Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah Hari Ini

Sejarah Hari Ini: 23 Tahun Silam Terjadi Kecelakaan Garuda Indonesia Airbus A300-B4

Hari ini 23 tahun lalu, tepatnya 26 September 1997, Indonesia berduka atas kecelakaan pesawat Garuda Indonesia Airbus A300-B4.

TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
BERANGKAT KE JAKARTA-Pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 PK- GND membawa penumpang dari Samarinda menuju Jakarta di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto jalan Poros Samarinda- Bontang, Kalimantan Timur, Selasa ( 20/11/2018). Maskapai Garuda Indonesia bakal tambah frekuensi penerbangan Samarinda-Jakarta_ 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejarah hari ini pada 26 September 1997 terjadi kecelakaan Garuda Indonesia.

Hari ini 23 tahun lalu, tepatnya 26 September 1997, Indonesia berduka atas kecelakaan pesawat Garuda Indonesia Airbus A300-B4.

Pesawat tersebut jatuh dan terbakar di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Harian Kompas, 27 September 1997, memberitakan, pesawat dengan nomor penerbangan GA 152 itu mengangkut 222 penumpang dan 12 awak pesawat dan dilaporkan jatuh terbakar pada pukul 13.18 WIB.

UPDATE Harga Emas Antam Sabtu 26 September 2020, Berikut Rinciannya

Seluruh penumpang dan awak pesawat dilaporkan meninggal dunia.

Direktur Utama Garuda Indonesia saat itu, Soepandi, mengatakan, pesawat tersebut dipiloti oleh Capt. Rachmo Wiyogo meninggalkan Bandara Cengkareng pukul 11.30 WIB.

Pesawat A300-B4 yang diterima Garuda pada 17 November 1982 dengan nomor registrasi PK-dari GAI tersebut dijadwalkan tiba di Bandara Polonia pukul 13.58 WIB.

Sebelum terjadi kecelakaan, kontak terakhir dari pilot yang diterima oleh petugas bandara sekitar pukul 13.18 WIB dengan posisi pesawat menuju ke arah Bandara Polonia.

Selanjutnya, pesawat itu tidak terlihat lagi di radar.

Kronologi pesawat jatuh

Direktur Operasi Garuda Indonesia, Dharmadi mengatakan, lokasi jatuhnya pesawat berada di tanah datar dan sedikit berbukit, di dekat perkampungan.

Ia menjelaskan, pada saat pesawat mau mendarat, tingkat visibility (jarak pandang) sekitar 600 sampai 800 meter.

Diketahui, di sekitar daerah itu untuk keamanan terbangnya dengan ketinggian 7.500 kaki. Daerah aman ini sudah termasuk sektor 25 miles.

Menurut penjelasan dari jurnalis Kompas, Sahnan dan Surya Makmur Nasution, pesawat itu jatuh dan hancur dalam keadaan hangus terbakar, bahkan masih terlihat api menyala.

Para korban juga tidak bisa dikenali identitasnya satu per satu.

Untuk mengidentifikasi korban, pihak Garuda meminta bantuan para wakil keluarga korban untuk diberangkatkan ke lokasi kecelakaan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved