Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Alkitab

Kisah Daud, Raja Israel yang Dulunya Diasingkan oleh Keluarga, Hidup Dekat dengan Tuhan

Daud adalah moyang dari Yesus atau Isa al-masih menurut Injil Matius, Injil Lukas dan kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.

Editor: Rhendi Umar
istimewa
Kisah Daud, Raja Israel yang Dulunya Diasingkan oleh Keluarga, Hidup Dekat dengan Tuhan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dalam Kristen dan Yahudi sosok Daud merupakan raja kedua dan yang paling populer dalam kerajaan Israel.

Dalam agama Islam Nabi Daud menerima kitab Zabur, sementara dalam agama Kristen Daud menuliskan banyak Mazmur yang dikumpulkan ke dalam kitab Mazmur.

Daud adalah moyang dari Yesus atau Isa al-masih menurut Injil Matius, Injil Lukas dan kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya.

Masa hidupnya secara umum diperkirakan bertarikh ~1040–970 SM, pemerintahannya atas Kerajaan Yehuda di Hebron ~ 1010–1002 SM, dan pemerintahannya atas seluruh Israel ~ 1002–970 SM.

Menurut catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di wilayah Yehuda.

Ayahnya bernama Isai. Ia adalah putra bungsu dari 8 anak laki-laki Isai. Ia mempunyai 2 saudara perempuan (lihat bagian

"Saudara-saudara Daud" di bawah). Masa remajanya dilewatinya sebagai seorang gembala kambing domba.

Pada waktu ia masih muda, datanglah Samuel ke Betlehem.

Ketika itu Samuel sedang berdukacita karena Saul yang diurapinya menjadi raja pertama Kerajaan Israel melakukan sejumlah pelanggaran terhadap perintah Allah, sehingga telah ditolak oleh Allah sebagai raja atas Israel.

Karena itu Samuel disuruh Allah untuk mengisi "tabung tanduk"-nya dengan minyak, untuk mengurapi raja yang baru, dan pergi kepada Isai, orang Betlehem, sebab di antara anak-anaknya Allah telah memilih seorang raja bagi-Nya.

Samuel kuatir kalau Saul mengetahui rencana kepergiaannya dan akan menghalang-halangi bahkan membunuhnya, tetapi Allah telah menyediakan suatu alasan yang kuat supaya Samuel dengan aman pergi melaksanakan pengurapan itu, yaitu dengan membawa seekor lembu muda dan mengatakan: "Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN".

Ini bukanlah suatu alasan yang dicari-cari, melainkan suatu upacara pengurapan penting, apalagi pengurapan raja, harus disertai persembahan korban kepada Allah.

Setibanya di Betlehem, Samuel menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.

Lalu Isai memanggil putra-putranya satu per satu dan menyuruhnya lewat di depan Samuel.

Mulanya Samuel kagum melihat putra sulung Isai, Eliab, dan mengira dialah bakal raja yang harus diurapinya, tetapi Allah berfirman:

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved