Ferdinand Hutahaen Mundur
Pilih Dukung Jokowi, Ferdinand Hutahaen Keluar dari Demokrat, Alasan Beda Prinsip dengan AHY
Politisi Demokrat berlatar belakang hukum ini, memilh keluar dari Partai Demokrat, dan telah mengutarakannya melalui media sosial.
Ferdinand lahir pada 18 September 1977 di Sumatera Utara.
Ia mengawali karier politiknya dengan menjadi relawan pendukung Jokowi.
Dalam penelusuran Tribunnews.com, Ferdinand pernah aktif sebagai anggorta Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP).
Pengakuan Ferdinand dalam acara Mata Najwa episode 'Barisan Para Mantan' pada 5 Desember 2018, ia mulai gabung menjadi relawan Jokowi pada 2012.
• Diduga Ada yang Siapkan Logistik hingga Bom Molotov, Polisi Cari Aktor di Balik Kericuhan
• Diduga Ada yang Siapkan Logistik hingga Bom Molotov, Polisi Cari Aktor di Balik Kericuhan
Asal Indonesia Ditangkap Militer Filipina, Diduga Kelompok Abu Sayyaf, Serangan Bom Bunuh Diri
"Saya dulu mengenal Pak Jokowi ini sejak beliau datang ke Jakarta membawa Mobil Esemka, waktu itu masih nongkrong di Taman Proklamasi, itulah awal saya mengenal beliau."
"Kemudian saya tertarik, sebetulnya siapa dan apa misinya, akhirnya sejak saat itu sering banyak yang kumpul, banyak dorongan politik yang muncul dari masyarakat langsung, tidak ada yang mengomando dari atas, akhirnya sekitar bulan Mei 2012 kalau tidak salah, adalah kongres relawan di Bandung yang pertama," terang Ferdinand sebagaimana dikutip dari Serambinews.
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean (KOMPAS.COM)
Setelah bergabung dengan relawan Jokowi, di awal pemerintahan Jokowi, Ferdinand mulai berbalik arah.
Ia mulai kerap melancarkan kritik ke Jokowi hingga akhirnya Ferdinand merapat ke Partai Demokrat.
Di Demokrat, Ferdinand diberikan posisi strategis oleh Ketua Umum DPP Demokrat saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat.
Saat Pilpres 2019, Ferdinand mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat V meliputi Kabupaten Bogor.
Sayangnya, ia tidak lolos ke Senayan.
Ia beralasan, tingginya ongkos politik membuat ia gagal menjadi anggota DPR.
"Saya sejak awal turun menjadi caleg saya tidak punya harapan dan tidak punya ekspektasi lolos sebagai anggota DPR terpilih."
"Cost tinggi dan saya tidak mau melakukan itu maka saya turun ke dapil terbatas sekali," ujarnya sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Setelah gagal menjadi legislator, di internal partai, karier Ferdinand juga menurun.