Ahok Bongkar Aib Pertamina: Singgung Utang dan Gaji Direksi
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali membuat heboh. Tak ada angin tak ada hujan.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali membuat heboh. Tak ada angin tak ada hujan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tiba-tiba membuka aib PT Pertamina (Persero), perusahaan minyak pelat merah di mana ia kini menjabat sebagai Komisaris Utama di perusahaan tersebut.
• Doa Bebas Hutang Agar Dimudahkan Melunasi, Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya
Berbagai persoalan diungkapkan Ahok, mulai dari para petinggi yang melobi menteri, hingga persoalan gaji direksi. Ia juga mempermasalahkan soal pencopotan jabatan, namun tidak ada perubahan gaji dari karyawan yang dicopot. Dia memisalkan jabatan direktur utama anak perusahaan Pertamina dengan gaji Rp100 juta lebih dicopot.
"Masa dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp75 juta. Dicopot, enggak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih," papar Ahok di akun YouTube POIN pada Senin (14/9).
Ahok mengakui sistem tersebut yang akan dia ubah di Pertamina. Selain itu, dia pun akan memotong birokrasi soal pangkat. Menurutnya, nantinya sistem pangkat akan melalui jalur lelang terbuka.
Hal lain yang disorot Ahok adalah pengelolaan utang di perusahaan minyak pelat merah tersebut. Ahok mengaku kesal karena Pertamina terlalu mudah menarik utang, padahal sudah memiliki beban utang yang tinggi. "Utang udah 16 miliar dollar AS. Tiap kali otaknya minjem duit. Saya kesel nih," ucap Ahok.
Tak hanya itu, Ahok juga membuka kekurangan perusahaan terkait pengelolaan sumber daya minyak. Menurut catatannya, setidaknya ada 12 titik minyak yang bisa dieksplorasi untuk produksi minyak di dalam negeri.
Namun, BUMN itu justru lebih memilih untuk terus memenuhi kebutuhan minyak di dalam negeri melalui keran-keran impor. Hal ini pun sempat mengundang kecurigaannya bahwa ada praktik kotor yang dilakukan diam-diam. "Ngapain di luar negeri. Jangan-jangan ada komisi beli-beli minyak," ungkapnya.
• Hati-hati Sering Pakai Masker Scuba & Buff saat Keluar Rumah, Benarkah Tak Bisa Tangkal Covid-19?
Tak ketinggalan, Ahok mengkritik soal kebiasaan direksi yang disebutnya suka melobi menteri. Aib ini diketahuinya saat pergantian direksi Pertamina beberapa waktu lalu.
Bahkan, ia sebagai komisaris mengaku tidak tahu menahu kalau direksi mau diganti saat itu. "Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri, karena yang menentukan itu menteri," ujarnya.
Di sisi lain Ahok juga sempat mengungkapkan kekesalannya soal BUMN Perum Peruri. Pasalnya, perusahaan percetakan uang ini diduga meminta dana Rp500 miliar untuk proses paperless di Pertamina.
"Saya lagi paksakan tandatangan digital. Tapi Peruri masa minta Rp500 miliar untuk proses paperless di Pertamina. Itu BUMN juga. Itu sama aja udah dapat Pertamina enggak mau kerja lagi. Tidur 10 tahun? Mau jadi ular sanca, ular piton?," ujar Ahok.
Ahok lantas menyinggung wacana membubarkan Kementerian BUMN dan mengganti seperti sistem di Singapura yang memiliki Temasek Holding. "Kalau bisa Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation," tuturnya.
Tanggapan Pertamina
Terkait semua pernyataan Ahok itu, VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyatakan perusahaan menghargai pernyataan Ahok karena itu sejalan dengan program restrukturisasi Pertamina.
"Kami menghargai pernyataan Pak BTP sebagai Komut yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan. Hal ini juga sejalan dengan restrukturisasi Pertamina yang sedang dijalankan direksi agar perusahaan menjadi lebih cepat, lebih adaptif dan kompetitif," ujarnya.