Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

China Tidak Terlalu Jadi Ancaman Dibandingkan Operator AS, Kapal Induk Ketiga Segera Diluncurkan

China memiliki dua operator dalam layanan dengan yang ketiga sedang dalam perjalanan.

Editor:
Imaginechina via South China Morning Post
Kapal induk terbaru China yang diberi nama Shandong ketika meninggalkan pelabuhan Dalian tempatnya diciptakan. Kapal yang diklaim produksi dalam negeri itu secara resmi ditugaskan pada Selasa (17/12/2019) 

Kapal induk AS dapat meluncurkan pesawat tempur, pembom tempur, pesawat pengintai dan kendali udara, dan bahkan angkutan kecil, sementara kapal induk China hanya dapat meluncurkan jet tempur dengan kemampuan serangan terbatas.

Operator China juga harus meluncurkan jet mereka satu per satu, sementara operator AS dapat meluncurkan dua jet dalam hitungan detik.

Kapal induk Shandong
Kapal induk Shandong ((cctv))

Sayap udara inferior

Ditambah dengan fakta bahwa pesawat tempur angkatan laut China saat ini, J-15 Flying Shark, diyakini sebagian besar lebih rendah dari rekan-rekan Amerika-nya.

Seperti kapal induk China, J-15 didasarkan pada desain Soviet.

Tidak dapat membeli pesawat tempur berbasis kapal induk Su-33 dari Rusia, China malah membeli prototipe Su-33 yang belum selesai dari Ukraina dan merekayasanya.

Hasilnya adalah sebuah kapal induk yang bermasalah.

Sementara prototipe memberikan kerangka yang bagus, itu tidak termasuk mesin Su-33.

China, yang dikenal kesulitan memproduksi mesin jet yang efisien, harus puas dengan versi domestik yang kurang bertenaga.

Mesin yang kurang bertenaga dan masalah mekanis lainnya mengakibatkan banyak kecelakaan, beberapa fatal, yang merupakan masalah yang pada satu titik seluruh armada J-15 dilarang terbang selama tiga bulan.

Misi yang berbeda

Perbedaan lain menambah kelemahan operator China.

Total sayap udara mereka lebih kecil (40 dan 44 di Liaoning dan Shandong dibandingkan dengan 60 dan 75 di kelas Nimitz dan Gerald R. Ford ).

Kapal induk China diyakini lebih lambat dan dapat beroperasi di laut hanya sekitar enam hari sebelum perlu mengisi bahan bakar, sedangkan kapal induk bertenaga nuklir AS dapat beroperasi terus menerus selama bertahun-tahun selama awaknya diisi ulang.

Terlebih lagi, orang China memiliki kurang dari satu dekade pengalaman dengan operasi kapal induk, sementara AS memiliki hampir satu abad pengalaman yang diperoleh dengan susah payah dari berbagai konflik di berbagai benua.

Sumber: Grid.ID
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved