Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Nasional

10 Pernyataan Kontroversi Menkes Terawan di Awal Pandemi, Salah Satu Salahkan Warga Beli Masker

Pernyataan dan respons dari Menkes Terawan Agus Putranto selama pandemi virus corona ini juga kerap menuai sorotan.

Editor: Rhendi Umar
Kolase Foto Tribunmanado/Istimewa
10 Pernyataan Kontroversi Menkes Terawan di Awal Pandemi, Salah Satu Salahkan Warga Beli Masker 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Nama Menteri Kesehatan RI tersebut memang sering disebut warganet, terutama sejak pandemi virus corona menyerang Indonesia.

Pernyataan dan respons dari Menkes Terawan Agus Putranto selama pandemi virus corona ini juga kerap menuai sorotan.

Alhasil belum lama ini, Najwa Shihab meminta Terawan hadiri acara Mata Najwa untuk memberi penjelasan soal kondisi pandemi di Indonesia, namun dia belum memenuhi undangannya.

Mengutip berbagai pemberitaan Kompas.com, berikut sejumlah penytaan dari Terawan selama pandemi virus corona di Indonesia.

1. Bersyukur Covid-19 tak terdeteksi.

Pernyataan ini disampaikan Terawan pada 11 Februari lalu, saat virus corona belum terdeteksi di Indonesia.

Terawan mengaku heran dengan wartawan yang terus-terusan mempertanyakan keberadaan virus corona di Indonesia. Ia memastikan pemerintah terus berusaha melakukan tes untuk mendeteksi Covid-19.

Menkes Terawan Agus Putranto
Menkes Terawan Agus Putranto (https://www.rctiplus.com/)

Terawan pun meminta masyarakat bersyukur karena virus corona belum terdeteksi di Indonesia.

"Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan. Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," kata dia.

Ketika itu sejumlah pakar dan epidemiolog sudah mempertanyakan kemungkinan Covid-19 masuk ke Indonesia, namun tidak terdeteksi oleh pemerintah.

2. Tak perlu panik

Saat kasus Covid-19 diidentifikasi dan semakin menyebar di Kota Wuhan, China, Menkes Terawan mengatakan masyarakat Indonesia tidak perlu panik, tetapi harus selalu waspada.

Ia mengingatkan masyarakat menjaga pola hidup sehat untuk meminimalisir kemungkinan terkena penyakit yang saat itu masih disebut sebagai pneumonia.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyarankan agar RSUD Dr Soetomo dan rumah sakit rujukan Covid-19 direlaksasi, Rabu (24/6/2020).
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyarankan agar RSUD Dr Soetomo dan rumah sakit rujukan Covid-19 direlaksasi, Rabu (24/6/2020). (SURYA/FATIMATUZ ZAHROH)

''Hasil pengkajian menunjukkan bahwa penyakit ini bukan disebabkan virus influenza dan bukan penyakit pernapasan biasa. Semua pasien di Wuhan telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Kita sudah dapat info mereka juga sudah diisolasi dan dilakukan penelusuran atau investigasi untuk mengetahui penyebabnya,'' kata Terawan, Jumat (10/1/2020).

3. Siaga satu

Menkes Terawan berharap masyarakat tetap tenang dalam menyikapi kabar persebaran virus corona yang berasal dari Wuhan, China.

Menurut dia, Kemenkes telah siaga satu dalam mengantisipasi masuknya virus corona ke Tanah Air.

"Saya akan cek semua, termasuk pintu-pintu masuk negara," ucap Terawan, seperti dikutip situs resmi Kemenkes, Jumat (24/1/2020).

"Kita sudah siaga satu ini, enggak ada tidurnya. Jadi tenang, saya bekerja membantu masyarakat untuk tidak usah khawatir," kata Terawan.

4. Klaim dipuji dunia internasional 

Menkes Terawan menyebut media asing telah memberikan pujian atas prosedur tetap (protap) Pemerintah Indonesia yang runut dan teratur dalam mengantisipasi virus corona

Terawan mencontohkan bagaimana negara lain tak sesiap Indonesia dalam mengantisipasi virus corona.

Misalnya Inggris, kata dia, di mana masyarakatnya tidak mengenakan alat pelindung diri (APD).

"Inggris saja di-bully. Kenapa? Karena supirnya saja tidak pakai masker, tidak pakai APD (alat pelindung diri) membawa warga ke tempat militernya itu 200 km lebih, tidak pakai APD. Nah, ini Indonesia lengkap semua, semua memakai keamanan yang baik," kata Terawan, Selasa (4/2/2020). 

5. Bantah riset Profesor Harvard 

Pada bulan Februari 2020, penelitian dari seorang profesor asal Harvard T.H. Chan School of Public Health Amerika Serikat menyebut Indonesia seharusnya sudah memiliki 5 kasus infeksi virus corona.

Dalam penelitian itu, Profesor Marc Lipsitch menyebut Indonesia kemungkinan memiliki kasus-kasus virus corona yang belum terungkap.

Ia memprediksi Indonesia menjadi salah satu negara yang belum memiliki sistem deteksi kuat untuk mengetahui keberadaan penyakit dengan nama resmi Covid-19. 

Menkes Terawan pun merespons hasil penelitian tersebut.

"Itu namanya menghina, wong peralatan kita kemarin di-fixed-kan dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS). Kita menggunakan kit (alat)-nya dari AS," kata Terawan

Ia menegaskan Indonesia sudah menjalankan prosedur sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh WHO.

6. Salahkan warga yang beli masker

Pada 15 Februari, Terawan kembali menyampaikan pernyataan kontroversial saat menanggapi melambungnya harga masker. Ia menyebut, harga masker mengalami lonjakan karena diburu masyarakat setelah munculnya virus Corona. Terawan pun justru menyalahkan orang-orang yang membeli masker.

"Salahmu sendiri kok beli ya," kata Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).

Terawan menilai orang yang sehat tidak perlu menggunakan masker untuk mengantisipasi virus.

Menkes Mayjen TNI Dr terawan Agus Putranto sebelum pelantikan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju.
Menkes Mayjen TNI Dr terawan Agus Putranto sebelum pelantikan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden Joko Widodo resmi melantik 34 Menteri, 3 Kepala Lembaga Setingkat Menteri, dan Jaksa Agung untuk Kabinet Indonesia Maju. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Seharusnya, kata Terawan, masker hanya digunakan oleh orang yang sakit agar tak menularkan penyakitnya ke lingkungan sekitar.

Hal itu sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Namun belakangan WHO pun merevisi ketentuan itu dan mewajibkan setiap orang untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

7. Penyebab masker mahal

Setelah dua kasus pertama virus corona di Indonesia diumumkan pada 2 Maret 2020, sempat terjadi peningkatan harga masker yang tinggi di Indonesia.

Menkes Terawan mengatakan, Senin (2/3/2020), tingginya harga masker seiring penyebaran virus corona tak bisa dilepaskan dari mekanisme pasar.

Terawan menuturkan, harga masker akan terus melambung selama masyarakat terus mencari masker di pasar. 

Ia tidak mengungkapkan solusi yang ditawarkan Kemenkes untuk menekan harga masker di pasaran.

Sementara itu, saat ditanya mengenai kepanikan publik yang menyerbu sejumlah pasar swalayan, Terawan tak menjawab.

"Yang bikin panik kamu kok," kata Terawan singkat sambil berjalan meninggalkan lokasi konpers di Kantor Kemenkes, Jakarta

8. DBD lebih mematikan

Menkes Terawan mengatakan permasalahan di Indonesia tidak hanya soal virus corona.

Menurut dia, salah satu penyakit yang justru lebih mematikan adalah demam berdarah dengue (DBD).

"Ini yang nyata, yang kita lihat paling mengancam jiwa manusia ini yakni DBD ini. Kita bahas dan bicarakan yang paling mengancam saat ini," ujar Terawan, saat berkunjung ke Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (9/3/2020).

"Bahwa permasalah di Indonesia bukan hanya corona, tapi ada penyakit yang justru lebih mematikan dan lebih berbahaya itu DBD," imbuhnya.

9. Bisa sembuh sendiri

Menkes Terawan juga pernah menyatakan teori soal virus corona. Menurut dia, Covid-19 merupakan penyakit yang akan sembuh sendiri.

"Dan saya merasa sangat berbahagia. Bahwa teorinya benar bahwa memang ini adalah self limiting disease yang akan sembuh sendiri. Penyakit yang akan sembuh sendiri," kata Terawan saat jumpa pers di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3/2020).

Hal ini dikatakan Terawan terkait tiga pasien positif Covid-19 di Indonesia yang telah dinyatakan sembuh.

Padahal, faktanya, banyak pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif.

Mereka yang mengidap penyakit penyerta atau komorbid, bahkan berpotensi besar meninggal dunia saat terinfeksi virus corona.

10. Karena tidak disiplin protokol kesehatan

Menkes Terawan mengatakan ketidakdisiplinan penerapan protokol kesehatan menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia. 

"Kuncinya cuma satu, kalau kita semua pakai masker dan jaga jarak itu nol kemungkinan untuk kena penularan. Itu dari WHO (World Health Organization)," kata Terawan dalam rapat kerja Komisi IX DPR, Kamis (27/8/2020).

Menurutnya, hal ini juga berlaku dalam meningkatnya kasus positif Covid-19 para tenaga medis.

"Mengenai meningkatnya kasus dan tenaga medis yang kena, ini adalah menyangkut pemutusan penularan dan infeksi dari Covid-19. Kalau sama-sama pakai masker, sudah turun mendekati 1,5 persen.

Begitu jaga jarak jadi nol kemungkinan untuk kena," ujarnya.

"Jadi kenapa masih kena ya, pasti karena tidak disiplin. Di situ celahnya," lanjut Terawan

BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:

Dapat Tingkatkan Kemampuan Penglihatan, Ini 8 Cara Menjaga Kesehatan Mata

Najwa Shihab Ungkap Alasan Wawancara Kursi Kosong: Menkes Minim dari Pers Sejak Pandemi Meningkat

Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu 7 Oktober 2020: Virgo Tingkatkan Penampilanmu Sagitarius Kamu Beruntung

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pernyataan Kontroversial Menkes Terawan di Awal Pandemi Covid-19

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menkes Terawan Trending di Twitter, Berikut Sederet Pernyataannya Selama Pandemi Corona

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved