China Tidak Terlalu Jadi Ancaman Dibandingkan Operator AS, Kapal Induk Ketiga Segera Diluncurkan
China memiliki dua operator dalam layanan dengan yang ketiga sedang dalam perjalanan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - China memiliki dua operator dalam layanan dengan yang ketiga sedang dalam perjalanan.
Yang pertama, Liaoning , ditugaskan pada 2012, sedangkan yang kedua, Shandong, ditugaskan pada Desember lalu.
Media pemerintah China telah berulang kali menampilkan kapal-kapal tersebut dalam video mencolok yang memamerkan kemampuan mereka, yang terbaru dirilis pada akhir Agustus.
Terlepas dari hype dan pujian yang dilimpahkan kepada mereka, operator China tidak terlalu menjadi ancaman dibandingkan dengan operator AS.

Dari semua senjata baru di gudang senjata militer China yang modern dan terus berkembang, hanya sedikit yang mendapat perhatian sebanyak kapal induknya.
Desain yang ketinggalan jaman
Baik Liaoning dan Shandong didasarkan pada kapal induk kelas Kuznetsov yang dirancang Soviet pada 1980-an.
Kapal yang menjadi Liaoning sebenarnya dibangun sebagai kapal induk kelas Kuznetsov untuk angkatan laut Soviet sampai pembangunannya dihentikan oleh pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.
China membeli lambung yang tidak lengkap dari Ukraina pada tahun 1998 dan kemudian melakukan reparasi selama hampir satu dekade dalam upaya untuk mengubah kapal tersebut menjadi kapal induk yang sebenarnya, menghapus beberapa sistem yang dirancang Soviet seperti persenjataan misilnya.
Shandong juga diupgrade.

Tapi satu peninggalan asal Soviet masih menghambat keefektifannya: jalur lompat ski.
Ski jump adalah bagian dari sistem Short Take-Off But Arrested Recovery, yang meluncurkan pesawat dengan memaksanya ke atas saat ia menurunkan kecepatan dek, memungkinkannya lepas landas dengan kecepatan kurang dari biasanya.
Kapal induk STOBAR datang dengan trade-off yang signifikan di mana pesawat harus ringan untuk lepas landas.
Ini berarti jet China hanya dapat membawa sedikit rudal dan memiliki kapasitas bahan bakar yang terbatas.
Sebaliknya, kapal induk AS menggunakan ketapel bertenaga uap (dan, akhirnya, bertenaga elektromagnetik) untuk meluncurkan pesawat, memungkinkan mereka lepas landas dengan muatan yang lebih berat.