Cerita Alkitab
Meneladani Kisah Boas dan Rut, Pasangan yang Sepadan Sesuai Kehendak Tuhan
Kebahagiaan mereka disempurnakan dengan rasa ucapan syukur, menyembah dan melayani Tuhan Allah.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Perjalanan cerita Boas dan Rut diakhiri dengan penutup yang “Happy Ending”. Mereka diberkati Tuhan dengan seorang anak, yang adalah kakek dari Daud.
Obed, anak mereka yang berarti “Menyembah dan Melayani Allah”. Kebahagiaan mereka disempurnakan dengan rasa ucapan syukur, menyembah dan melayani Tuhan Allah.
Boas (yang arti namanya: Keuletan, kekuatan) sering dilambangkan dengan Tuhan Yesus yang menebus dosa dan pelanggaran manusia, sedangkan Rut (yang arti namanya: Persahabatan) sering menjadi contoh seorang wanita bijak yang menghormati mertuanya.
Namun , seri pengajaran kali ini akan menceritakan sisi karakter Boas dan Rut yang berkaitan dengan bagaimana kita seharusnya mendapatkan pasangan hidup yang smart dan yang sepadan sesuai kehendak Tuhan.
Topik ini segera saya bahas karena begitu banyak anak muda yang jatuh dalam hubungan lawan jenis, tidak menjaga kekudusan dan tidak tunduk kepada nasihat ayah/ibu/kakak maupun pemimpin rohani. Selain itu, saya juga menekankan sekilas keluarga mertua Rut dan artinya.
Satu hal yang harus diingat bahwa nilai tradisi budaya yang diceritakan di Alkitab tidak harus dilakukan persis sama dalam keadaan akhir zaman yang modern ini, karena tentu nilai tradisi budaya masyarakat maupun bangsa berbeda-beda.
Selain itu, ada beberapa nilai tradisi di masa lampau yang sudah sulit dilakukan di masa kini. Namun, yang tetap kekal bisa dipelajari adalah maksud dari nilai-nilai itu ada, serta karakter dari pemain-pemain yang berada dalam lingkungan nilai-nilai tradisi tertentu.
Bagaimana sikap dan hati mereka meresponi serta menghormati nilai-nilai, itulah yang Tuhan perhatikan. Memang benar bahwa tidak semua nilai-nilai tradisi sesuai dengan nilai Kerajaan Allah, sehingga kita harus menyeleksinya.
Selain itu, tidak semua kisah yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Perjanjian Lama adalah benar dan berkenan di hadapan Tuhan. Jika kita cermati, selalu ada akibat/ ganjaran Allah atas apa yang mereka perbuat.
Bersyukur, Perjanjian Baru telah banyak membantu kita untuk menggali dan menangkap isi Perjanjian Lama secara utuh dan lebih dalam, mengenal hati Tuhan dengan benar dan mengenal nilai-nilai Kerajaan Allah yang dapat kita pelajari dalam Perjanjian Lama.
Sekilas keluarga mertua Rut
Naomi (arti: “manis”) dan Ehimelekh (arti:”Tuhan adalah rajaku”) adalah keluarga mertua dari Rut. Tidak sesuai dengan harapan arti namanya, keluarga itu hidup dalam kutukan dan keadaan hati yang negatif; Hal ini terbukti dari nama anak mereka, Mahlon( arti: sakit-sakitan) dan Kilyon (arti: dibuang jauh-jauh).
Mereka bukanlah orang tua yang berharap dan memberkati anak-anak mereka untuk menjadi apa hidup anak-anak mereka kelak. Ehimelekh bukanlah seorang suami dan kepala keluarga yang takut dan kenal akan Tuhan; Malah ia tiba-tiba meninggal sebagai orang asing di Moab. Mahlon dan Kilyon pun pada akhirnya meninggal. Sayangnya, Naomi belum mempunyai satu cucu pun dari menantunya, Orpa dan Rut. (Rut 1:1-5)
Naomi berniat seorang diri kembali pulang ke Betlehem, kota asalnya, karena ada kabar bahwa Tuhan telah melimpahkan makanan di sana. Namun Rut tetap bersikeras mengikutinya dengan berkata : "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, . . . bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; . . . Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (Rut 1:16-17)
Di Betlehem, Naomi masih saja memiliki hati yang negatif dan mengutuki dirinya dengan nama Mara (arti: “pahit”) (Rut 1:20-21). Hati manis yang berubah menjadi pahit.