Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Ahok Di-bully Publik Gara-gara Pertamina Rugi Rp 11 Triliun, Ini Penyebab Terjadinya Kerugian

pertamina merugi Rp 11 triliun, Komisaris Utama Pertamina, Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama jadi sasaran bully netizen.

Editor: Frandi Piring
Instagram Ahok
membaca gesture Ahok saat ngobrol dengan Jokowi 

Pengelola akun @AnakLolina2 menulis kicauan, "Kadrun Bodoh, kerugian ini terjadi akibat kurangnya konsumsi BBM di masa sulit, otomatis tidak ada pemasukan bahkan rugi. Kenapa malah hujat Ahok? Maksudnya kalian kalau rizieq jd presiden lalu segalahnya berjalan lancar?"

Pengelola akun @ferwandes menulis kicauan, "Harga BBM gak turun masih rugi.wkwkkw Klo gak ada pak Ahok Pertamina bisa rugi 50 T loh...trimakasi pak ahok."

Pengelola akun @BayKadek menulis kicauan, "Ahok menurut gua wajar merugi orang" dlm 5 bln terakhirkan jarang keluar. Maka dari itu sobat kurun yg pinter" tolong otaknya di pake dikit jangan sampe bertitel tapi otaknya gak wkwkwk."

Pengelola akun @_go_ne_ menulis kicauan, "Untung ada Ahok Pertamina cuma rugi 11T, kalo nggak Pertamina bakal rugi 12T."

Pengelola akun @WisnuRamadi menulis kicauan, "Untung ada Ahok. Kalau tidak ada beliau, kerugian Pertamina bisa mencapai Rp 55 T."

Pengelola akun @gerendelopat menulis kicauan, "Ahok hebat donk."

Terdepak dari Daftar Fortune 500

Sebelumnya, Pertamina juga jadi sorotan lantaran terdepak dari daftar 500 perusahaan dengan pendapatan terbesar di dunia atau Fortune 500 tahun 2020.

Pemeringkatan itu dibuat Fortune, majalah bisnis global yang diterbitkan oleh Fortune|Money Group milik Time Inc..

Pertamina pun melayangkan surat resmi kepada pengelola Fortune Global.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, melalui surat tersebut, pihaknya ingin mendapatkan informasi terkait proses pemeringkatan daftar 500 perusahaan pendapatan terbesar dunia.

Pasalnya, apabila mengacu pada total pendapatan yang tertuang dalam laporan keuangan perusahaan pada tahun fiskal 2019, Pertamina seharusnya masuk daftar tersebut.

"Daftar yang dibuat Fortune Global 500 tersebut merupakan aksi monitoring pasif yang dilakukan Fortune, tanpa melakukan klarifikasi langsung kepada Pertamina. Dengan revenue yang diraih Pertamina pada 2019,

seharusnya kami masih terdaftar di posisi 198 Fortune Global 500," kata Fajriyah Usman dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (17/8/2020).

Fajriyah Usman menjelaskan, Pertamina membukukan pendapatan pada 2019 sejajar dengan peringkat ke-198, yaitu Nippon Steel Corporation dengan pendapatan 54,45 miliar dollar AS atau Rp 806 triliun (asumsi kurs Rp14.800 per dollar AS),

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved