Berita Minsel
Desa Malola Satu Banyak Datangkan Buruh Pemetik Cengkih dari Luar
Desa Malola Satu di Kecamatan Motoling, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) hampir seluruh masyarakatnya berprofesi sebagai petani.
Penulis: Andrew_Pattymahu | Editor: Alexander Pattyranie
Para pekerja ini wajib juga menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid-19.
Selain itu dia meminta warganya untuk terus menjaga keamanan, ketertiban dan kedamaian.
Pastikan para pemetik yang datan dari luar desa tetap nyaman berada di Desa Malola Satu.
"Memperhatikan pergerakan harga cengkih saat ini yang tidak seperti dulu, maka sebaiknya kita melakukan
penghematan dan sedapat mungkin kita mendahulukan kebutuhan dan menunda dulu keinginan.
Siapa tahu harga cengkih akan naik lagi," kata dia.
Sementara itu Deivi Karamoy pemilik kebun cengkih di Kecamatan Tareran mengatakan pada masa pandemik covid-19,
pemerintah harus ada cara supaya ekonomi petani cengkih naik.
Jika harga cengkih hanya berkisar Rp 60 sampai Rp 70 ribu, petani tidak akan mendapat untung.
Jika memasuki masa panen raya dia menambah atau menyewa pemetik cengkih untuk membantu memanen hasil.
"Jika ada panen raya mereka (buruh pemetik) diberi honor Rp 5 ribu per liter dan akan dibayar setiap minggu," kata dia.
Satu orang pekerja bisa memetik sampai 90 liter dalam sehari.
Dulu ujar dia, satu liter untuk setiap pemetik diberi honor Rp 3.500. Tapi karena ada panen raya saat
itu honornya jadi Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu per liter.
Honor setiap pekerja ini sudah di luar makan siang dan uang rokok.