Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Beda Dengan Unjuk Rasa Lainnya, di Bula, Mahasiswa & Polisi Sholat Zuhur Berjemaah di Lokasi Demo

Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan pemuda tersebut berorasi di depan kantor bupati setempat pada Sabtu (10/10/2020).

(KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY)
Mahasiswa dan anggota polisi melaksanakan shalat duzuhur berjamaah di depan kanto Bupati Seram Bagian Timur, Maluku Sabtu (10/10/2020). Shalat berjamaah yang diimami Penjabat Bupati Seram Bagian Barat itu dilakukan di sela-sela aksi unjuk rasa mahasiswa menolak Undang-undnag Omnibus Law Cipta Kerja di kantior tersebut 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hampir di seluruh Indonesia, terjadi aksi unjuk rasa yang sama yakni menolak Omnibus Law Cipta Kerja. 

Namun ada hal yang berbeda terjadi di Bula, Kabupaten Seram Bagian Utara. 

Unjuk rasa terjadi tanpa adanya gas air mata. 

Saat waktu zuhur mahasiswa pengunjuk rasa dan polisi melaksanakan sholat berjemaah di lokasi demo. 

Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan pemuda tersebut berorasi di depan kantor bupati setempat pada Sabtu (10/10/2020).

Saat aksi berlangsung, aparat kepolisian membagi-bagikan air mineral pada para demonstran.

Aksi unjuk rasa tersebut dimulai dari jalan protokol Bula dan ratusan massa bergerak ke kantor bupati.

Setelah berorasi sekitar satu jam, demonstran ditemui oleh Pejabat Bupati Hadi Sulaiman.

Di hadapan mahasiswa, Hadi berjanji akan menyampaikan tuntutan para mahasiswa ke pemerintah pusat.

Ketika masuk waktu shalat Dhuhur,

para demonstran shalat berjemaah bersama Kapolres Seram Bagian Utara dan sejumlah polisi yang mengamankan aksi unjuk rasa.

Shalat berjemaah di depan kantor bupati tersebut diimami oleh Pejabat Bupati Hadi Sulaiman.

Setelah berunjuk rasa di depan kantor bupati,

ratusan mahasiswa tersebut menuju ke kantor DPRD untuk berorasi dan menyampaikan tuntutan mereka.

Salah satu tuntutan yang mereka minta adalah DPR RI dan Presiden Joko Widodo segera membatalkan UU Cipta Kerja

karena dinilai tak memihak pada pekerja dan masyarakat.

Saat dihubungi Kompas.com, Ketua Umum PMII Bula Asrun Warawara mengatakan aksi mereka berlangsung damai.

Ia juga menjelaskan pejabat bupati dan DPRD berjanji untuk menindaklanjuti tuntutan mereka.

“Aksi kami tadi itu gabungan OKP, aksinya damai kami juga shalat berjamaah dengan polisi dan penjabat bupati."

"Tadi kami mendesak agar pemerintah dapat mencabu kembali undang-undang yang telah disahkan itu,

dan penjabat bupati dan DPRD berjanji menindaklanjuti tuntutan kami,” kata Asrun Warawara, saat dihubungi dari Ambon, Sabtu.

Hal senada juga diungkapkan Kapolres Seram Bagian Timur, AKBP Andre Sukendar.

Ia mengatakan tidak ada lemparan batu dan gas air mata saat aksi unjuk rasa di wilayahnya.

“Demo di sini berjalan lancar dan damai, tidak ada lemparan batu dan tembakan gas air mata tidak ada bentrokan,” kata Andre kepada Kompas.com melalui WhatsApp.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Rahman Patty | Editor: Khairina)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved