G30S PKI
Akhir Riwayat Musso Pimpinan Pemberontakan PKI 1948, Tewas Ditembak Brigade S di Sebuah Desa
Akhir riwayat Musso, pimpinan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) tahun 1948 di Madiun.
Karena itu, Muso mendapat mandat dari kominform untuk memimpin gerakan komunis di Indonesia.
Dengan haluan baru PKI harus menghindarkan Indonesia jatuh ke dalam lingkungan pengaruh Amerika.
Kedatangan Muso membawa perubahan besar bagi gerakan komunis di Indonesia.
Setelah tiba di Indonesia, Muso langsung menyusun doktrin bagi kekuatan komunis di Indonesia yang diberi nama "Jalan Baru untuk Indonesia".
Sesuai dengan doktrinnya, pada Agustus 1948 Partai Sosialis yang dipimpin Amir Syarifuddin dan Partai Buruh berfusi dengan PKI.
Pada bulan yang sama, Muso mengadakan pembaharuan struktur organisasi Politbiro PKI.
Muso mengecam keras kebijakan pemerintahan Kabinet Hatta.
Ia mengatakan bahwa dalam tahap perjuangan demokrasi baru, masih digunakan segenap aliran.
Akan tetapi pada kurun waktu tertentu mereka harus disingkirkan, karena hanya orang-orang PKI yang mampu menyelesaikan revolusi di Indonesia.

Pemberontakan di Madiun
Sejak awal September 1948, Muso bersama beberapa pimpinan PKI berkeliling ke daerah-daerah di Jawa, seperti Solo, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, dan Wonosobo.
Dikutip buku Sejarah Daerah Jawa Timur (1978), ketika Muso dan Amir Syarifuddin berada di Purwodadi mendengar kabar bahwa unsur pro-PKI telah mengambil inisiatif untuk melancarkan revolusi (pemberontakan).
Pada 18 September pagi, sekelompok rakyat Purwodadi mengibarkan bendera merah dan Muso berangkat ke Madiun.
Malam hari mereka tiba di Rejo Agung dekat Madiun dan menjumpai kenyataan bahwa organisasi PKI telah melancarkan coup d'etat di Kota Madiun dan sekitarnya.
Sejak saat itu revolusi komunis atau pemberontakan komunis sudah dimulai.
Selain pengambilalihan kekuasan di Madiun, mereka juga merebut kota-kota dan ibu kota karesidenan Madiun.