Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

China dan Kanada Akhiri Kerja Sama Pembuatan Vaksin Virus Corona, Ada Apa?

Pembauatan vaksin virus corona tersebut melibatkan perusahaan China, Can Sino Biologics, dan Dewan Penelitian Nasional Kanada.

Editor: Ventrico Nonutu
Shutterstcock/ipolitics.ca via Tribunnews.com
Ilustrasi China dan kanada 

TRIBUNMANADO.CO.ID - China dan Kanada akhiri kerja sama pembuatan vaksin virus corona.

Sebelumnya pembauatan vaksin virus corona tersebut melibatkan perusahaan China, Can Sino Biologics, dan Dewan Penelitian Nasional Kanada.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Kanada, Francois-Philippe Champagne, mengatakan hal ini tidak perlu dikaitkan dengan hubungan kedua negara itu yang sedang memanas.

Kasus Covid-19 Global 28 Agustus 2020: AS Mencapai 6 Juta, India 3 Juta

Vaksin Covid-19 akan Disuntik Sebanyak 2 Kali, Erick Thohir: Rentan Waktu Dua Minggu

Dilansir dari Reuters, (28/8/2020), Champagne bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, selama 90 menit pada Kamis kemarin di Roma.

Di sana, Champagne meminta Beijing membebaskan dua warga negara Kanada yang ditahan oleh China.

Kedua menteri itu juga "mendiskusikan pentingnya kerja sama global dalam menghadapi Covid-19, termasuk pencarian vaksin," menurut sebuah pernyataan.

Menteri Luar Negeri Kanada, Francois-Philippe Champagne, selama pertemuan dengan Presiden Latvia di Riga, 3 Maret 2020. Champagne pada Kamis, (27/8/2020), mengatakan berakhirnya kesepakatan Kanada dengan perusahaan China, CanSino, mengenai vaksin Covid-19 tidak perlu dikaitkan dengan hubungan kedua negara itu yang sedang memanas.
Menteri Luar Negeri Kanada, Francois-Philippe Champagne, selama pertemuan dengan Presiden Latvia di Riga, 3 Maret 2020. Champagne pada Kamis, (27/8/2020), mengatakan berakhirnya kesepakatan Kanada dengan perusahaan China, CanSino, mengenai vaksin Covid-19 tidak perlu dikaitkan dengan hubungan kedua negara itu yang sedang memanas. (GINTS IVUSKANS / AFP)

Dewan Penelitian Kanada mengatakan institusi itu mengakhiri kerja samanya dengan CanSino karena perusahaan itu tak punya wewenang untuk mengirimkan vaksin saat ini.

"Kita sedang melalui masa sulit" dalam hubungan bilateral, kata Champage kepada wartawan melalui panggilan konferensi jarak jauh dari Beirut, "tetapi saya tidak perlu membuat keterkaitan antara diskusi itu dan posisi Kanada atau China."

Hubungan kedua negara itu mulai memburuk pada Desember 2018 setelah polisi Kanada menahan Meng Wanzou, kepala bagian keuangan Huawei Technologies Co. Ltd., melalui surat perintah ekstradisi Amerika Serikat (AS).

Segera setelahnya, China menahan dua warga negara Kanada, Michael Spavor dan Michael Kovrig, dan mendakwa mereka telah melakukan spionase.

China juga memblok impor biji canola.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, pada Kamis (27/8/2020, mengatakan berakhirnya kerja sama vaksin tak ada hubungannya dengan hubungan diplomatik yang memburuk.

Champagne juga tidak mengesampingkan kerja sama dengan China atau perusahaan China mengenai masalah kesehatan atau Covid-19 kelak di masa depan.

"Dalam hal kesehatan global, terkait masalah seputar kesehatan global dan menangani masalah seputar Covid, saya pikir bijaksana bagi kami untuk berbicara satu sama lain," kata Champagne menambahkan.

Insitut Jerman: Vaksinasi bisa dilakukan awal 2021

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved