Kisah Aditya Calon Taruna Akmil, Ibunya Sopir Trans Jakarta, Ayahnya TNI AD yang Sudah Meninggal
Ayahnya yang merupakan seorang prajurit TNI telah meninggal dunia tahun 2003 silam. Ibunya adalah sopir Bus Trans Jakarta
Selama menjalani serangkaian seleksi sebagai Calon Taruna di Akmil Magelang, Adit pun masih kerap ingat dengan ibu, kakak, dan adiknya di rumah.
"Setiap di barak saya suka teringat. Ibu lagi apa ya, Dinda, kakak, adik, berangkatnya sama siapa, malam-malam perempuan. Jadi sebelum tidur saya suka kepikiran ibu, suka sedih saja," ungkap Adit.
Tak lupa ia berterima kasih kepada keluarganya di rumah, khususnya ibunya, atas segala doa dan perjuangan yang mengantarkannya selangkah lagi untuk menempuh pendidikan di Akmil Magelang.
Mengucapkan rasa sayang ke keluarganya, Adit meminta keluarganya untuk terus mendoakannya agar bisa kuat menjalani pendidikan di Akmil Magelang dan lulus dengan pangkat Letnan Dua.
"Kalau Adit keluar dari sini bisa banggain keluarga, bisa banggain Dinda, bisa banggain Mas Dika, bisa bikin ibu menangis, tapi menangis karena bangga.
Bukan karena kekecewaan ke Adit selama Adit di rumah," ungkap Adit yang kemudian menunduk menahan tangis.
4. Perjuangan sang ibu
Mengenakan seragam sopir Transjakarta, Ayu menceritakan perjuangannya membesarkan Adit dan dua orang anaknya yang lain.
Ayu menceritakan, dirinya ditinggal ayah Adit yang seorang tentara pada 2003 silam ketika tengah mengandung anak ketiganya.
Setahun setelah kematian suaminya itu, Ayu mulai berusaha bangkit dan berjuang dengan mencari pekerjaan.
Menjadi seorang sopir Transjakarta sekaligus seorang ibu dan juga ayah tidaklah mudah bagi Ayu.
Ia pun kerap harus menitipkan ketiga anaknya itu kepada kedua orang tuanya
Ayu bersyukur kedua orang tuanya mendukung perjuangan Ayu untuk membesarkan ketiga anaknya.
"Alhamdulillah saya dikelilingi keluarga yang semua sayang sama saya. Orang tua saya mendukung. Orang tua saya memberikan izin, karena menurut beliau, selain untuk sosialisasi, saya juga tidak harus terpuruk dengan keadaan seperti ini, saya harus berjuang, saya harus bangkit dengan keadaan saya harus membiayai tiga orang anak selain mendapat pensiunan dari almarhum," ungkap Ayu.
Bagi Ayu, keluarga adalah kekuatan lahir dan batin untuknya yang harus membesarkan dan membiayai ketiga anaknya.