Berita Kriminal
Edo Kondologit Marah, Adik Ipar Tewas di Tahanan, Kaki Tertembak dan Dianiaya Para Tahanan
GKR, ditangkap atas kasus dugaan pencurian dan pembunuhan disertai pemerkosaan seorang nenek berusia 70 tahun pada Kamis (27/8/2020).
Mereka dengan memakai sejumlah kendaraan sambil membawa pamflet menerobos masuk sampai ke halaman Mapolres Sorong Kota.
Edo Kondologit ingin menuntut keadilan atas kematian adik iparnya di sel tahanan.
"Bapak polisi bisa melihat sendiri betapa sedihnya seorang ibu anaknya meninggal dalam keadaan tidak wajar dengan kaki tertembak dan dianiaya oleh para tahanan itu," beber Edo, dikutip dari Kompas.com.
Ia menilai tewasnya GKR di dalam tahanan tidak wajar.
Penyanyi asal Papua ini menyebut, polisi seharusnya sebagai pengayom masyarakat.
"Tetapi hal itu terbalik, polisi menganiaya dan membunuh itulah image dari masyarakat. Tolong polisi ubah itu," kata Edo Kondologit.
Edo berharap kasus tewasnya GKR agar diusut tuntas, termasuk jika ada polisi yang terlibat.
Berbelit-belit
Edo Kondologit tak terima dengan alasan pihak kepolisian yang melakukan dua kali tembakan pada mendiang George Karel Rumbino alias Riko.
Polisi memberikan alasan bahwa Riko ditembak karena dua kali melakukan upaya melarikan diri.
Edo tak bisa menerima alasan tersebut dan bertanya-tanya terkait keputusan polisi yang dianggapnya main hakim sendiri.
"Di dalam polres ya bukan d luar. Masih diproses ditembak itu alasan mau melarikan diri. Melarikan diri bagaimana, ditembak itu kedua kakinya," kata Edo Kondologit saat dihubungi, Senin (31/8/2020).
"Alasannya apa, seberat apa emang pelanggarannya sampai ditembak dua begitu, memang polisi ini hakim, nggak bisa begitu," tegasnya.
Edo juga mengatakan bahwa selama ini polisi terlalu berbelit-belit dalam memberikan keterangan kepada pihak keluarga.
"Berbelit-belit, mereka nggak pernah terbuka kok. Mereka alasan (dianiaya) karena tahanan. Loh tahanan ngehajar dibiarin?"