Syekh Ali Jaber Ditikam
Penusukan Syekh Ali Jaber Diduga Diorganisir, Mahfud MD: Ada Pola yang Sama dengan Kasus Sebelumnya
Insiden penusukan terhadap ulama diduga terorganisir, yang terbaru korbannya Syekh Ali Jaber.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Baru-baru ini terjadi insiden penusukan terhadap Syekh Ali Jaber.
Kasus penusukan terhadap ulama ini diduga terorganisir.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menduga akan hal tersebut.
• Pendaftaran Kartu Pra Kerja Gelombang 9 Dibuka Hari Ini 17 September 2020, Ini Syarat dan Caranya
• Sosok Bripka Christin Batfeny, Polwan yang Tewas Ditabrak Wabub Yalimo, Kapolda: Saya Kehilangan . .
Pasalnya, Mahfud mengatakan, melihat kasus penusukan ulama yang terjadi sejak tahun 2016 sampai 2018, hingga akhirnya menimpa Syekh Ali Jaber, pelaku memiliki modus yang sama.
Oleh karena itu, ia menambahkan, kasus-kasus penusukan ulama akan kembali diusut.
"Selama 2016, 2017, 2018, ada kasus seperti ini selalu modusnya sama yaitu katanya sakit jiwa lalu hilang kasusnya," kata Mahfud di ruang VIP Bandara Minangkabau, Sumatera Barat, dilansir dari unggahan YouTube Kompas TV, Rabu (16/9/2020).

"Nah sekarang ini diselidiki lagi yang dulu-dulu itu, jangan-jangan diorganisir oleh orang yang sama. Kita juga membaca ini," tambahnya.
Mahfud melanjutkan, ada temuan pola yang sama dari kasus-kasus penusukan ulama.
Menurutnya, para pelaku selalu tinggal di dekat lokasi kejadian dan akhirnya dinyatakan gila.
"Bahkan hasil temuan seorang wartawan yang disampaikan kepada saya, hasil investigasinya ternyata di tempat-tempat itu pelakunya selalu sama polanya, tinggal di dekat peristiwa, rumahnya di dekat peristiwa kira-kira 500 meter atau 300 meter, lalu sering datang ke tempat itu sebelumnya, kemudian pernah ketemu orang atau siapa gitu."
"Lalu setelah itu dinyatakan gila," terang Mahfud.
Melihat hal itu, Mahfud memastikan, pelaku penusukan Syekh Ali Jaber akan dibawa ke pengadilan.
"Memang polisi boleh menyatakan itu gila sehingga tidak bisa diteruskan, tetapi boleh juga diteruskan dan diserahkan ke hakim. Hal ini akan diteruskan ke pengadilan," tegasnya.

Mahfud MD Perintahkan BNPT, Densus 88, BIN, Hingga BAIS TNI Selidiki Penusukan Syekh Ali Jaber
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, selain memerintahkan pihak Kepolisian untuk menyelidiki kasus penusukan pendakwah Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung, Minggu (13/9/2020), Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD memerintahkan BNPT, Densus 88, BIN, hingga BAIS TNI untuk menyelidiki kasus tersebut.
Ia meminta seluruh aparat tersebut untuk menyelidiki latar belakang tersangka penusukan hingga kemungkinan jaringan yang ada di belakang tersangka tersebut.
Hal itu disampaikan Mahfud dalam video yang diunggah lewat akun Instagram resminya, @mohmahfudmd, pada Senin (14/9/2020).
"Sampai saat ini, kami, pihak aparat terus akan menyelidiki bagaimana latar belakang dan apa jaringan yang ada di belakangnya anak ini (tersangka). Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh aparat baik itu aparat keamanan, aparat intelejen. Bahkan saya sudah minta BNPT kemudian Densus (88) bahkan BAIS, BIN, Kabaintelkam. Saya minta seldiiki kasus ini dengan sebaik-baiknya, setransparan mungkin," kata Mahfud.
Terkait dengan adanya spekulasi di masyarakat yang mengatakan tersangka pelaku penusukan menderita sakit jiwa, Mahfud menegaskan dirinya belum percaya dengan hal itu sebelum proses penyelidikan selesai.
Kita akan tahu dia sakit jiwa betulan atau tidak setelah diselediki. Kan ada tetangganya, ada jejak digitalnya. Kalau orang sakit jiwa jejak digitalnya kayak apa, kelurganya melihatnya kayak apa, tetangganya melihat kayak apa, teman-temannya melihatnya kayak apa. Baru kita dapat menyimpulkan dia sakit jiwa," kata Mahfud.
Selain itu ia juga memerintahkan seluruh aparat yang disebutkannya untuk melakukan pemetaan, pemantauan, dan memberikan perlindungan penuh kepada pendakwah khususnya para ulama.
Menurut Mahfud, apapun pandangan politik pendakwah tersebut, mereka harus diberikan perlindungan jika sedang berdakwah.
Mahfud mengatakan para pendakwah tersebut bagaimanapun telah berkontribusi membangun kebudayaan yang baik bagi masyarakat.
"Oleh sebab itu kepada semua aparat yang saya sebutkan tadi supaya dari sekarang terus melakukan pemetaan, pemantauan, dan perlindungan penuh kepada dai, terutama para ulama," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan pemerintah sangat peihatin atas peristiwa tersebut terlebih karena Syekh Ali Jaber dikenal karena dakwahnya yang bisa diterima semua kalangan dan tak pernah menyentuh soal politik.
Di mata Mahfud, Syekh Ali Jabber adalah orang yang khusus datang dari Timur Tengah dengan biaya sendiri dan bukan biaya pemerintah untuk berdakwah dengan baik di Indonesia.
Mahfud juga sempat mengenang pertemuan langsungnya dengan Syekh Ali Jaber pada 2011 lalu.
Ketika itu, kata Mahfud, ia bersama presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dan semua Ketua lembaga negara sempat mendengarkan ceramah Syekh Ali Jaber di rumah ketua DPR saat itu yakni Marzuki Ali.
Selain itu Presiden Joko Widodo, kata Mahfud, juga sempat mengundang Syekh Ali Jaber buka puasa dan salat bersama.
"Jadi orang ini orang baik. Oleh sebab itu orang-orang sebaik ini, jangan sampai mengalami hal-hal seperti itu. Sehingga semua aparat saya instruskikan agar bekerja dengan sebaik-baiknya. Saya sendiri Insya Allah akan menengok beliau sore ini," kata Mahfud.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sebut Ada Pola yang Sama dari Penusukan Para Ulama, Mahfud MD: Jangan-jangan Diorganisir