luhut Binsar Pandjaitan berjanji untuk menghabiskan masa tua bersama istrinya.
"Saya pernah berjanji padanya bahwa selepas saya selesai bertugas di 2024 nanti, saya tidak akan menjabat lagi.
Saya berpikir sudah waktunya saya menikmati hidup dengan fokus mengurus Yayasan Del, cita-cita hidup kami," lanjut dia.
Jauh di dalam hati seorang Luhut Binsar Pandjaitan, ada keinginan kuat untuk bisa memberikan teladan bagi orang lain.
"Saya ingin memberikan contoh bahwa sebagai pejabat negara,
jika sudah purna tugas alangkah lebih baiknya menikmati hidup dan tidak ikut mengurusi pekerjaannya lagi.
Karena saya percaya bahwa semua yang di bawah langit ada waktunya,
dan jika sesuatu memang ditakdirkan untuk tidak lagi menjadi milik kita,
mengapa kita harus terus mengejarnya?" ungkapnya.
Di akhir surat kecilnya untuk sang istri, Luhut menuliskan harapan.
"Semoga istri saya selalu sehat, tetap bahagia bersama saya,
sehingga kami bisa merayakan hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-50, tahun depan.
Selamat Ulang Tahun Istriku, I’m so Lucky to Have You," tutupnya. (*)
Tonton juga: