Sejarah PKI
Latar Belakang Pemberontakan PKI Madiun dan Para Tokoh yang Terlibat, Amir Syarifuddin hingga Muso
Pemberontakan di Madiun termasuk perang saudara, karena PKI berhadapan dengan Pemerintahan Republik Indonesia pimpinan Soekarno dan Mohammad Hatta.
Namun, PKI tidak dilarang dan terus berfungsi. Rekonstruksi partai dimulai pada tahun 1949.
Pemberontakan PKI di Madiun tidak bisa lepas dari jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pada 1948.
Pada saat itu, Amir Syarifuddin menandatangani Perjanjian Renville yang ternyata hasil perundingan tersebut sangat merugikan Indonesia.
Dalam buku Lubang-Lubang Pembantaian: Petualangan PKI di Madiun (1990) karya Maksum, berikut latar belakang pemberontakan PKI di Madiun:
Perjanjian Renville

Salah satu hal yang paling utama terjadinya pemberontakan di madiun karena Perjanjian Renville. Di mana dalam perjanjian tersebut Indonesia sangat dirugikan.
Belanda dianggap menjadi pihak yang paling diuntungkan dan pihak Kabinet Amir menjadi jatuh. Banyak sekali rakyat dan pemerintah yang menyalahkan Amir karena pada saat itu dia yang menjadi perwakilan Indonesia.
Dengan kemunduran Amir, Presiden Sukarno menyuruh Wakil Presiden Mohammad Hatta untuk kembali menyusun kabinet baru. Saat itu Kabinet Hatta tersusun tanpa keikutsertaan golongan sosialis maupun golongan kiri.
Pembentukan FDR
Saat itu Amir turun dari kebinetnya dan diganti oleh Kabinet Hatta. Merasa kecewa, Amir dan kabinetnya membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948.
Saat itu, Amir menjadi bagian dari partai oposisi di kabinet susunan Hatta. FDR merupakan golongan yang menyatukan komunis dan golongan sosialis kiri.
Partai Komunis Indonesia (PKI) berasal dari satu kekuatan Front Demokrasi Rakyat. PKI adalah partai yang memperjuangkan visi dan misinya untuk mendirikan negara sosialistis di Indoensia sesuai dengan apa yang tertera dalam anggaran dasar partai.
Pembentukan FDR tidak hanya terdiri dari sekelompok masyarakat yang tergabung, melainkan juga melibakan partai lainnya, seperti:
Partai Sosialis Indonesia
Partai Komunis Indonesia
Pemudia Sosialis Indonesia
Partai Buruh Indonesia
Sarekat Buruh Perkebunan Republik Indonesia
Beberapa partai yang tergabung dalam FDR memperkuat aksi yang dilakukan oleh Amir Syarifuddin dan kelompoknya untuk merebut kekuasaan kabinet pada sistem pemerintahan yang sedang berjalan pada waktu itu.