Sejarah Indonesia
Cerita Ade Irma Suryani Berdarah-darah Sebelum Meninggal Ditembak Antek PKI: Kakak Jangan Menangis
Ade Irma meninggal pada tanggal 6 Oktober 1965 atau 6 hari setelah penembakan malam G30S PKI. Ini kata-kata terakhir mengharukan sebelum meninggal.
Namun sambungan telepon diputus, dan Johanna akhirnya bertemu dengan Tjakrabirawa yang mencari AH Nasution.
"Pak Nasution sudah 2 hari tidak di rumah!" kata Johanna kepada Tjakrabirawa.
Tjakrabirawa pergi, Johanna kemudian membawa Ade Irma ke RSPAD, meminta agar Yanti bersembunyi.
Beberapa jam kemudian, Yanti menyusul Johanna dan Ade Irma ke RSPAD.
"Saya lihat adik saya di situ, sudah berdarah-darah.
"Terus saya lihat dia, saya menangis, dia bilang, 'Kakak jangan menangis'.
"Terus dia tanya sama ibu saya, 'Mama, kenapa Ayah ditembak?'
"Itu yang terakhir saya lihat," kenang Yanti di hari meninggalnya sang Adik, Ade Irma Suryani.
Melansir dari INTISARI, ternyata ada sekitar tiga peluru menembus punggung si kecil Ade Irma.
Setelah pasukan Cakrabirawa meninggalkan kediaman A.H Nasution, Johanna dan keluarga langsung membawa Ade yang sudah bersimbah darah ke RSPAD untuk mendapat pertolongan.
Setelah menjalani operasi, lima hari kemudian ia dipanggil sang maha kuasa.
Sekarang kediaman A.H Nasution telah dijadikan Museum Jenderal Bear AH Nasution yang berisi diorama peristiwa pada malam mencekam itu.
• Cerita Ilham Aidit, Anak DN Aidit yang Hidup Sembunyi Marga Aidit Usai G30S: Hidup Saya Lebih Sulit
Tautan: