Terkini Daerah
Anggota DPRD Minahasa Ini Angkat Bicara Terkait Kasus Bentrokan Demo UU Cipta Kerja di Unima
Mahasiswa Unima adakan aksi itu karena merasa ada yang ganjal dengan pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
Penulis: Andreas Ruauw | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Belum lama ini terjadi kasus bentrokan antara personel kepolisian dengan magasiswa Unima saat demo UU Cipta Kerja.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Minahasa Deily Watulingas angkat bicara.
Menurutnya, mahasiswa Unima adakan aksi itu karena merasa ada yang ganjal dengan pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
"Kalau dari saya, aksi mahasiswa Unima tersebut punya alasan sebab berlangsung hampir di semua daerah di Indonesia, dan tuntutan mereka itu belum sempat disampaikan ke DPRD Minahasa,"ungkap Watulingas, Jumat (16/10/2020).
Menyangkut mahasiswa yang kena pukul, menurut perempuan dari Dapil 1 ini, bahwa dalam aksi mereka menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja sah-sah saja, karena memperjuangkan hak buruh di Indonesia.
"Jika kami di DPRD telah menerima aspirasi mereka, pasti akan diteruskan ke pusat. Sebab, kita ini wakil rakyat dan merupakan lembaga yang mewakili seluruh aspirasi masyarakat sehingga kami dengan senang hati berusaha menyampaikan aspirasinya.Karena fungsi kami adalah mendengar, menampung dan memerjuangkan aspirasi masyarakat termasuk mahasiswa,”ujarnya.
"Jadi, atas kejadian mahasiswa yang kena pukul tersebut, kiranya dapat diselesaikan dengan baik oleh pihak Kepolisian supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi tindak kekerasan yang dialami mahasiswa Unima," pungkasnya.
Sebelumnya, sejumlah mahasiswa Unima yang menamakan dirinya Aliansi Perjuangan Rakyat menggelar aksi demo, dengan tuntutan agar Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Minahasa mencabut UU Omnibus Law Cipta Kerja yang disahkan beberapa hari lalu.
Rencana mahasiswa ini akan bertolak ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Minahasa. Namun, belum sempat keluar dari kawasan kampus, mereka telah dihadang anggota Polres Minahasa di pintu gerbang Unima, Rabu (7/10/2020) kemarin.
Penghadangan tersebut menimbulkan kericuhan karena mereka masih berada di wilayah kampus, tapi tetap saja beberapa mahasiswa diangkut ke Mapolres Minahasa.
Bahkan, mendengar kabar ada sejumlah mahasiswa dipukuli dalam aksi tersebut.
BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:
Baca juga: PDIP Yakin Penolakan UU Cipta Kerja tak Berujung Pelengseran Jokowi, Kita Bukan Sistem Parlementer
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Disdik Bolmut Bentuk Tim Penilai Sekolah, Ini Yang Dilakukan
Baca juga: Buruh Tolak UU Cipta Kerja Bubarkan Diri setelah Bupati Bogor Bacakan Sikap Menolak Omnibus Law
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: